Oni : shinobu

153 18 0
                                    

Oni : shinobu
'Mbak ara-ara.'


Jangan lupa vote dedeq-dedeqkuu..

Nakaro berjalan melewati pohon-pohon besar, ia mencium bau oni yg kuat dan bau yg familiar.

Dia melihat sebuah helai rambut, warnanya sangat mirip dengan helaian rambut shinobu-sama.

Dia kemudian mendengar suara pedang dan juga ada sebuah bercak darah di dekat semak. Dia dengan cepat belari.

Shinobu kini tengah melawan mantan uppermoon 7, dia sedikit kelelahan. Padahal harusnya ini mudah, tapi bagaimana bisa dia kalah?

Mantan uppermoon 7 itu juga ternyata pengendali racun, jika racun melawan racun maka sama saja hasilnya dia yg akan kalah.

Oni itu akan menyerang, shinobu yg melihat itu langsung terkejut dan berusaha menghindar.

"Teknik ke-9 : nyanyian danau" Sebuah lagu terdengar begitu indah, iblis itu terdiam dan tak dapat bergerak.

Mata iblis itu terlihat kosong."teknik ke-10 : tusukan ketajaman" Dan sebuah tusukan menembus leher iblis itu.

Perlahan nakaro mencabut nichirinnya dari leher iblis itu, dan perlahan iblis itu berubah menjadi abu.

Nakaro perlahan menghampiri shinobu."ara~ daijoubuka?"tanyanya.

Shinobu yg terkejur kemudian tersadar, dia mengangguk "daijoibu, demo..kimi no dare?"

Nakaro tersenyum."ehm, kau pasti mendengar dari muridku bukan? Aku adalah nakaro-san, yoroshiku ne~"jawabnya.

Shinobu tersenyum seperti di anime."ara-ara, nakaro-san. Aku shinobu kochou, yoroshiku ne nakaro-san"ucapnya memperkenalkan diri.

Nakaro mengangguk dengan senyuman."jaa~ aku harus pergi Karna ada urusan. Sampai jumpa kochou-san"

"Chotto–" Shinobu tampak inggin menghentikan, namun sayang nakaro tak terlihat lagi.

Shinobu menghela nafasnya, dia kemudian pulang kembali ke kediamannya. Namun ia berhenti ketika melihat sebuah bulu angsa berada di kantungnya, matanya membulat.

"Ba-bagaimana bisa? Dan sejak kapan?" Tanyanya bingung.

Dia kemudian menyimpannya kembali."aku harus melaporkannya kepada oyakata-sama!"

Disisi lain, nakaro kini berjalan menuju kediaman tokito, dia berubah menjadi rubah dengan bergerak dengan cepat.

Tak sadar ada sebuah burung gagak yg mengawasinya, dan entah ini terasa dejavu kembali.

Nakaro melihat muichiro yg tengah duduk dan menatap awan."apa bentuk awan itu ya?"

Nakaro sweatdropp seketika."oh astaga dedeq mui, kamu Sangat-sangat gabut kah sampai seperti itu?"batinnya miris.

Kenapa dia menyukai anak seperti ini astaga? Imut-sih imut, tapi gayanya menyebalkan. Amnesianya juga parah banget, kalo gabut cuma mandang awan.

"Dah lah, aku bertanya-tanya kenapa kau menyukai anak seperti ini...tokito muichiro! Kenapa aku membuatmu menjadi husbu ku?!!"

Dan bukan hanya dia yg agak kesal, saat membaca arc. Desa penempa, tingkah muichiro berhasil membuat author atau berry ini berguling-guling dan berteriak-teriak sampai rasanya suara mau hilang.

Catatan : abaikan soalnya itu curhat.

Muichiro menoleh, kemudian lasung menarik nakaro."kau...kenapa imut sekali?" Tanya muichiro dengan wajah polos.

Nakaro yg mendengar itu lasung blush parah, jantungnya udah deg-deg terus.

Sepertinya ia tak perlu olahraga, melihat muichiro aja jantungnya udah olahraga. Tapi yg paling ampuh olahraga jantung adalah, ada yg mau ikut pindah ke yakusoku gk?

Catatan : maaf cuma nambahin skripsi doang.

