(10) Ali POV

16.7K 725 8
                                    

Perjodohan yang awalnya aku terima dengan suka cita kini menjadi mimpi buruk untuk ku setelah aku mengetahui kenyataan yg keluar dari bibir cantiknya itu membuatku sakit hati. Gadis yg selama ini aku kagumi ternyata sudah ternodai, sebenarnya bukan kesucian nya yg aku permasalahkan tapi kedatangan ku yg terlambat yg ku sesali seandainya sejak dulu aku mengenalnya mungkin tak kan seperti ini meskipun dia sudah menjelaskan alasan nya namun aku tetap saja masih merasa sakit hati.

Dan pada akhirnya pernikahan ini pun terjadi, aku sudah mulai mencintainya jauh saat pertemuan pertama kita malam itu, gadis yg aku pikir hanya anak dari teman mamah  ternyata calon istri ku, dan saat pesta pernikahan baru ku tau kalo dia adalah adik dari sahabat ku Rain semasa kuliah dulu.

Saat ini adalah malam pertama kami setelah resepsi tadi, namun aku lebih memilih cuek membuat semuanya terbiasa, aku yakin dia kecewa padaku. Bahkan sikap ku yg cuek dan dingin aku tunjukkan setiap hari namun sepertinya dia tidak terlalu masalah. Sebisa mungkin aku selalu mencoba menghindari berlama-lama di dekatnya karna itu akan semakin membuatku ingin menyentuhnya meski sebenarnya itu hak ku sebagai suami yg sah tapi aku merasa belum siap, hatiku masih terasa sakit jika mengingat kenyataan tentang dirinya tapi jauh dilubuk hatiku, aku mencintainya. Seperti malam ini aku masih terus mencoba menghindarinya dengan sering keluyuran malam padahal sebelumnya aku type cowok yg tidak suka membuang-buang waktu untuk hal yg tidak penting seperti ini tapi mau bagaimana lagi ini satu-satu nya cara untuk menghindari nya.

Saat aku sudah selesai makan malam dengan nya kuputuskan segera berlalu ke kamar untuk mengganti pakaianku dengan setelan santai hanya mengenakan kaos putih, jacket kulit hitam dan celana levis hitam. Aku ingin pergi ke kafe tempat biasa aku menghabiskan waktu sejak menikah dengan prilly, setelah ku rasa sudah siap aku segera turun kebawah menghampiri prilly yg tengan membereskan piring kotor masih menggunakan celemek shincan nya. Disaat seperti ini prilly terlihat sangat cantik dengan dress selututnya, rambut yg di ikat asal, tanpa make up dan dengan memakai celemek shincan menambah kadar kecantikanya, kalau melihatnya seperti ini terus aku tidak yakin sanggup bertahan untuk tidak menyentuhnya. Saat aku berjalan ke arahnya, aku melihat prilly sedang memperhatikan ku dari ujung rambut sampai ujung kaki terlihat dari mata bulat nya yg naik turun.

"Kamu kenapa?" Tanya ku saat sudah berdiri dihadapan nya, sepertinya dia nampak terkejut dengan ku yg sudah berada tepat di depan nya, aku menyeringai melihat rona merah di wajahnya, tunggu apa dia baru saja merasa malu pada ku.

"Prill abang mau keluar dulu, mungkin pulangnya malem.. kamu gak usah nungguin abang pulang, abang bawa kunci sendiri kok?" Ucapku memberitahunya ku lihat dia mengernyit bingung.

"Emang mau kemana bang?" tanya nya penasaran, dan tentu saja kali ini aku yg mengernyitkan dahiku.

"Keluar sama temen-temen, yaudah abang pergi dulu?" Ucapku segera berlalu karna sungguh aku tidak bisa lama-lama di dekatnya, itu semakin membuatku ingin menyentuhnya saat ini juga dengan melewati malam-malam panas kami berdua.

"Oh iya hati-hati bang?" Ucapnya mengingatkan ku, aku hanya tersenyum tipis ke arahnya, aku merasa berdosa jika prilly menunjukan sikap perhatian nya padaku, tapi sungguh aku belum bisa.

*******

Saat berada di kafe pun fikiran ku tetap terfokus pada prilly, tidak sedetik pun aku bisa melupakan nya. Sebenarnya semua bisa menjadi mudah asalkan aku mau berdamai dengan masa lalu nya tapi saat membayangkan prilly di sentuh oleh laki-laki lain itu membuat hatiku sakit, aku masih belum bisa menerima kenyataan ini meskipun aku harus menahan diri untuk tidak menyentuhnya saat melihat wajah malaikatnya sedang tertidur pulas di sampingku membuat ku frustasi tapi mungkin saat ini memang ini yg terbaik.

