(16) Masalah yg terus mengalir..

16.7K 720 41
                                    

Aku hanya menunduk tanpa berani menatap sorot mata nya yg tajam melihat ke arahku dengan tatapan seakan ingin menerkam ku.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya wanita yg duduk di sebelahnya, ku lihat laki-laki itu ikut terkejut sama seperti ku saat ini. Tunggu, apa tadi katanya 'sayang' siapa wanita ini kenapa memanggil suamiku dengan panggilan sayang. "Kamu kenal sama pelayan ini?" Tanya nya lagi, aku memberanikan diri untuk menatapnya, ku lihat ali masih menatapku dengan tatapan yg belum berubah, tetap tajam. Mata kami saling bertemu namun sedetik kemudian ali mengalihkan pandangan nya kearah wanita itu "aku gak kenal kok?" Ucapnya, bagai tersambar petir di siang hari, hatiku hancur saat itu juga, ternyata suamiku sendiri malu untuk mengakui ku sebagai istrinya. Ku lihat laki-laki yg bersama ali pun sangat shock mendengar ucapan ali, tubuhku seperti ingin luruh ke lantai saat ini juga, aku benar-benar tidak menyangka ali tidak mengakuiku sebagai istrinya padahal selama ini aku mati-matian menjaga kehormatan ku sebagai istrinya tapi ternyata ini balasan nya padaku. Aku sudah tidak tahan berada disini, aku pun berlari keluar kafe dengan air mata yg sudah mulai keluar. Di depan pintu masuk aku menabrak seseorang. "Prilly?"

****
Ali POV

Siang ini aku putuskan untuk makan siang di kafe yg berada sedikit jauh dari kantor di pinggiran kota, dengan ditemani oleh rangga dan satu mahluk pengganggu Rena, sebenarnya aku sudah muak melihat wajah nya disini tapi rena terus saja memaksa untuk ikut, aku juga tidak habis pikir kenapa wanita ini selalu datang ke kantor ku setiap hari dan mengganggu ku seperti wanita jalang yg suka menggoda suami orang, meski pada kenyataan nya memang dia tidak mengetahui kalau aku telah menikah, aku pun belum berniat untuk memberitahukan nya. Akhirnya ku putuskan untuk mengajak rena ikut serta dengan kami. Sesampainya di sebuah kafe yg cukup asri dengan nuansa kayu yg menenangkan, kami pun masuk dan memilih meja yg ada di dekat jendela yg memberikan pemandangan ke sebuah taman kecil buatan yg ditumbuhi dengan mawar, aku jadi teringat prilly yg suka sekali dengan bunga mawar. Mengingat wajahnya yg polos membuatku tersenyum tapi sedetik kemudian aku teringat kejadian semalam yg membuatku muak dengan wajah polosnya itu. Pandangan ku tetap fokus pada taman di depanku ini saat rena memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan.

"mbak.. bisa minta menu nya?" Aku masih fokus memandangi taman mawar itu saat pelayan yg di panggil rena menghampiri meja kami dan memberikan menu nya pada ku, aku pun menoleh untuk mengambil menu yg di sodorkan padaku, seketika itu juga aku sangat terkejut mendapati pelayan yg berdiri di depan kami, ku lihat rangga pun sudah lebih dulu terkejut melihatnya. Ya prilly, istriku saat ini tengah berdiri di depan ku dengan memakai pakaian pelayan, ku lihat prilly pun terkejut menatapku. Shit! Apa yg tengah dilakukan nya disini, sungguh ingin sekali aku meneriakinya saat ini juga. Aku masih menatap nya tajam dengan emosi yg sudah menggebu-gebu yg ingin sekali segera ku keluarkan saat ini juga. Ku lihat prilly hanya menunduk takut tidak berani menatapku saat ini, sungguh aku sangat kecewa padanya saat ini.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya rena padaku, tunggu apa katanya tadi 'sayang' sejak kapan rena mulai memanggilku sayang, ku lihat prilly terkejut melihat rena memanggil ku dengan sebutan sayang, aku hanya diam bergeming tetap menatap prilly dengan tatapan tajam, ingin rasanya aku memarahi prilly saat ini juga dan meminta penjelasan padanya tentang apa yg dilakukan nya disini dengan pakaian pelayan seperti itu. "Kamu kenal sama pelayan ini?" Tanya rena, aku masih bergeming menatap prilly,Sesaat kemudian Mata kami saling bertemu namun sedetik kemudian aku mengalihkan pandanganku kearah rena yg menatapku bingung "aku gak kenal kok?" Ucapku dingin, entah kenapa tanpa bisa ku kontrol kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Ku lihat prilly memandangku nanar, mungkin dia pun terkejut akan ucapanku. Aku beralih melihat rangga yg memandangku tidak percaya. Aku tetap pada posisiku tenang meski amarah sudah menguasai ku saat ini. Ku lihat prilly berlari keluar kafe ini, Di depan pintu masuk ku lihat prilly menabrak seseorang dan mereka seperti terlibat suatu pembicaraan sesaat kemudian laki-laki itu memeluk prilly dan mengajaknya keluar entah kemana. Ingin rasanya aku mengejarnya dan mematahkan tangan laki-laki itu, berani nya dia memeluk istriku. Tapi entah kenapa rasanya kaki ku sulit sekali untuk di gerakkan hingga hanya bisa menatapnya dari tempatku.

"sakit jiwa tau gak lo! Gue saranin sebaiknya lo pergi ke psikiater deh Li! Brengsek lo?" Maki rangga dengan penuh emosi, aku sampai terkejut mendengar teriakan nya itu karna sebelumnya tidak pernah ku lihat rangga berani memarahiku seperti ini dan berhasil membuat para pengunjung kafe  memandang ke arah kami lebih tepatnya ke arahku.Oh shit! Ada apa dengan pria ini, berani nya memarahiku di depan umum seperti ini. Setelah memaki ku, rangga pun meninggalkan kami-aku&rena- Ku lihat rena menatapku bingung, "a-ada apa sebenernya ini Li?" Tanya rena bingung, tanpa menjawab aku pun pergi meninggalkan nya.

*****
Prilly POV

Aku masih terus saja menangis di pelukan deta, hatiku rasanya sungguh sakit saat ini jika digambarkan mungkin hatiku sudah menjadi kepingan-kepingan kecil yg berserakan tanpa bisa di satukan lagi. Sakit yg bahkan belum sembuh kini harus kembali tergores oleh luka yg lebih menyakitkan. Aku terus memukul-mukul dadaku yg terasa sesak saat ini, "prill, kamu bisa cerita semuanya sama aku, kalo kamu mau?" ucap deta yg terus berusaha menenangkan ku dengan terus membelai lembut punggungku, mungkin saat ini banyak orang berpikir aku ini istri yg tidak tau diri karna menangis di pelukan laki-laki lain, tapi saat ini hanya ini yg ku butuhkan berada di pelukan seseorang yg mampu menenangkanku. Aku terus saja menangis tanpa bisa berucap apapun, hanya air mata ini yg mampu menggambarkan perasaanku saat ini betapa sakitnya aku atas semua sikap ali saat ini. Tuhan, bolehkah jika saat ini aku menyerah karna aku benar-benar sudah tidak sanggup menghadapi nya. Suamiku sendiri dengan teganya menyakiti hatiku di depan wanita lain padahal selama ini aku selalu sabar ketika semua perlakuan buruknya padaku tapi hari ini ali benar-benar menguras habis kesabaranku. "Prill?" Panggil deta pelan, "aku mohon jangan bertanya apapun saat ini, biarin kayak gini dulu?" Jawabku memelas, ku dengar deta menghela nafas tapi kemudian mengusap lembut kepalaku. Bunda prilly benar-benar sudah lelah saat ini, prilly gak tau lagi harus gimana menghadapi ali. Maafin prilly kalo akhirnya prilly harus nyerah saat ini, prilly udah gak sanggup menahan semua rasa sakit ini.

***

Ali POV

Saat mengendarai mobil ditengah keramaian kota seperti ini, pikiranku terus saja kacau memikirkan prilly. Tentang sikap ku padanya membuat prilly semakin terlihat menyedihkan tadi, sungguh aku merasa laki-laki paling brengsek didunia ini dengan sengaja menyakiti hati istriku. Tapi lagi-lagi keegoisan ini bersorak menyemangatiku untuk tetap pada posisiku saat ini. Mungkin sudah saatnya aku harus membicarakan semua ini pada prilly, kalo boleh jujur aku pun merasakan sakit seperti yg mungkin prilly rasakan saat ini. Prilly harus menjelaskan semuanya padaku, ah sial jika mengingatnya emosi ini kembali menyeruak. Aku segera melajukan mobil ku untuk pulang, mungkin saat ini prilly sudah berada di rumah.

***
TBC

Udah ke jawab kan yah semua pertanyaan-pertanyaan nya? Mungkin ali khilaf dan prilly lelah... :(
Udah panjang belum? Udah dong yah..heheee

Kabur ahh kayaknya bakalan makin banyak haters nya ali nih...wkwklol

Keep Vomment guys... tangkyu:*

Sekenario TuhanWhere stories live. Discover now