chapter 45

6K 844 437
                                    

"Pusing bat gua sama matematika"gerutu Fiki duduk dimotornya.

"Anak muda ngeluh terus kerjaanya"ucap Zweitson  yang juga melakukan hal yang sama duduk diatas motornya.

"Gua apalagi,banyak ketinggalan materi"ucap Fajri.

"Lu pasti bisa ngejarnya sih"balas Fiki.

"Maybe"singkat Fajri.

"Eh ji sekarang kan lu tinggal dirumah BangRick.."Fajri mengangguk.

"Heeh,kenapa?"tanya Fajri menautkan dahinya.

"Lu udah jenguk Abi lu?"tanya Fiki dan Zweitson yang langsung melototi Fiki..

"Hah maksud lu?jenguk apa?"heran Fajri.

"Eng-

"Abi lu kan kecelakaan,koma udah seminggu lebih.lu gak tau?"Fiki memotong ucapan Zweitson yang akan berbicara.

Dada Fajri berdetak sangat cepat,apa maksudnya?Abi kecelakaan.

"Yang bener kalau ngomong"tajam Fajri.

"Son.."pelan Fajri pada Zweitson.

"Ia Ji"Fajri mengepalkan jari-jari tanganya.

"Setan!"geram Fajri yang langsung menyambar kunci motornya dan menyalakan motornya dan melesat dari parkiran sekolah meninggalkan Fiki dan Zweitson yang malah mematung.

"Piki lu ko ember?kata bangrick jangan sampe Aji tau..

"Bodo amat!Abi orang tuanya Aji son,dia harus tau apa yang terjadi.Gak kasian lu sama Aji,dia gak tau apa apa padahal orang tuanya lagi sekarat!"tajam Fiki.

"Ya!gak gini juga lu jelasinnya bangke,dia kaget lu gak liat tadi,kalau terjadi apa apa dijalan mau tanggung jawab lu?"ucap Zweitson tak mau kalah.

"Yang penting Aji tau apa yang terjadi son,dia harus tau dia juga anaknya jangan sampe Aji ngerasa dia bukan siapa siapa karena gak ada satu orangpun yang ngasih tau kondisi orang tuanya..

Zweitson mengusap wajahnya kasar."terserah lu"pasrahnya.

Disisi lain,Fajri mengatur kecepatan motornya dengan kecepatan tinggi.Ia marah sama dirinya sendiri.

Hingga tak lama Fajri sampai dirumah sakit yang tidak asing baginya,Fajri yakin Abinya dirawat disini.

Dengan cepat Fajri berlari dan mencari tau Abinya dirawat diruangan mana,dan setelah mengetahuinya Fajri kembali berlari tidak perduli dengan orang orang yang memperhatikanya.Fajri juga tak perduli diteriaki oleh suster untuk tidak berlari dikoridor.

Hingga Fajri melihat keberadaan Uminya,Shandy dan Fenly diluar kamar rawat Abinya.Fajri memelanlan langkahnya tak kala Fenly menyadari kedatanganya.

"Aji..

"Kenapa gak ada satu orangpun yang ngasih tau tentang ini?"tajam Fajri penuh kecewa.

Shandy yang sedang dudukpun langsung berdiri dan akan mendekati Fajri.

"Lu diem disana!"dingin Fajri,Shandy tidak jadi mendekat.

"Gua nanya!kenapa gak ada satu orang pun yang ngasih tau gua.."Fenly menunduk,Umi juga terdiam tidak tau harus berucap seperti apa.

"Fenly!"Fenly menatap Fajri tak kala Fajri memanggilnya.

"Gua dianggap saudara gak sih sama lu?"lirih Fajri,Fenly mengangguk pelan.

"Lantas kenapa?"Lirih Fajri,matanya sudah berkaca kaca.

"Gua cu-

"Gua gak mau denger alasan apapun Fen.karena sekarang gua ngerasa dengan jelas kalau gua emang bukan siapa siapa disini.."Pelan Fajri.

Maulana FajriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang