02

6.1K 960 815
                                    

tidak terasa sudah beberapa minggu jungwon memulai hari-harinya di kampus barunya. sekaligus menikmati kota new york yang ... kalau boleh jujur, tidak seindah seperti yang ada di film.

kotanya tetap keren, tapi yah, begitulah. yang jelas jangan percaya sama apa yang kalian lihat di film.

cuaca hari ini begitu terik padahal sudah menuju akhir musim panas. diam-diam jungwon mengutuk matahari di atas sana yang menyinari kepalanya tanpa ampun.

hal itu tentu membuat pikirannya semakin berkecamuk. sudah sekelompok dengan orang-orang menyebalkan yang membuat kepalanya pening, sekarang harus pula disiksa udara yang terasa begitu pengap.

akhirnya ia sampai di perpustakaan universitas yang sejuk. sedetik saja telat, ia rasa ia akan meleleh begitu saja dan diserap tanah. atau meleyot dan terkapar di depan pintu kaca perpustakaan.

segera ia menuju lantai empat gedung besar itu, hendak mencari bahan untuk tugasnya.

lantai empat cukup sepi saat jungwon tiba. hanya ada beberapa mahasiswa yang sibuk di meja-meja panjang dengan laptop dan buku-buku tebal di hadapan mereka.

hening.

jungwon berjalan menuju deretan rak tinggi di pojok ruangan. salah satu teman di kelasnya berkata bahwa ada banyak referensi buku yang bagus di sana.

tidak sadar ada sepasang mata yang tengah menatapnya.

beberapa saat jungwon hanya sibuk memilah buku-buku tebal di rak. mengambil satu-satu jendela dunia itu dan sekilas membaca isinya. fokus mencari apa yang dia butuh untuk tugasnya.

sepasang kaki berjalan ke arah jungwon. berhenti hanya beberapa meter darinya, menatapnya lekat.

"yang jungwon?"

jungwon tersentak. kepalanya menengok cepat ke sumber suara.

melihat sosok orang itu membuat mata jungwon membelalak. tiba-tiba saja jantungnya berdegup lebih kencang, bibirnya terasa kelu.

"wah, beneran lo?" orang itu berbicara lagi, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak percaya.

wajah itu.

wajah yang dulu sangat jungwon kenali.

orang itu kini ada di hadapannya, berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana. menatap langsung matanya.

jungwon masih mengingat semuanya seakan-akan baru terjadi kemarin. mendadak kepalanya semakin pening ketika kenangan itu kembali menghantui pikirannya.

dengan suara bergetar jungwon memanggil nama orang itu.






























"h-haruto?"

---

"aku pulang."

jay melepas mantel tebal yang melindunginya dari dinginnya bulan januari. tersenyum melihat sosok sunghoon yang tengah menyantap es krim di meja makan apartemen mereka.

sunghoon melambaikan tangan. lanjut menyendok es krim ke dalam mulutnya.

"bagi dong."

"mandi dulu sana. kamu bau," sunghoon menepis tangan jay yang mencoba meraih sendoknya.

jay mendecap sebal tetapi memilih untuk nurut. setelah mengecup pelan dahi sunghoon ia pun pergi dan bersiap mandi.

sunghoon menghabiskan es krimnya dalam diam, menatap lurus ke kursi kosong di depannya.

sakura || jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang