chapter 41

6.7K 883 389
                                    

Fenly dan Fajri saat ini sudah berada di dalam kamar Fenly. Fenly mengajak Fajri duduk di kursi balkon kamarnya.

"Ada apa kak?"tanya Fajri memulai pembicaraanya.

"Ji,jangan balik lagi ke apart ya. Lo tinggal di sini aja bareng gua"ucap Fenly memohon.

Fajri langsung menundukkan kepalanya.

"Gua gak bisa kak..

"Kenapa?kenapa lo gak bisa?disini rumah lo,disini tempat tinggal lo,kenapa lo gak bisa tinggal disini?"tanya Fenly mendesak.

Fajri mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Fenly.

"Tapi gua belum bisa untuk sekarang,gua belum bisa menatap dan berpapasan setiap saat sama Abi kak. Gua masih takut sama semua perkataan bang Shan yang pernah dia ucapin ke gua kak"ucap Fajri lirih.

Hati Fenly merasa teriris mendengar semua penuturan adiknya itu. Ia tak bisa membiarkan adiknya tinggal seorang diri di luar sana.

"Tapi sekarang udah ada gua Ji,gua di sini sekarang"serkas Fenly.

"Iya gua tau kak,gha berterimakasih  sama lo karna udah mau membela gua. Tapi....

"Tapi apa lagi Ji?lo tega ninggalin gua?"Fenly memotong ucapan Fajri.

"Gak gitu kak,gua cuman pengen tinggal sendiri dulu. Gua pengen ngilangin rasa takut dan trauma yang ada di diri gua"ucap Fajri sedikit bergetar karna tak bisa lagi membendung tangisan itu.

Fenly dengan spontan memeluk tubuh Fajri.

"Maafin gua dek,bahkan gua gak tau klo lo sampai trauma akan semua ini. Gua beranggapan lo masih selalu kuat dan akan selalu kuat"Fenlypun ikut menumpahkan air matanya di balik pelukan hangat itu.

"Denger gua,pohon yang berdiri teguh ratusan tahun aja bisa tumbang seiring jalannya waktu. Begitupun gua,gua cuman manusia biasa yang memiliki ketegaran dalam batas wajar kak. Gua gak bisa terus terusan pake topeng ini kak"ucap Fajri pelan,Fenly memilih untuk diam menenangkan dan mendengarkan.

***

Di Rumah sakit Ricky tengah bingung mencari keberadaan Fajri. Sepulang dia dari kantin Rumah sakit dan masuk ke dalam kamar rawat Fajri ternyata Ruangan itu kosong. Kamar itu saat ini sangatlah berantakan dengan selang infus yang mengatung dan baju pasien yang sudah berada di bawah lantai.

Ricky tengah kelimpungan mencari Fajri,ia sudah mencari ke setiap penjuru Rumah sakit namun tidak menemukan keberadaan Fajri.

"Aji lo kemana sih?"Ricky berdiri dekat taman Rumah sakit mengusap wajahnya gusar.

Ricky kembali berjalan untuk terus mencari Fajri namun tidak membuahkan hasil sama sekali. Dengan itu ricky memutuskan untuk pergi ke apartmen milik Fajri,siapa tau saat ini Fajri tengah berada disana.

Ricky pergi menuju ke parkiran untuk mengambil mobil. Setelah itu Ricky melajukan mobilnya menuju ke arah apartmen milik Fajri. Di dalam perjalanan Ricky terus merasa gusar memikirkan akan kondisi Fajri.

"Lo kemana sih Ji,gua takut lo kenapa napa"ucap Ricky yang masih terfokus pada jalan.

Tak butuh waktu lama Ricky sudah sampai di apartmen milik Fajri. Ricky berjalan memasuki lift untuk menuju ke lantai 5 tempat kamar Fajri merada.

Ricky sudah berada di depan kamar apartmen Fajri dan langsung mengambil card cadangan untuk membuka pintu apartmen itu.

Dengan sangat rusuh Ricky memasuki ruangan itu dan mengelilingi seisi kamar itu,namun sang pemilik apartmen juga tidak berada di sini. Ricky mendudukkan tubuhnya di sofa ia merogoh kantong celananya untuk menelfon seseorang. Ricky menelfon Fiki,siapa tau Fajri tengah berada bersama Fiki

Maulana FajriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang