(41) Rasa Sakit

15K 790 74
                                    

Ali POV

Saat sampai dirumah, aku menyeret nya untuk masuk kedalam. Aku membawa nya masuk kedalam kamar Tamu yg memang tidak digunakan, bahkan lampu pun belum terpasang disini tapi aku sungguh tidak perduli, amarah semakin menguasaiku tanpa bisa ku hentikan.

"Masuk!" Perintahku dengan kasar saat sudah membuka pintunya.

"Bang.. prilly mohon dengerin prilly dulu?" Ucapnya lagi memohon dengan wajah yg sudah sembab oleh air mata, aku bahkan sudah melupakan fakta bahwa saat ini istri tercinta ku ini tengah hamil.

"Cepat masuk" aku mendorongnya masuk dan menutup pintu nya dengan keras dan mengunci nya dari luar. Prilly terus berusaha menggedor-gedor pintu nya. Aku luruh kelantai,menangis hanya karna terkhianati oleh istriku.

"Bang buka bang... jangan kunciin prilly disini!" Teriaknya terus menggedor pintu nya. Sampai hati kamu prill khianatin aku,

"Abang... buka pintu nya!"

"buka bang..prilly takut disini gelap" ucapnya semakin samar, aku menangis dalam diam disini, ditempat yg sama hanya dipisahkan oleh pintu, aku bisa mendengar dengan jelas suara tangisnya dari tempatku duduk.

"Bang... kamu salah paham"

Aku benar-benar tidak menyangka Prilly dan Bima menghianati ku selama ini, apa salahku pada mereka Tuhan sehingga mereka sampai hati melakukan ini padaku.
Apapun sudah ku berikan untuknya bahkan aku bisa menerima semua masa lalu buruk istri ku tapi inikah balasan nya. Rasanya sungguh sakit.
***
Prilly POV

"Assalamualaikum..."

"Prilly.. Ali..." Suara teriakan seseorang yg sangat ku hafal, bang Rain. Tapi tubuhku sudah sangat lemas saat ini, jangankan untuk berdiri, untuk mengeluarkan suara saja aku sudah tidak mampu. Samar-samar ku dengar langkah kaki mendekat ke arah tempatku berada saat ini, aku berusaha menggedor pintu sekuat yg aku bisa namun sepertinya gedoran ku hanya seperti usapan tidak bersuara sedikitpun. Aku mencoba berdiri namun saat itu juga aku merasakan sakit yg luar biasa di perutku, nyeri yg seperti nya membuat perutku tercabik-cabik dari dalam, nyeri yg tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Ada apa ini? Kenapa rasanya sakit sekali? Apa mungkin aku akan melahirkan saat ini? Tapi ini belum waktunya. Dokter bilang masih bulan depan tapi kenapa rasanya sakit sekali ya Tuhan seperti diremas-remas dari dalam rasanya perutku. Bayiku. Tuhan selamatkan bayi ku, aku mohon. Aku menangis menahan sakit yg semakin menjadi-jadi, siapapun tolong keluarkan aku dari sini. Aku butuh ke rumah sakit, aku butuh menyelamatkan bayi ku. Kalau pun aku tidak bisa selamat setidaknya berikan kehidupan untuk bayi ku, biarkan dia merasakan indahnya hidup di dunia ini ya Tuhan.
***

RAIN POV

Sudah hampir 15 menit aku berada di depan rumah prilly dan Ali, namun tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka. Tadi setelah pulang dari kantor bunda menyuruhku menengok keadaan prilly karna kata bunda beliau merasakan firasat yg tidak enak pada prilly, seperti akan terjadi sesuatu padanya. Awalnya aku hanya menganggap semuanya biasa saja mungkin karna bunda kangen pada prilly karna sudah lama tidak bertemu prilly, tapi kata-kata bunda yg menyayat hati tidak mampu aku pungkiri bahwa mungkin saja semuanya benar.

"Feeling seorang ibu itu tidak mungkin salah bang, Bunda hanya ingin memastikan adik mu itu baik-baik saja dirumahnya, perasaan bunda benar-benar tidak enak, tolonglah lihat sebentar adik mu..."

Aku tidak mungkin lagi menolak nya, apalagi bunda mengucapkan nya dengan terus menangis sambil mendekap handphone untuk terus menghubungi prilly namun tetap saja katanya handphone nya tidak dapat di hubungi sejak siang tadi. Dan sekarang disinilah aku yg masih terus berdiri didepan pintu rumah prilly belum menyerah dengan terus mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Entahlah feeling ku pun mengatakan bahwa sebenarnya mereka ada dirumah hanya tidak mendengar pintu nya di ketuk saja. Aku mencoba membuka pintu nya.

Sekenario TuhanWhere stories live. Discover now