Dua minggu berlalu setelah aku keluar dari rumah sakit. Lebih tepatnya siang ini, Aiden akan mengajak ku pergi keluar. Umm... Bisakah aku menyebutnya sebagai my first date?
Oh, jantungku sialan berdebar sejak ibu memberitauku jika Aiden sudah menungguku di teras depan. Aku tahu seharusnya reaksiku tidak perlu berlebihan, namun entahlah. Debaran itu datang begitu saja tanpa mampu ku cegah.
Oke, keep calm, Irish.
Kali ini aku memilih untuk menggunakan gaun selutut berwarna maroon dengan motif bunga berwarna putih. Aku juga mengikat rambutku dengan ala poni tail. Oh, fuck! Aku terlihat sepeti gadis manis sekarang.
Bukan tanpa alasan aku melakukan semua hal yang sangat bukan diriku sekali seperti ini. Semua ini ku lakukan demi Aiden. Aku bersungguh sungguh saat mengatakan bahwa aku ingin memperbaiki semuanya bersama Aiden. Bukankah saling mengerti adalah awal yang baik untuk memperbaiki keadaan? Maka dari itu aku mencoba untuk mengerti Aiden, termasuk menjadi seperti gadis manis yang Aiden suka.
Baiklah, saatnya untuk menemui Aiden.
Oh, aku sudah membayangkan wajah terkejut Aiden saat melihatku menggunakan gaun di hadapannya, namun yang ku dapatkan justru tatapan aneh dari Aiden.
Wait! Memang ada yang salah dari penampilanku?
Aiden tertawa, atau mungkin lebih tepatnya menertawakan diriku?
"Aiden, ada apa?" Aku bertanya sambil memukul bahunya dengan tas kecil yang ku bawa karena kesal padanya. Tidak tahukah dia kalau aku sudah membela belakan diri untuk membuatnya senang? Menyebalkan saat dia justru menertawakanku.
"Kau cantik, Irish. Cantik sekali." Aiden mendekat dan mengecup kepalaku, membuat rasa kesal ku menguap begitu saja.
"Jadi, kemana kita akan pergi? Menonton film?"
Aku bisa melihat Aiden menaikkan satu alisnya.
"Menonton film?" Dia justru mengulang kalimat ku dengan nada pertanyaan.
"Lalu apa? Makan es krim? Pergi ke taman? Berbelanja di mall?"
Dahi Aiden teelihat semakin berkerut.
Ada apa lagi ini? Bukankah hal hal seperti itu yang biasa dilakukan Aiden dan Amaris saat mereka pergi keluar bersama?
Sekali lagi tawa kecil Aiden terdengar. Dia mengusap pucuk kepalaku dan berkata, "Kita tidak akan melakukan semua itu, Irish."
"Lalu? Bukankah kau yang mengajakku untuk pergi keluar?"
"Ya, tapi kita akan melakukannya dengan caramu."
Dengan caraku?
Astaga!
Dengan caraku, dia bilang?
"Kita memang akan pergi, Irish. Tapi aku ingin merasakan satu hari bersenang senang dengan caramu. Kali ini kau yang menentukan kemana kita akan pergi, apa yang akan kita lakukan, dan semua hal lainnya. Aku berjanji tidak akan menolak. Buat aku merasakan kesenangan seperti yang kau inginkan, Irish. Buatlah kita merasakan kesenangan dengan caramu hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The SASSY Girl
RomanceHolly shit! Seorang pria dengan lancang menarik ku keluar dari dalam sebuah club malam. Kepala ku terasa berdenyut. Bukan karena alkohol, namun karena ocehannya yang tak putus putus. Aiden sialan! Ada apa dengan pria gila satu ini? Aku menyentak tan...