Karna aku lagi gegana akut dan gak bisa tidur karna kepikiran suatu masalah jadinya aku update aja deh part Gegana ini... ini gak aku edit lagi yah jadi maaf kalo banyak typo dan ceritanya makin gaje tapi aku butuh Coment kalian buat aku lanjut lagi cerita ini karna jujur lagi gak ada semangat sekali saat ini buat nulis.... :(
Happy reading :)
****
Prilly POVAku terbangun pukul 04:00 pagi saat aku merasakan ada sesuatu yg bergejolak dalam perutku, aku segera berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutku di wastafel, hingga tubuhku lemas dan sudah tidak ada yg keluar dari dalam perutku saat ini. "Prill kamu kenapa?" Terdengar suara ali menghampiriku, aku menoleh ke arahnya dan mendapati ali tengah berdiri terkejut menatapku. "Gak tau ini prilly mual, huwek?" Jawabku dan kembali ingin memuntahkan sesuatu namun tidak ada lagi yg keluar karna sepertinya sudah terkuras habis, ali berusaha memijit tengkuk ku dan sedikit membantu meredakan mualku setelah itu aku membersihkan wajahku kemudian ali menghela ku kembali ke ranjang kami, "kamu tiduran lagi ya, abang akan panggilkan dokter?" Ucapnya, aku meraih tangan nya yg hendak berlalu pergi untuk memanggil dokter, Ali pun menoleh ke arahku "Gak usah bang, prilly cuma masuk angin kok nanti juga sembuh?" Ucapku lemah. ali menghampiriku dan duduk di tepi ranjang "Yakin gak papa?" Tanya nya lagi, aku hanya menganggukan kepala ku dengan lemah dan mata terpejam berusaha meredakan rasa pusing yg saat ini menyerang kepala ku. Aku kembali membuka mataku dan mendapati ali tengah menatapku "Kalo boleh prilly minta tolong buatin teh mint bisa bang?" Ucapku lemah, ali pun langsung mengiyakan permintaanku. Ali pun berlalu kedapur untuk membuatkanku teh mint, tidak butuh waktu lama ali telah kembali dengan secangkir teh mint, aku pun meminum nya ada sedikit rasa lega karna setelah meminum teh mint itu rasa pusing dan mual yg tadi aku rasakan menguap begitu saja "Makasih ya? Maaf prilly ngerepotin abang?" Ucapku lembut. "Gak papa kok, yaudah kamu istirahat abang harus pergi kekantor?" Ucapnya lembut, kemudian berlalu kekamar mandi. Ada sedikit rasa hangat dalam hatiku saat ali berkata dengan lembut seperti tadi. Tidak pernah sebelumnya aku mendengar ali berkata dengan lembut selama ini.
***
Setelah merasa enakan, hari ini aku berniat untuk berkunjung ke rumah bunda, kata bunda bang rain dan bang andri kebetulan sedang ada di rumah. Aku tidak sabar ingin bertemu mereka, saat sampai di depan rumah bunda aku langsung saja masuk ke dalam, perasaan hangat dan nyaman langsung menyeruak hatiku. Suasana nya tidak pernah berubah selalu membuatku rindu untuk pulang kerumah ini. Saat aku memasuki ruang keluarga, tidak ada satu orang pun ku temui disini, mungkin mereka sedang ada di taman belakang sebaiknya aku menyusul saja, baru saja aku ingin melangkah, sudah terdengar suara seseorang memanggilku.
"Prilly?" Panggil orang itu, aku pun menoleh ke arah sumber suara. Ketika aku melihat siapa yg kini tengah memandangku dengan senyuman khasnya, langsung saja aku berhambur ke pelukan nya. "Bang rain, prilly kangennn?" Ucapku sambil memeluk erat tubuhnya, bang rain ini type pria yg sangat lembut dan penyabar membuatku selalu nyaman di dekatnya. "Abang juga kangen banget dek sama kamu, gimana kabar kamu?" Tanya nya yg masih setia memeluk ku, aku pun tak ingin melepaskan nya. "Prilly baik bang, abang sendiri gimana?" Tanyaku yg berbalik bertanya keadaan nya.
"Abang juga baik dek?" jawabnya lembut.
"Sayang?" Panggil seseorang yg sudah sangat ku hafal suaranya, siapa lagi kalau bukan bundaku.
Aku menoleh ke belakang, kudapati bunda, ayah, dan bang andri sedang menatapku "Bundaaaa?" Teriakku menghampirinya dan memeluk tubuhnya yg penuh kenyamanan dan sejuta kasih sayang ini. "Yaampun dek bunda kangen banget sama kamu?" Ucap bunda penuh ketulusan.
"Prilly juga kangen banget sama bunda?" Ucapku yg mulai sedih, apapun yg berhubungan dengan bunda aku menjadi sangat sensitif.
"Jadi bunda sama bang rain aja nih yg di peluk, ayah sama bang andri enggak?" Ucap ayah dengan nada kecemburuan yg dibuat-buat. Aku pun menoleh ke arah ayah dan memeluknya. "Ayah, prilly kangen ayah?" Ucapku manja, kemudian bergantian memeluk bang andri, abang ku yg satu ini orang nya penyayang tapi emosian kayak ali. Eh mengingat ali aku jadi sedih, membuatku ingin menangis saat ini juga saat mengingat perlakuan nya padaku, tanpa terasa aku pun terisak di pelukan bang andri. "Loh kenapa ini adek nya abang kok nangis?" Tanya bang andri yg melihatku menangis dalam pelukan nya. Aku pun melepaskan pelukan bang andri dan menatap ayah, bunda, bang rain satu persatu. "Prilly kangen kalian, huweee?" tangisku pun pecah, seperti anak kecil yg sudah lama tidak bertemu dengan keluarganya, tapi jujur aku benar-benar merindukan keluarga ku ini dengan semua kehangatan, kasih sayang, kenyamanan yg ada di dalamnya. Mereka hanya tersenyum melihatku menangis manja seperti ini, karna memang beginilah aku dalam keluarga ini selalu dimanjakan dengan sikap maupun perlakuan mereka padaku.