Prilly POV
Setelah bersiap-siap kami pun berangkat ke rumah bunda dengan mengendarai mobil ali, perjalanan yg hanya memakan waktu 45 menit dari rumah kami hanya di isi dengan saling diam mungkin karna ali masih kesal denganku saat aku memutuskan ke rumah bunda dengan mengenakan kaosnya, entahlah saat ini aku benar-benar ingin sekali mengenakan kaos ali, terasa lebih nyaman.
Flashback
"Yakin prill kamu mau pake itu, baju kamu kan banyak prill" ucapnya kesal
"100% yakin.. prilly lagi pengen banget pake baju abang" ucapku dengan senyum yg terus mengembang, ali menatapku jengah.
"Tapi abang malu prill sama keluarga kamu, apa kata mereka nanti dikira abang gak pernah beliin kamu baju lagi" ucapnya bete, entah kenapa saat mendengar ucapan ali barusan mataku saat ini terasa memanas seperti ingin menangis rasanya. Tanpa terasa buliran bening lolos dari mataku.
"Yaudah kalo gak boleh" ucapku terisak sambil melepaskan kaosnya dari tubuhku. Ku dengar ali menghela nafas kasar.
"Oke, terserah kamu deh" ucapnya malas, aku melirik ke arahnya. Bisa ku lihat raut wajah nya yg coba menahan kesal.
"Makasih sayang" ucapku senang, mengecup pipi nya singkat.
Flashback endSampai akhirnya kami pun sampai di halaman rumah bunda. Dengan tergesa-gesa aku segera keluar dari dalam mobil menuju pintu utama rumah bunda. Aku menekan bel rumah, tidak lama keluar lah seorang wanita paruh baya yg masih terlihat cantik di usia senja nya kini.
"Prilly.. kok gak bilang-bilang mau kerumah?" Tanya bunda yg sedikit terkejut melihat kehadiranku.
"Prilly kangen bunda" ucapku yg langsung memeluk bunda senang.
"Yaampun masih aja manja" ucap bunda mengusap lembut kepalaku.
"Loh sama ali juga ya?" Tanya bunda saat menyadari ada ali yg tengah berdiri di belakangku.
"Iya bun" jawab ali, kemudian mencium punggung tangan bunda sopan.
"Yaudah masuk yuk" ajak bunda menyuruh kami masuk dengan aku yg masih setia memeluk bunda.
Sampai kami duduk di ruang keluarga pun aku masih betah memeluk bunda dengan menyenderkan kepala ku di dada bunda dan tangan yg melingkari pinggang bunda.
"Tumben banget kalian kesini berdua, ada yg penting ya?" Tanya bunda menatap ali penuh kebingungan.
"Ehm.. gak kok bun, katanya prilly cuma kangen sama bunda" jawab ali sopan, sedangkan bunda hanya ber-oh-ria menanggapi jawaban ali.
"Bunda masak apa hari ini? prilly kangen masakan bunda" tanyaku mendongak kearah bunda.
"Eum.. bunda cuma masak ayam bakar sama cah kangkung dan ada cumi tepung juga, kalo tau kamu mau kesini pasti bunda masakin yg lain deh" ucap bunda menyesal, mendengar ayam bakar nafsu makan ku langsung naik dengan segera aku berdiri dan berjalan menuju meja makan.
"Prill mau kemana?" Tanya bunda bingung, ku lihat ali juga menatapku bingung.
"Mau makan lah bun" jawabku santai, ku lihat ali dan bunda sama-sama melongo mendengar jawabanku namun kemudian mereka mengikuti ku ke meja makan. Aku mengambil tempat duduk di salah satu kursi menatap lapar melihat makanan yg tertata rapih di meja makan saat ini.
"Kalo cuma di liatin gimana mau kenyang prill" ucap bunda dari arah belakang, mengikuti ku duduk di sebelah ku. Ku lihat ali ingin mengambil tempat duduk di depanku namun belum sempat ali duduk, saat aku meneriakinya "abang, jangan duduk di situ" teriak ku, ali yg kaget hampir terjungkal ke belakang.
"Apaan sih prill!" Jawabnya kesal sambil memegangi dadanya.
"Duduk sini dekat prilly, bunda pindah ke depan sana" ucapku tanpa rasa bersalah, ku lihat ali dan bunda hanya melongo menatapku.