"Mau sampai kapan lo kayak gini terus bro?" Tanya rangga-sahabat ku dalam suka maupun duka rangga akan selalu ada untuk ku meski terkadang aku muak dengan gaya playboy yg menjijikan nya itu tapi dia salah satu sahabat terbaik ku, yg juga ikut membantuku di perusahaan- menyeringai kearahku, aku hanya diam menanggapinya.

"Kalo emang lo gak suka sama prilly, gampang kok caranya?" Ucapnya kembali menyeringai, aku mendongak menatapnya menunggu kelanjutan ucapan nya. "Ceraiin aja prilly, selesai urusan?" Lanjutnya dengan muka tanpa dosa, dan berhasil membuatku terperangah.

"Gila lo?" Ucapku tajam, rangga hanya tertawa menanggapi ku yg mengumpat kearahnya.

"Dari pada lo tersiksa, prilly juga tersiksa sama keadaan ini, mungkin cerai adalah jalan yg terbaik buat pernikahan kalian berdua" ucapnya sarkatis yg membuatku mengumpat marah padanya "pernikahan gue bahkan masih seumur jagung, dan lo nyuruh gue cerai, sekali lagi lo bilang gitu, gue pecat lo dari perusahaan gue?" Teriak ku yg sudah mulai emosi menanggapi ucapan nya yg kadang jauh diatas orang normal.

"Oke..oke.. santai bro gue cuma-" ucapnya terpotong karna aku langsung menatap nya tajam.

****

Setelah tiga jam aku berdiam diri dengan di temani rangga di kafe ini, aku putuskan untuk pulang kerumah mungkin saat ini prilly sudah tidur dan itu membuatku sedikit lega paling tidak sampai besok pagi. Saat menyetir begini pun pikiran ku masih terfokus pada prilly, malam ini aku merasa benar-benar menginginkan nya.

"Shit* tahan ali lo harus bisa tahan paling tidak sampe sakit di hati lo sembuh?" Ungkapku berusaha memberikan kekuatan dalam hati yg saat ini terus bergejolak.

******

Saat aku memasuki rumah aku dikejutkan oleh sosok mungil yg sejak tadi mengganggu pikiranku. Ya prilly, istriku kini sedang tidur di sofa yg berada di ruang tamu, entah apa yg ada dipikiran nya saat ini kenapa memilih tidur disini bukan dikamar, atau prilly sedang menungguku. Ku hampiri sosok itu menjadi lebih dekat, memperhatikan wajahnya dari dekat. Wajahnya terlihat sangat lelah dan penuh kesedihan, ku usap lembut pipi chubby nya, dia sedikit bergerak namun masih dengan mata terpejam. Aku sedikit tersenyum melihat ekspresi nya saat ini seperti bayi yg ingin menangis saat tidurnya di ganggu. Aku putuskan untuk menggendongnya ke kamar kami dari pada harus membangunkan nya karna aku tidak tega.

Saat sampai dikamar ku letak kan pelan-pelan tubuh nya ke atas ranjang, membuat wajahku menjadi sangat dekat dengan wajahnya, bibir tipis merahnya sungguh menggodaku tanpa bisa ku tahan lagi aku mengecupnya lembut agar dia tidak terbangun karna aksi ku yg nekat ini, namun saat aku mengecup bibirnya kurasakan hangat bibirnya menjalar keseluruh tubuhku, membuatku semakin ingin memperdalam ciumanku. Tanpa bisa ku tahan lagi aku pun melumat bibirnya perlahan mencecap rasanya, hangat dan manis rasa yg selama ini aku rindukan untuk ku sentuh. Ciuman ku pun beralih ke dagu dan belakang telinganya nya yg semakin membuatku merasa menginginkan nya,  Saat aku tengah asik menciumi tubuhnya "b-bang ali?"

Tbc
Maaf kalo POV ali nya gaje, untuk next part saya akan menggunakan POV ali dan POV prilly... karna jika hanya menggunakan POV prilly saya merasa sedikit kesulitan, hehee maklum penulis amatiran...

Keep Vomment guys... untuk tetap lanjut... tangkyu:*

Sekenario TuhanWhere stories live. Discover now