chapter 42

6.5K 875 267
                                    

Fenly menelusuri koridor rumah sakit dengan wajah paniknya,bahkan Fenly hampir menabrak orang orang yang berlalu lalang dikoridor.

Fenly memelankan langkahnya kala melihat keberadaan  Shandy dan Umi yang menunggu disana.

"BangShan.."ujar Fenly.

Shandy menoleh ketika mendengar namanya dipanggi oleh suara yang ia kenal.

"Fen..

"Umi Kenapa Abi bisa kecelakaan?gimana kondisinya?apa tidak terjadi apa apa?"tanya Fenly pada Umi,bahkan Umi masih sakit tapi rupanya Umi sudah ada dirumah sakit.

Umi menunduk,ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.Umi hanya ditelpon oleh orang rumah sakit yang alhasil sekarang Umi dan Shandy ada disini.

"Udahlah Fen jangan banyak dulu nanya"ucap Shandy.

"Kenapa?gua kan cuma mau tau kondisi bokap gua,salah?"tanya Fenly geram.

"Lu salah karena nanyanya disaat kita aja belum tau kondisinya..

"Ya tinggal lu jawab aja dokternya belum keluar"tajam Fenly.

"Alah bac-

"Udah udah kenapa kalian jadi debat seperti ini?"ucap Umi sedih.

Fenly dan Shandy menghela nafas."bukan saatnya kita berdebat seperti ini Fen.."jelas Shandy.

"Lu yang mulai"dingin Fenly.

Shandy menghela nafas."Umi,Umi duduk saja mungkin tak lama lagi dokternya keluar"Umi mengangguk.

"Shandy yakin,Abi pasti baik baik saja."

"Ia nak"

Benar saja tak lama kemudian sang dokter yang menangani Abi keluar."dokter bagaimana keadaan Ayah saya?"tanya Shandy menghampiri dokter karena Umi yang masih lemas itu.

"Biar saya jelaskan saja diruangan"balas dokter itu dan langsung diangguki oleh Shandy.

"Mi,biar shandy aja yang ngobrol sama dokter."Umi mengangguk dan membiarkan Shandy dan dokter berlalu.

"Umi mau masuk?"Umi mengangguk...

"Bantu Umi Fen,Umi sangat lemas"

"Ia mi"dengan cekatan Fenly membantu Umi berdiri dan berjalan untuk masuk keruangan Abi ditangani.

Umi meneteskan air matanya melihat suami tercintanya terbaring lemah dengan berbagai peralatan yang melekat ditubuhnya.

"Umi duduk ya"Fenly membantu Umi duduk disebelah ranjang kesakitan.

Fenly menghela nafas,merasa sakit melihat Abi yang menjadi pahlawanya itu terbaring lemah.

"Umi jangan sedih,Fenly yakin Abi gak akan kenapa napa.."ujar Fenly dengan sangat tulus.

"Abi kamu itu tidak pernah seperti ini Fen,Umi sangat sedih dan khawatir.."Fenly mengangguk paham.

Yang Fenly kenal Abinya sangatlah pekerja keras,selalu memenuhi apapun yang keluarganya inginkan.Walau jika dilihat dalam segi mendidik Abi sangatlah keras,tapi Fenly dan Shandy mengerti itu.

Tak lama Shandy datang membuka knop pintu itu,ada lelah yang terlihat dimuka pucat Shandy.

"Bang gimana Abi?"tanya Fenly.

Shandy menghela nafas kasar."pantauan dokter.."Shandy menepuk bahu Umi.

"Mi,jangan khawatir sama keadaan Abi ya.InsyaAllah Abi akan membaik"Umi mengangguk walau pada dasarnya Umi tidak tau keadaan Abi seperti apa.

"Bang,gua mau ngomong sama lu.."Shandy menggangguk.

"Diluar"ajak Shandy dan Fenlypun mengiyakan.

"Apa yang sebanarnya terjadi sama Abi?gua gak mau lu bohong ya bang.."ucap Fenly karena Fenly tau ada kebohongan yang akan Shandy ucapkan..

Maulana FajriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang