Aiden sedang menyuapkan potongan buah yang sebelumnya sudah dia kupas dan potong. Kata dokter, hari ini aku sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.
"Rasanya asam sekali, Aiden."
Tanpa ragu Aiden membiarkan aku mengeluarkan lagi buah jeruk yang sudah ku kunyah di tangannya, lalu membuangnya di tong sampah di bawah ranjang. Dia bahkan tidak terlihat jijik sama sekali.
"Tidak usah kau makan jeruknya, Irish. Makanlah apel ini saja." Ucapnya sambil menyuapiku dengan potongan buah apel.
Kulihat Aiden memakan sepotong jeruk tadi dan kemudian kembali membuangnya di tempat sampah. Dia berkata, "Kau benar, Irish. Ini sangat asam."
Aku tertawa.
Ekspresi Aiden terlihat lucu saat wajahnya berkerut karena rasa asam yang dia rasakan.
"I told you." Kataku padanya.
Aiden kembali duduk di bangku di samping ranjang ku dan masih setia menyuapiku.
"Irish,"
"Hmm?"
"Beritahu aku seperti apa tipe lelaki idamanmu."
Aku menatapnya dengan alis berkerut.
"Untuk apa? Bukankah pertanyaan itu sudah terlalu terlambat? Lagipula aku sudah punya kau sekarang."
"Tidak ada, hanya ingin tahu saja."
Oke, baiklah.
Aku mulai berpikir tentang kira kira seperti apa tipe pria yang ku inginkan.
Percayalah aku sudah berpikir dengan keras, namun pada akhirnya aku menyerah. Aku mendengus dan berkata pada Aiden, "Aku tidak punya, Aiden. Aku tidak punya tipe atau ciri ciri khusus untuk seorang pria yang ku inginkan."
"Benarkah? Kau tidak punya?"
Aku menggeleng yakin.
"Maksudku, tidak harus yang berkulit putih atau hitam eksotis. Tidak harus berambut hitam atau pirang. Tidak harus tinggi, berhidung mancung, dan berotot kekar."
Aku melihat Aiden tertawa, entah apa yang dia tertawakan.
"Kalau begitu aku tidak perlu merubah fisik ku untuk menjadi seperti yang kau inginkan karena kau sendiri tidak begitu mempermasalahkannya."
"Tentu saja tidak. Lagipula tubuhmu sudah bagus Aiden. Tidak akan ada wanita yang tidak terjerat pesonamu."
"Termasuk kau?"
"Pengecualian untuk diriku."
"Ah, tentu saja pengecualian untukmu. Kau kan wanita setengah pria."
"Oh, shit!"
Aku meninju pelan dada Aiden karena tidak terima dengan ejekannya, dan dia justru tertawa.
"Lalu kau sendiri? Seperti apa tipe para gadis yang kau sukai?"
"Yang sepertimu."
Oh, shit!
Aiden adalah seorang perayu ulung. Dia bahkan tidak perlu berpikir lama untuk memberiku sebuah jawaban.
"Aku? Kenapa sepertiku?"
"Karena aku jatuh cinta padamu. Bukankah itu artinya aku menyukai gadis sepertimu?"
"Ku pikir kau menyukai yang seperti Amaris."
Kalimatku membuatnya terdiam untuk beberapa saat sebelum dia kembali berbicara, "Tidak munafik, Irish. Semua pria akan menyukai Ammy." Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The SASSY Girl
Любовные романыHolly shit! Seorang pria dengan lancang menarik ku keluar dari dalam sebuah club malam. Kepala ku terasa berdenyut. Bukan karena alkohol, namun karena ocehannya yang tak putus putus. Aiden sialan! Ada apa dengan pria gila satu ini? Aku menyentak tan...