***
"Nah udah kumpul semua kan?" Tanya Jaya sembari melihat teman-temannya. "Di absen dulu bu sekretarisnya."
Reva mengabsen semua anggota, tidak ada yg berhalangan hadir. Semuanya datang tepat waktu, yahh walau Raviv yg agak terlambat sedikit karna mencari kaos kaki sebelahnya yg hilang.
"Yg bawa motor siapa aja?" Tanya Baskara. Raviv, Haidar, Saira, Jaya, Arjuna, Satya, Ayu dan Adhinata mengangkat tangannya.
"Yg engga bawa motor bonceng yg lain ya."
"Shaletta, yok sama gw aja." Ajak Haidar, Stefano mencengkram belakang jaket Haidar.
"Ehh monyong lu yaa. Gw tetangga serta merangkap sahabat lo sejak tk, berarti jok belakang lo yg isi gw. Ga ada ya orang lain, jangan modus lo!" Sewot Stefano.
"Sat, gw sama lo ya?"
"Iye naik dah. Bayar loh ya bensin."
"Perhitungan anjir."
"Delisha, yuk sama mamak."
"Ayoo mak!!"
"Eits, Delisha ikut gw aja ya."
"Anjing lu. Asha, ikut gw aja lo."
"Syifa sama gw yaa."
***
Setelah menempuh perjalanan empat jam, rombongan anak muda itu sampai juga di desa yg di tuju. Hampir nyasar tadinya kalau tidak bertanya kepada seorang warga yg sedang mengangkat hasil panen padi.
"Sumpah, ga enak banget naik motornya Baskara!" Keluh Delisha begitu turun dari motor Baskara.
Baskara terkekeh. "Sorry ya del,"
"Makanya pake beat!" Adinata mensahut.
"Ora beat, ora sweet." Lanjut Arjuna sembari melepas sarung tangannya.
"Percuma motor gede mah ga enak buat bonceng cewe, nungging lagi. Mendingan beat kalo ngerem mendadak helmnya jedotan, aduh uwu bener." - Saira
"Ya namanya juga Baskara, tampang udah bejat masa ga pake motor keren." - Raviv
"Halah, motor modal minta ke ortu ga nanya gw. Nih liat, satria gw nih dari jaman smp sampe sekarang awet. Nabung lagi, aduhh idaman banget gw ini." - Haidar
"Pick me boys, diemin aja." - Shaletta
"Lihatlah Raviv, punya bmw dia anjir. Tapi tiap hari naeknya angkot, mentok ya beat." - Adhinata
"Persis di baleho kampanye, merakyat." - Ashalina
"Sesungguhnya pamer itu ga baik, tapi di keadaan tertentu harus pamer. Depan temen yg suka nyinyir misalnya." - Reva
"Udah-udah, malah bahasannya ngalor ngidul ga karuan jelasnya." Potong Jaya. "Kita ke rumah pak lurah, engga semuanya ya. Siapa aja yg mau ikut??"
"Lo, gw, Haidar, Reva, Shaletta, Arjuna, sama Ayu ya?? Ga usah protes yg gw sebut." - Baskara
"Ya udah. Sisanya di sini aja."
"Gw ikut!" Teriak Raviv.
"Hilih kintil, Reva ga bakal di ngap ya viv! Posesif bener!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Senja | Yangyang Lokal
Fanfiction‼️slow update‼️ Ini adalah cerita tentang Raviv yang tak pernah usai. Tentang hujan, senja, kopi dan rahasia di baliknya. Jika hujan turun, coba keluarlah. Hitunglah setiap buliran air dari langit yang jatuh membasahi bumi itu. Sebanyak itulah rasa...