"Prill jangan gitu dong, gak enak sama bunda" ucap ali mengingatkanku, tapi aku tidak perduli.
"Udah..udah.. gak papa, pindah sini Li" ucap bunda. Kemudian mereka bertukar tempat duduk, aku hanya nyengir menanggapi tampang ali yg mencebik sebal sedangkan bunda hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Abanggg"
"Apa lagi!" Jawabnya kesal,
"Prilly mau makan" ucapku lirih, ku lihat ali menatapku kesal.
"Yaudah tinggal makan!"
"Mau nya di suapin abang" ucapku lagi sambil menarik-menarik kaos yg dipakainya. Kali ini ku lihat ali benar-benar kesal setengah mati terlihat dari caranya mengusap kasar wajahnya, namun itu justru membuatku semakin senang.
"Prill.." Panggil bunda lirih, sebelum bunda melanjutkan ucapanya aku sudah terlebih dulu menangis terisak.
"Kenapa sih cuma minta suapin aja gak mau hiks"
"Yaampun.. oke abang suapin" ucapnya kesal, dengan terus menggerutu kemudian ali mengambilkan makanan untuk ku.
Aku tersenyum senang melihatnya, ali pun menyuapi ku dengan senang hati aku menerima nya.
***
Ali POVHari ini prilly benar-benar membuatku darah tinggi dengan semua tingkah laku konyolnya. Seperti saat ini, saat kami memutuskan untuk menginap tadi sore tapi dengan gampangnya saat menjelang malam prilly merengek-rengek minta pulang padahal tadi dia sendiri yg merengek minta menginap dan sekarang dia juga yg merengek minta pulang.
"Prilly mau pulang bang" rengeknya di depan orangtua dan kakaknya. Aku hanya diam terfokus dengan acara telivisi yg kini sedang tayang. Sudah setengah jam lebih prilly merengek minta pulang dan tidak satupun yg menanggapinya.
"Abangg" rengeknya lagi dan kini dengan jurus andalan nya yaitu menangis, aku yg jengah mengalihkan pandanganku padanya.
"Ini udah malam prill, abang capek. Tadi sore abang udah ajak kamu pulang tapi kamu malah nangis minta nginap dan sekarang kamu nangis lagi minta pulang" ucapku mencoba memberi pengertian padanya.
"Emang kalo nginap disini kenapa sih dek?" Tanya rain yg ternyata ikutan jengah melihat sikap prilly saat ini.
"Mau pulang, hiks mau pulang bang hiks.." ucapnya semakin menjadi dengan tangisnya, dan menarik-narik kaos ku persis seperti anak kecil, aku yg jengah akan tingkahnya saat ini, segera berpamitan pada keluarga prilly. Sebelumnya bunda meminta maaf kepadaku atas sikap prilly, aku hanya mengangguk kemudian berlalu masuk ke mobil dengan prilly.
"Kalo kayak gini gimana abang gak mau marah coba!" Teriaku frustasi menghadapi sikapnya saat ini.
"Maaf" ucapnya lirih.
"Gak tau lah harus gimana lagi sama kamu sekarang prill!" ucapku penuh emosi. Dan segera melajukan mobil dengan kecepatan penuh.
***
Aku terbangun dari tidurku saat aku merasakan prilly terus bergerak dalam tidurnya.
"Yaampun prill kenapa lagi sih, bisa gak tenang sebentar" ucapku kesal tanpa menoleh ke arahnya yg memang posisiku saat ini membelakangi nya. Namun seperti tidak mendengarkan ku prilly masih terus bergerak, yg membuatku terpaksa bangun dari tidur ku dan duduk menatapnya.
"Kamu kenapa sih sebenarnya hah!" Bentak ku yg sudah tak tahan dengan tingkah laku nya saat ini, ku lihat prilly justru tengah menggigil kedinginan dengan mata terpejam dan wajah yg pucat, keringat pun membasahi wajahnya. Aku yg panik segera menyentuh kening nya, 'panas'. Astaga prilly demam.
****
Mungkin part ini gaje tapi aku udah berusaha semaksimal mungkin untuk ngebuat part ini di tengah kesibukan ku.. *hahaalebayalay:PJadi please Keep Vomment guys...
Aku minta lebih dari part sebelumnya yah... tangkyu:*