Oni : perang

120 13 0
                                    

Oni : perang.
'Banyaknya korban.'


Kini nakaro belari menuju kediaman ubayahiski setelah mendengar ada penyerangan, naori berselamanya.

"DIA ADALAH MUZAN! KIBUTSI MUZAN!" Ia tau suara siapa itu, pilar batu, himejima gyomei.

Nakaro berhenti, ketika melihat tamayo yg tangannya sudah berada di tubuh muzan.

"Naori! Kau harus menyelamatkan tamayo!" Ucapnya.

Naori mengangguk."saya mengerti sensei!"

"KALIAN PIKIR KALIAN BISA MENGALAHKANKU?! NAKIME!" Tiba-tiba mereka berada di sebuah ruangan.

Ia mencium bau darah, dan ternyata shinobu berada tepat di sebelah nya juga naori."Shinobu, seperti rencana, tolong ke tempat mui. Aku akan membalaskan dendam kanae-san! Naori! Tamayo!"

Naori mengangguk."jaga diri sensei "

"Jaga dirimu juga, jangan mempermalukan"ucap nakaro

"Dan jangan mati."

"Maksudnya jangan sampai mati kan. Aku takkan mati sensei " Naori tersenyum.

Shinobu menatap nakaro penuh harap."arigato nakaro-san, aku percaya padamu"ucapnya lalu belari pergi.

Nakaro mengangguk dan kemudian pergi ke arah bau darah, dia menggeser fusuma(bener gk sih?) Dan lasung menatap horror pemandangan didepannya.

"Wahh, ada gadis cantik. Tapi kenapa seorang oni?"

"Aku takkan membuang waktuku douma, jadi...aku akan langsung membunuhmu!"

Ia terdiam dan menunduk sebentar."lalu membalaskan DENDAM KANAE!"

"Kanae?"douma terlihat bingung.

"Apa kau tak ingat gadis dengan haori kupu-kupu dan jepitnya?! KAU YANG MEMBUNUHNYA SIALAN!" teriaknya marah.

"Ah gadis itu. Gadis itu imut dan cantik, tapi sayang aku tak bisa memakannya karena matahari akan terbit saat itu" kata douma dengan wajah kecewa dibuat-buatnya.

"To-tolong.." Lirih seorang gadis yg belum mati, dia terluka.

"Eh? Kami sedang bicara loh." Douma menggunakan udara dinginnya untuk membunuh gadis itu.

Namun gadis itu selamat Karna nakaro."kau tak apa?" Tanyanya.

Belum gadis itu menjawab, dia sudah meledak dan kaki beserta tangannya yg terpisah.

"Douma...aku akan membunuhmu! INI ADALAH KEPERCAYAAN SHINOBU-SAN!"

"Pernafasan angsa : teknik ke-6 : hujan angsa.
Pernafasan angsa : teknik ke-7 : tebasan cahaya bulan"

Ia mulai melancarkan serangan-serangan.

Srakk..

Tangan douma terpotong, namun dengan cepat bergenerasi. Ia menatap tajam douma.

"Pernafasan angsa : teknik ke-9 : nyanyian danau" Suara nyanyian mulai terdengar.

OniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang