Galina 18

53 30 42
                                    

✨Jangan Lupa Vote Sebelum Baca✨
.
.
.
✨Udah Vote kan?✨
.
.
.
✨Silahkan Lanjut Membaca✨

Seperti biasa, pagi pukul 06:00 Galang sudah memarkirkan motornya di halaman rumah Safina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, pagi pukul 06:00 Galang sudah memarkirkan motornya di halaman rumah Safina.

Sekarang rutinitasnya setiap pagi adalah menjemput wanitanya untuk pergi ke sekolah bersama.

Galang turun dari motornya lalu membuka helm yang ia pakai dan berjalan menuju pintu rumah Safina.

Tok..Tok....Tokk...

Galang mengetuk pintu rumah Safina. Tak butuh waktu lama pintu itupun terbuka dan menampilkan sosok Arsyad disana.

"Bosen gue tiap pagi bukain pintu buat lo mulu, besok-besok langsung masuk aja" Dumel Arsyad lalu berjalan menuju ruang makan.

Galang terkekeh lalu ikut mengekori Arsyad.

Sesampainya di ruang makan, Galang menyalami tangan Bunda.

"Sekarang Bunda kayanya harus bikin sarapan lebih nih, soalnya calon menantu Bunda dateng terus setiap hari" Gurau Bunda di akhiri kekehan.

"Nambah beban lo berarti ke sini Lang" Timpal Arsyad.

Galang terkekeh. "Kalo gue gak kesini, nanti Safina berangkat sama siapa"

"Ya sama gue lah, kan sebelum lo jadi pacar adik gue, gue ini tukang ojek dia"

"ULULULU ABANG, SOSWEET" Teriak Safina sambil berlari dari arah tangga.

"Jangan lari-lari nantin jatuh" Ucap Arsyad memperingati.

"Hehe, love you"

Galang ikut tersenyum melihat Safina yang tersenyum.

Sekarang Ia merasakan aura positif dan penuh kasih sayang. Aura yang sudah lama tak pernah Ia rasakan lagi, kini kembali.

Safina berjalan menuju bangku yang ada di sebelah Galang.

Galang yang tau Safina akan duduk di sampingnya langsung menarik bangku tersebut mempersilahkan Safina untuk duduk.

Safina tersenyum lalu duduk di bangku tersebut.

Merekapun menyantap sarapan yang di buatkan oleh Bunda.

*****

Ghifari memberhentikan motornya di pinggir jalan yang tak jauh dari rumah Safina.

Ia sengaja melewati rumah Safina untuk melihat apakah Abangnya menjemput Safina atau tidak.

Ternyata di dalam halaman rumah Safina sudah terparkir motor Abangnya.

Ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

GALINA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang