chapter 17

8.5K 824 535
                                    

Di bengkel Ricky kini ada Farhan,Fiki,Zweitson dan Gilang. Mereka akan pergi menuju Bogor karena semalam mereka mendapat kabar duka dari keluarga fajri yang di mana di kabarkan kakek Fajri telah meninggal dunia.

"Udah pada siap belum?"tanya Ricky.

"Udah ayo berangkat.."ucap Farhan.

"Gua aja yang nyetir,lu pada anteng aja duduk manis.."ucap Gilang.

"Gua aja bang yang nyetir"celoteh Fiki.

"Eehh bocil..emang lo bisa bawa mobil?"tanya Gilang.

"Tenang bang gua yang bawa pasti selamat...

Selamat sampe rumah sakit maksudnya"ucap Fiki yang mendapat satu jitakan dari Farhan.

"Yang ada kita semua mati bocah..."ucap Farhan geram.

"Menjemput maut"

"Aduuh bang..pala gua benjol nih tanggung jawab.."rengek Fiki sambil mengelus kepalanya.

"Gak usah banyak drama kek,cepetan gua mau ketemu aji. Pasti disana dia terpukul banget atas kepergian kakeknya"ucap zweitson.

"Yaudah ayo semua naik ke mobil Ricky"pintah Gilang.

Semuapun masuk ke dalam mobil alpart milik Ricky. Gilang duduk di kursi kemudi,Farhan duduk di samping Gilang dan yang lain berada di kursi belakang.

Gilang langsung segera menancap gas untuk segera berangkat di bogor. Ada saja celotehan Fiki di dalam mobil yang membuat Ricky dan Farhan geram akan tingkahnya.

"Bang pulang dari bogor sabi kali kita sewa villa di puncak.."ucap Fiki.

"Astaghfirullah Fiki...dari tadi lu ada ada aja ya,kita ke Bogor mau ngelayat bukan mau tamasya woyy.."ucap Ricky geram.

"Wooilah bang sewot amat,sekalian lah bang abis ngelayat kita sekalian liburan. Kapan lagi gua liburan gratis tanpa ngeluarin modal"celoteh Fiki yang membuat orang lain bingung akan tingkahnya.

"Fik..bisa diem gak lu,sekali lagi lu bacot gua keluarin dari mobil mumpung jagi di jalan tol. Biarin aja lu kek orang gila jalan kaki di tengah jalan tol"ucap Gilang yg sudah mulai kesal dengan tingkah Fiki.

"Udah fik lu mending tidur kayak zweitson deh,gua panas denger acehan lo yang gak berfaedah itu"ucap Farhan.

"Aah..pada jahat sama gua"Fiki memalingkan wajahnya menghadap jendela dan misuh misuh tidak jelas.

Berbeda dengan zweitson yang sudah tertidur saat awal perjalanan.

***

Malam hari pukul 7 Ricky,Gilang,Farhan,Fiki dan zweitson sudah sampai di kediaman kakek Fajri. Nampak di sanah banyak sekali kerabat dan keluarga besar Fajri yang tengah berkumpul. Di depn pintu nampak ada Shandy yang tengah berbincang dengan saudaranya,mereka berjalan menghampiri shandy.

"Shan,turut berduka cita ya.."Ricky merangkul tubuh Shandy.

"Iya...makasih ya udah sempetin dateng ke sini jauh jauh dari Jakarta. Padahal mah gak usah kesini jga gapapa"ucap shandy.

"Gapapa bang,sekalian jalan jalan bosen di jakarta banyak polusi"celetuk Fiki yang mendapat satu cubitan di pinggang dari Gilang.

"Mulut lu gua lakban juga lu fik.."bisik Gilang.

"Yaallah dosa apa gua,badan gua kena sasaran terus"dumel Fiki.

"Udah yuk masuk ke dalem.."ajak shandy.

"Bang..Aji kemana?"tanya Zweitson.

"Dia di kamar..mending lo sama fiki ke sana deh buat hibur dia.."suruh shandy.

Maulana FajriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang