***
Sore kali ini semua anggota posko bisa tenang, proker mereka semua sudah selesai. Tinggal menghitung hari lagi masa kkn mereka selesai, kini semuanya sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Saira sedang tidur di kasur depan tv, di sampingnya ada Delisha yg sedang meminum es milonya sambil menonton upin ipin di tv, Reva si beauty enthusiast sedang melihat review make up dan skincare baru yg harus ia coba kali ini berharap-harap ia di kirimi langsung produk yg baru itu dari brandnya sendiri, Syifa membaca novel milik Asha, Shaletta dan Asha memakan risol karya para bujang. Walau bentuk risolnya tidak jelas tapi rasanya oke juga.
Satya, Arjuna dan Raviv sedang menonton anime bersama memakai laptop Raviv, Jaya yg nyempil di antara mereka kepo katanya ingin melihat juga. Haidar, Stefano, Baskara dan Adinata yg bermain game online bersama.
"Itu yg ada tanduk itu siapa?" Tanya Jaya menunjuk ke layar laptop.
"Isshiki." Jawab Raviv yg masih fokus dengan layar laptopnya.
"Dia siapa? Kok bentukannya gitu sih?" Tanya Jaya sekali lagi.
Arjuna menghela nafas. "Lu kalo banyak tanya mending nonton upin ipin deh, berisik anjir!" Kesalnya lalu menatap layar laptop lagi.
"Anjir!" Satya kaget dengan adegannya.
"Wah wahh tuh anak kesurupan bahaya anjir!"- Raviv
Tenang sebentar kemudian, Arjuna Satya dan Raviv heboh lagi. "Anjir gw kira mati bareng-bareng!" Keluh Satya.
"Tisu mana tisu??? Sial mata gw ada airnya!" Arjuna kalang kabut mencari tisu kemudian bergabung lagi.
"Itu kenapa kucingnya ada asapnya? Lagi di sauna ya?" Tanya Jaya polos.
"Dia mau mati."-Raviv
"ANJIR MATI BENERAN!" Satya histeris lalu memeluk Raviv.
"Stress." Komentar Syifa lalu fokus dengan bukunya lagi.
"Lo bertiga heboh banget sih anjir?" Tanya Reva menatap tajam.
"Ya heboh lah, kurama mati." Sahut Raviv.
"Kurama? Siapa? Naruto tuh?"
"Iyaa. Mati dia, anjir sedih gw."
"Iya anjir. Innalillahi telah berpulangnya kucing oyen kami yg bernama kurama bin hagoromo otsutsuki, semoga tenang di alam sana."
"Datang sebagai bencana, pulang sebagai legenda. Terima kasih kurama udah nongol dari Naruto episode satu sampe Boruto episode dua ratus delapan bekas."
"Trus ini jalan ceritanya gimana anjir? Naruto kaga ada kucing oyen, rinnegan Sasuke di colok. Di Boruto kaya di nerf mereka njir, ga seru."
"Ah pusing ga paham." Jaya pindah ke kamar.
"Nama judulnya aja Boruto, ya fokusin mc lah anjir."
"Entar ada Boruto shippuden ga ya? Jangan-jangan tiap generasinya Naruto ada serialnya sendiri kali."
"Tapi entar Boruto nikah ama siapa ya anjir, menurut lo siapa?"
"Sumire?"
"Ga Sarada sekalian?" Tanya Raviv.
"Ya jangan anjir, anaknya over power entar. Tapi feeling gw tipe cewe kaya Hinata sih, lemah lembut gitu deh. Sumire kan juga gitu."
"Tetepan sih gw ship BoruSara , kawal ampe gede nih bos!" Seru Raviv.
"Nih ga ada apa yg nge ship Satsu?"
"Siapa?"
"Satya Tsunade."
"Stress. Nenek-nenek lu demenin anjir!"
"Biarin! Penting kenceng kaga keriputan!"
"Mendingan juga Izumi nying!"
"Mati muda lu demenin!"
"Ya udeh Mirai sekalian!"