Nakaro kemudian mencoba turun dari muichiro, namun karna tenaga mui yg besar, tentu dia tak bisa turun dari pelukan sang pilar kabut itu.

Sang pilar kabut mengelus bulu nakaro, membuat sang empuh merasa nyaman.

Karna muichiro tak merasakan gerakan lagi, ia Melihat nakaro, dan ternyata dia sudah tidur. Muichiro kemudian masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan sang rubah, ah maksudnya nakaro ke futon miliknya.

Tiba-tiba gagak Kasugai miliknya datang dan mengatakan ada misi untuknya.

Setelah beberapa jam muichiro berangkat, nakaro berubah ke wujud aslinya dalam keadaan tidur, ia kemudian bangun dan menatap sekitar dengan mata sayunya.

Dia seketika tersadar."aku, berubah ke wujud asli dalam tidur?" Gunamnya. Dia kemudian bangkit berdiri dan tak keluar kamar muichiro.

Dia tak menemukan muichiro, lalu melihat luar yg sepertinya malam hari. Dia menghela nafansya.

Dia kemudian memakai jubahnya, dan keluar dari kediaman tokito. Dia kemudian pergi ke kediaman kupu-kupu.

Berjalan mengendap-ngendap, dia memasuki ke-kediaman kupu-kupu. Dia yg tak tau ruangan tanjiro dan kawan-kawannya hanya dapat mengumpat kasar.

"Hei! Siapa kau?!" Teriak seorang gadis kuncir dua di belakangnya.

Nakaro Berbalik."ah, kamu aoi-san? aku nakaro itsu, aku mencari tanjiro-san, bisa tolong antarkan" Pintanya.

Aoi menatapnya curiga, namun sedetik kemudian ia tersenyum."ah jadi anda nakaro-sama. Kalau begitu mari saya antarkan" Ucapnya.

Aoi mengantarkan nakaro ke ruangan tanjiro, ia menggeser pintu ruangan tanjiro dan teman-temannya.

"Oiii babi!! Jangan kau sundul aku!!" Teriak pemuda berambut kuning dengan pernafasan petir itu.

"Hoi!! Jangan bertengkar!!" Sahut pemuda beranting hanafuda.

"Oii!! Ada tamu!!" Dan teriak aoi.

Mereka kemudian mengalihkan tatapan ke aoi dan nakaro. Nakaro berjalan mendekat.

"Konbawa, tanjiro-san, dan agatsuma-san, hashibira-san" Sapanya.

Ia membuka tudungnya yg memperlihatkan wajahnya dengan wujud asli.

Tanjiro menatap terkejut."eee?? Nakaro-san?" Bukan hanya mereka yg terkejut, ternyata aoi juga.

"Bagainana luka mu tanjiro? Apa sudah sembuh sepenuhnya?" Tanya nakaro.

Nakaro mendekat ke ranjang tanjiro."ah tubuh mu masih belum fits sekali, kau harus melakukan perengganangan tubuh!"

"Nakaro-sama, bukankah anda laki-laki?" Tanya aoi.

Nakaro sontak tertawa."astaga, tidak. Yg di ceritakan oleh pilar serangga itu pasti murid laki-laki ku. Aku adalah sensei mereka, kau pasti sudah mendengar cerita dari kochou-sama bukan?"

Aoi mengangguk, dia terpenah dengan tawa nakaro.

Kemudian nakaro menatap zenitsu dan inosuke."kalian adalah teman tanjiro, salam kenal ya...panggil saja aku nakaro"

Zenitsu mengangguk."nakaro-san, panggil aku zenitsu.."

Inosuke seperti biasa."aku hashibira inosuke, panggil inosuke-sama!!"

Nakaro tertawa kecil."hihi, baiklah zenitsu-san, inosuke-sama." Jawabnya tersenyum."turutin aja, buat kesan yg sangat baik walau rasanya aneh memanggil sih cantik ini inosuke-sama"berbeda sekali dengan batinnya.

Kemudian nakaro menatap tanjiro."tanjiro-san, jika kau berada di red distrik, panggil aku ok" Ucapnya.

Tanjiro menatap bingung, namun akhirnya hanya mengangguk membuat nakaro tersenyum.

"Good

Tbc...

Red distrik berikutnya, tunggu ya..
Jangan lupa votenya dedeq..

OniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang