"Kau serius, Irish? Aku akan menjadi pengganti Aiden?"
"Ya,"
"Tidak, nak. Kami masih harus memikirkannya--"
"Dear, apa yang kau pikirkan? Xavier sendiri yang meminta pada kita. Apa kita akan menolaknya?"
"Suamiku, tapi Franklyn anak kita satu satunya. Pergantian posisi itu pasti akan menuntut banyak sekali kontra dari penguasa berbagai penjuru dunia. Bagaimana jika hidupnya terancam?"
"Kau lupa dulu Xavier pernah menyelamatkan nyawa Franklyn saat pesta? Xavier mempertaruhkan nyawanya sendiri saat itu. Sekarang biarkan dia membalas budi meski dengan nyawanya juga."
Aku masih mengingat perdebatan keluarga Mr. One saat makan malam tadi, saat aku menyampaikan maksud kedatanganku kesini.
The good news, misi ku berhasil. Mr. One menyetujui Franklyn untuk menggantikan posisi Aiden meski nyonya besar di keluarga ini harus menerimanya dengan berat hati.
Ibu mana yang tidak cemas dengan putranya sendiri kan?
Tangan ku bergerak untuk merapatkan mantel yang ku gunakan karena angin malam yang dingin semakin menusuk permukaan kulit ku.
Aku mendesah kecewa. Bagaimanapun juga misi ini tidak sempurna karena Aiden tidak berada disini. Seandainya pria itu ada di ruang makan keluarga Mr. One tadi, dia pasti akan sangat senang dengan keputusan akhirnya.
Oh, bahkan aku bisa membayangkan bagaimana tawa bahagia Aiden mendengar kabar baik ini. Namun lagi, harapan itu harus patah karena kenyataannya Aiden lebih memilih menemani Amaris daripada berada di sini, memperjuangkan keinginginannya bersamaku.
Bukannya pamrih.
Namun satu satunya alasan aku berada disini adalah Aiden. Tapi apa yang pria itu berikan padaku? Nothing! Aku merasa kecewa karena apa yang ku lakukan terlihat seperti disepelekan oleh Aiden.
Seseorang tiba tiba datang dan dengan kurang ajarnya mengambil posisi duduk di sampingku.
Guess who he is?
Franklyn, of course.
Dia datang sambil membawa gitar.
"Sedang apa kau sendirian disini, Irish?"
"Tidak ada."
Dia tertawa, entah apa yang lucu.
"Kau terlihat kacau. Let me guess, you are thinking 'bout Aiden, right?"
Sial!
Kenapa dia bisa menebaknya begitu mudah? Apa sangat terlihat jelas jika aku sedang memikirkan pria itu?
Once again, he laugh.
"Mudah sekali untuk ku menebaknya, Irish. Kau bilang tadi seharusnya kau datang bersama Aiden, tapi dia lebih memilih menemani Amaris. Kau pasti kecewa. Padahal kau melakukan semua ini untuknya, tapi dia malah mengabaikanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The SASSY Girl
RomanceHolly shit! Seorang pria dengan lancang menarik ku keluar dari dalam sebuah club malam. Kepala ku terasa berdenyut. Bukan karena alkohol, namun karena ocehannya yang tak putus putus. Aiden sialan! Ada apa dengan pria gila satu ini? Aku menyentak tan...