***
Matahari sudah terbit, tapi seorang gadis masih meringkuk di atas kasurnya. Gadis itu terbangun lalu meregangkan tubuhnya, kemudian ia melihat ke arah jam dinding yg terpasang di dinding kamarnya itu. Ia melotot, lalu terburu-buru bangkit dari kasurnya.
"ALLAHU AKBAR JAM DELAPAN! GOBLOK LIMA BELAS MENIT LAGI JAMNYA PAK SARIF, REVA GOBLOK!"
Reva segera berlari masuk kamar mandi, lalu hanya membasahi tubuhnya kemudian menyikat giginya. Setelah itu ia mengambil pakaian di lemarinya secara asal, persetan nanti tumpukan bajunya menjadi berantakan. Selagi bisa di bereskan nanti kenapa tidak?
"Ck gimana bisa telat sih anjir??!!!!" Kesal Reva sembari berdandan, biar gak terlalu keliatan kucel nantinya.
Kemudian ia menyemprot parfum sebanyak-banyaknya kemudian menyambar tas yg biasa ia pakai di gantungan, berlarian di dalam rumah kemudian menguncinya.
"Si anjeng, pesen gojek kelamaan. Bujang-bujang pada dah berangkat pasti- ARGHHHHHHHHH." Reva frustasi lalu menarik-narik rambutnya.
Beberapa kemudian ada sebuah motor yg terparkir tepat di sampingnya. Reva mengernyit, merasa tak mengenali pengendara motor di hadapannya.
"Butuh tumpangan?" Tanya pengendara yg ternyata adalah Jaya.
Tanpa pikir panjang Reva langsung naik ke atas motor Jaya. "Butuh banget. Buruan jalan!"
"Santai, ga akan di kejar rentenir kita kok."
"MANA BISA SANTAI, LIMA MENIT LAGI GW ADA MATKUL PAK SARIF. TELAT SEMENIT BISA DI HUKUM GW GA IKUT PELAJARAN NANTI GA MAU KETINGGALAN MATERI GW!"
Jaya terlonjak kaget, cowok itu memilih menuruti permintaan Reva. "Ketinggalan materi emang ga boleh, tapi keselamatan itu penting." Ujar Jaya sambil memberi sebuah helm berwarna pink. Reva menerima helm itu kemudian memakainya.
"Udah buruan berangkat- ini helm siapa sih?"
"Helm sepupu." Jawab Jaya lalu menyalakan motornya kemudian melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Reva refleks memeluk pinggang Jaya.
Hanya butuh dua menit mereka berdua sampai di parkiran kampus, setelah turun dari motor Reva segera melepas helm yg menempel di kepalanya. Lalu bergegas masuk ke dalam gedung fakultasnya.
"MAKASIH TUMPANGANNYA YA JAYA!!" Teriak Reva dari kejauhan.
Jaya tersenyum lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Iya sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Senja | Yangyang Lokal
Fanfiction‼️slow update‼️ Ini adalah cerita tentang Raviv yang tak pernah usai. Tentang hujan, senja, kopi dan rahasia di baliknya. Jika hujan turun, coba keluarlah. Hitunglah setiap buliran air dari langit yang jatuh membasahi bumi itu. Sebanyak itulah rasa...