Ada selipan cerita Arvin ya.
***
Seorang pemuda baru saja keluar dari kelasnya, pemuda itu Raviv. Ia hendak pergi ke kantin untuk membeli makanan, hanya makanan ringan karna ia masih ada kelas lagi. Pemuda itu duduk di bangku, sendirian tak ada siapapun yang menemaninya.
Tak lama kemudian, handphone Raviv berbunyi. Ada panggilan masuk berasal dari Arvin, Raviv mengernyit. Pasalnya Arvin sendiri jarang menelfonnya.
Pemuda itu tergerak untuk mengangkat telfonnya.
"Apa?"
"Bang bisa dateng gak ke sekolah?"
"Ngapain?"
"Gak bisa ya?"
"Gw ada matkul satu lagi, gimana?"
"Ya udah kalo ga bisa."
"Apaan dulu ini masalahnya? Lu pasti ribut kan?" Tebak Raviv.
"..iya bang ma-"
"Gw dateng, tunggu sepuluh menit lagi." Sambar Raviv cepat. Ia segera mematikan telfon secara sepihak, lalu menelfon Arjuna.
"Jun lu udah bubaran?"
"Udah. Baru aja keluar, kenapa?"
"Si bontot."
"Ok. Gw tunggu di parkiran, btw nebeng ya. Motor gw bannya bocor euy!"
"Iye gw otw ke parkiran."
Raviv segera berdiri, di koridor ia menemui teman sekelasnya.
"Bro nitip absen ya gw, ada urusan mendadak." Katanya lalu segera berlari menuju parkiran.
Di sana ia melihat Arjuna tengah duduk di atasnya, sambil memakai helmnya sendiri.
"Yang punya aja belom nangkring, lu udah duluan." Cibir Raviv, Arjuna nyengir.
Raviv segera naik ke atas motornya, lalu melajukan motornya menuju sekolah Arvin. Setelah beberapa saat mereka berdua di jalan, mereka telah sampai di parkiran sekolah Arvin.
Keduanya mulai masuk ke dalam sekolahan itu, seketika semua murid melihat mereka berdua. Seolah-olah mereka melihat oppa-oppa yang nyasar ke sebuah sekolahan. Juga rambut Arjuna yang ia semir menjadi warna silver, pemuda itu semakin terlihat seperti seorang idol. Sedangkan Raviv hanya mengecat warna rambutnya dengan warna merah yang agak gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Senja | Yangyang Lokal
Fanfic‼️slow update‼️ Ini adalah cerita tentang Raviv yang tak pernah usai. Tentang hujan, senja, kopi dan rahasia di baliknya. Jika hujan turun, coba keluarlah. Hitunglah setiap buliran air dari langit yang jatuh membasahi bumi itu. Sebanyak itulah rasa...