Prilly POV
Malam ini aku memasak makan malam yg cukup istimewa untuk ku dan ali, dan rencana nya nanti setelah makan malam aku akan memberitahukan nya pada ali tentang kehamilanku ini. Aku tidak sabar untuk melihat reaksi ali saat mendengar berita ini. Dan mungkin nanti sedikit mengerjainya, boleh juga. Sudah pukul 19.00 malam tapi ali belum juga terlihat pulang, tumben sekali dia pulang hingga larut malam seperti ini. Atau mungkin ali lembur, tapi tadi ali bilang akan pulang. Mungkin sebaiknya aku menunggu nya saja, mungkin saat ini ali sedang dijalan.
***
Ali POVAku masih saja betah berdiam diri menatap keramaian kota dimalam hari dari ruangan ku yg terletak di lantai 17 gedung ini, ingatanku masih terus berputar saat penghiantan itu, yg seharusnya dalam waktu dekat kita menikah tapi pada kenyataanya aku harus menelan bulat-bulat keinginanku tersebut sampai pada akhirnya aku bertemu dengan prilly karna sebuah perjodohan dan wanita itu pun menggoreskan luka padaku tapi ini berbeda jika dengan rena aku tidak bisa memaafkan nya lagi tapi jika dengan prilly, aku menjadi sangat mudah memaafkan nya. Mungkin karna memang prilly wanita baik-baik yg di jebak oleh pria brengsek itu sehingga prilly bisa menyerahkan kehormatan nya begitu saja. Mengingat prilly omong-omong ini sudah jam berapa? Aku melihat arloji yg ku pakai di pergelangan tanganku pukul 23.00. Astaga ini sudah larut pasti prilly menunggu ku, tapi kenapa rasanya aku malas sekali untuk pulang kerumah. Tapi tidak mungkin aku terus disini karna tadi sore aku sudah berjanji untuk pulang padanya, semoga saja perasaan kalut ku saat ini tidak sampai terbawa saat menghadapi prilly nanti.
***
Sesampainya dirumah, aku melihat semua lampu yg masih menyala mengisyaratkan bahwa pemiliknya belum tidur tapi mungkinkah di tengah malam begini prilly belum tidur. Aku mencoba membuka pintu dengan kunci yg ku bawa, saat memasuki rumah terasa hening seperti tak berpenghuni. Ke mana prilly? Pelan-pelan aku coba memasuki ruang keluarga yg menghubungkan dengan dapur, saat ingin berlalu dari tempat ini, ku lihat sesosok tubuh mungil tengah tertidur di atas sofa dengan memakai dress berwarna peach terang selutut. Saat aku ingin membangunkan nya, ternyata prilly sudah membuka mata nya, prilly terlihat sedikit terkejut saat mendapati ku berdiri di hadapan nya.
"Abang udah pulang?" Tanya nya dengan suara khas orang bangun tidur, prilly berusaha bangkit dari tidurnya, aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan nya.
"Udah makan belum, prilly..."
"Abang mau istirahat dulu ya" ucapku mengusap lembut pipinya dan berlalu dari hadapan nya.
***
Prilly POVAli pulang dengan wajah yg kusam, terlihat sangat lelah di raut wajahnya. Saat aku menawari nya untuk makan, ali tidak menggubrisnya. Dia hanya berlalu ke kamar kami dengan tak bersemangat, aku berjalan melangkah mendekati meja makan yg dipenuhi dengan masakan-masakanku yg sudah dingin belum tersentuh sedikit pun. Padahal aku masak semua ini buat ali tapi sepertinya ali lagi gak mood, tanpa terasa setetes kristal bening meluncur melewati pipiku, seperti biasa menangis lagi.. aku tersenyum miris melihat nasibku saat ini, entahlah kenapa akhir-akhir ini aku menjadi sangat sensitif. Perlahan aku berjalan menuju kamar kami. Saat aku memasuki kamar ku lihat ali baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yg masih basah. Berjalan ke arah ranjang tanpa melihatku, kemudian meringkuk diatas kasur tanpa menoleh kearah ku, aku berjalan mendekatinya, mengikutinya untuk tidur diatas kasur. Menatap punggungnya yg membelakangi ku, ada perasaan nyeri yg timbul saat ini dalam hati ku. Ada apa dengan ali? Mungkinkah ali berubah menjadi sosok yg dingin lagi, tanpa terasa aku terisak semakin sakit merasakan nya hingga isakan-isakan yg tadi nya kecil berubah menjadi tangisan, tangisan dalam diam. Aku mencoba memejamkan mata berusaha meredakan sesak di dadaku saat ini. "Prill.." panggil ali, aku membuka mata saat ku dapati ali sudah berbalik menatap ku terkejut. Aku berusaha menyeka air mata yg terus mengalir bebas di pipiku.
"Kamu kenapa?" Tanya nya mengusap lembut pipiku.
"Gak papa cuma sedikit pusing aja kok bang" jawabku berbohong.
"Mau ke dokter?"
Aku menggeleng cepat,
"Mau prilly bawa tidur aja bang, besok pagi juga sembuh kok" ucapku berbohong lagi
"Yaudah kalo gitu istirahat aja ya" ucap ali mengusap lembut kepala ku, aku hanya menganggukan kepala kemudian memejamkan mata berusaha menetralkan perasaanku.
***
Pagi ini aku terbangun dengan rasa mual dan pusing yg sangat luar biasa, tubuhku juga terasa lemas. Ku lihat ali sudah mengenakan stelan kantornya, sepagi inikah dia ke kantor, aku coba bangun walaupun rasa pusing semakin menyerangku. "Prill, abang berangkat dulu ya, ada rapat penting pagi ini dikantor" pamit ali padaku, aku berusaha tersenyum menanggapi nya. Ali mengecup lembut kening ku, mengusap pelan kepala ku dan berlalu. Setelah kepergian ali ke kantornya, aki mencoba bangkit dan berjalan perlahan menuju kamar mandi, mungkin sebaiknya hari ini aku memeriksakan diri ke dokter dan untuk memastikan bahwa memang benar ada janin yg sedang tumbuh di dalam rahim ku saat ini. Jika mengingat ada kehidupan di dalam perutku saat ini, seketika perasaanku menghangat. "Bantu bunda untuk menjalani cobaan hidup ini ya nak, bunda menyayangimu" ucapku pelan berusaha memberikan kata-kata penguat dengan membelai lembut perut buncitku.
***
Ini bukan part galau loh yah... jadi jangan pada sedih".. wkwklolIni langsung aku update tanpa edit jadi maaf kalo ada typo atau makin gaje-_-
Please Keep Vomment guys.. tangkyu:*