"Ga ada ni yg demenin Sumire???"
"Pedo anjing lu!!!"
"Ya anying suka-suka gw lah demen bocah apa nenek-nenek!"
"Stress emang ni wibu tiga, gws deh." Komentar Haidar yg tentu tidak ada yg gubris.
"Ributin waifu doang mereka heboh bener, menurut gw muka-muka di anime sama aja beda warna kulit trus warna mata, rambutnya juga."
"B-baka!" Teriak Raviv dengan nada blushing ala-ala anime yg suaranya di imut-imutkan.
"Najis anjing!" Arjuna menoyor Raviv sampai terjengkang ke belakang.
"Wibu indo mah aneh, blushing di katain baka. Di katain tolol malah marah-marah ga jelas." Sahut Baskara.
"Gw pernah dulu coba acting cool kaya saskeh, gw rasa kece banget gw cool kaya saskeh gitu. Tau-tau-"
"Padahal mah di mata gw si Raviv acting cool kaya sasuke jatohnya kaya ijat anjir!" Potong Reva lalu seisi posko tertawa semua.
"Tch, nandayo koitse!" Kesal Raviv.
"Kalian semua hanyalah alat." Sambung Satya.
"Yamete kudalumping!"
"Kudasai dodol!" Koreksi Stefano.
***
Malam sehabis isya Reva lagi duduk di kursi kayu teras, keliatannya sibuk banget sama handphonenya itu. Gw samperin lalu duduk di sebelahnya. "Hey, what are you doing?" Sapa gw, dia menoleh lalu nunjukin isi direct message instagramnya. "Ada brand yg nanya shade complexion gw." Jawabnya lalu lanjut chatan lagi.
"Gw heran deh sama beauty vlogger, they have a lot make up stuff, kaya ga mungkin aja mereka pakai semuanya kan?"
Reva ketawa. "Ya gw akuin gw juga kadang kaya gitu, bingung sama make up gw sama skincare lainnya yg kadang ga kepake. Ya kalo buat skincare sama make up yg ga cocok gw bisa preloved. Ato engga ya gw kasih ke temen gw." Ungkapnya.
"Ada resiko ga sih gonta-ganti make up sama skincare? Semua di templokin gitu apa ga bingung kulitnya."
"Ya resiko ga cocok ada, tapi gw udah antisipasi sih kalo ga cocok suatu kandungan biasanya gw hindarin gitu. Bentar deh," Reva noleh ke gw. "Tumben banget lo kepo sama kaya gini?" Tanyanya heran.
Gw menggeleng. "Gak apa, pengen tahu aja."
"Ohh."
Sebenernya ga ada alasan gw mau nyamperin Reva, ya gw cuman mau confess. Keadaan emang mendukung sih tapi gimana ya, gw juga ragu-ragu. Confess kok tempatnya ga elit gitu, tapi gw harus coba.
"Oh iya, anu...i just want to tell something." Cicit gw pelan, anjir rasanya tuh jantung gw lagi marathon. Gw buang muka biat netralin kegugupan gw, abis itu gw tatap mata Reva teduh. Ada semburat warna pink di pipinya ga terlalu jelas. Lumayan mempan ternyata.
Gw dapet tips ini dari mami gw dulunya pas jaman gw sma yg saat itu nanya kenapa mami bisa sebucin itu sama papi gw.
"If you want her to trust you, look at her eyes sincere and shady gaze. Look at her as if she were your world"
"Apa?" Tanya Reva yg keliatan penasaran banget, menatap gw bingung.
"I-i want make this clear."
"Tell me."
"So...i..."
***
Jiakhhhh baru nongol lg, di bilangin jga slow update enieh😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Senja | Yangyang Lokal
Fanfiction‼️slow update‼️ Ini adalah cerita tentang Raviv yang tak pernah usai. Tentang hujan, senja, kopi dan rahasia di baliknya. Jika hujan turun, coba keluarlah. Hitunglah setiap buliran air dari langit yang jatuh membasahi bumi itu. Sebanyak itulah rasa...