08

4.9K 743 364
                                    

jungwon membuka matanya perlahan, terbangun dari tidur ternyenyak selama di new york. kasur di apartemennya jauh berbeda dengan kasur milik jay ini.

setelah meregangkan tubuh sedikit, jungwon menengok ke samping dan yang pertama dia lihat pagi ini adalah sosok jay yang masih terlelap. rambutnya acak-acakan menutup wajah.

mungkin ini salah satu hal tergila dalam hidupnya. bermalam bersama orang yang dulu paling menyakitinya saat itu. yang lebih gilanya lagi jungwon bisa memaafkan apa yang dulu jay lakukan padanya. tidak ada setitik pun rasa dendam yang ia simpan.

"tapi kalo dipikir-pikir, dia gak sepenuhnya salah, gak, sih?" pikir jungwon dalam hati, sedikit mengubah posisi tidurnya agar bisa menghadap ke arah jay, "waktu itu gue bukan siapa-siapa dia. waktu itu kita cuma temen deket."

masalahnya, dia bener-bener memperlakukan lo dengan manis. dia berlagak seakan-akan bener-bener peduli sama lo.

akhirnya lo sayang.

dan masalahnya, dia cuma anggap lo teman.

akhirnya dia pergi.

sunoo pernah mengucapkan itu ke jungwon. dalam hati jungwon sedikit terkikik geli mengingat bagaimana sunoo saat itu malah terlihat jauh lebih marah dan kecewa daripada dirinya. sunoo paling tidak bisa melihat sahabat dekatnya diperlakukan seperti itu.

kalau menurut sunoo, tidak ada pembenaran atas apa yang dulu jay lakukan pada jungwon. mau dia punya cerita tersendiri pun tetap saja yang dia lakukan jahat.

jay yang tiba-tiba menggeliat dalam tidurnya membuat jungwon kaget dari lamunannya dan buru-buru bangkit dari kasur.

"jam berapa?" tanya jay dengan suara parau, matanya masih setengah tertutup.

"jam 8," jawab jungwon singkat setelah melihat jam di ponselnya. ia lalu pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok gigi.

---

jungwon sedang menyantap sereal di meja makan saat seseorang menekan bel apartemen jay.

"tolong bukain, won," ujar jay yang sedang sibuk membuat pancake. menyembunyikan wajahnya yang cengengesan karena dia jelas tau siapa yang datang.

jungwon hanya nurut saja dan beranjak menuju pintu depan.

setelah dibuka, yang pertama dia rasakan adalah tubuh tinggi seseorang yang memeluknya erat.

"jungwonnn!"

"lah kok lo nemu gue sih .."

"ya ampun, won. gue udah cari kesana kemari, keliling central park tujuh kali, merangkak di jembatan brooklyn, berenang ke liberty island, nangis meraung-raung di tengah times square, hampir mau pesen tiket pesawat balik ke jakarta demi nyari lo! ternyata lo di siniii!" seru heeseung dramatis sambil mengeratkan pelukannya di tubuh roommate-nya itu.

jay yang mendengar seruan dramatis heeseung dari dapur hanya berdecak kagum.

"apaan sih, lebay," hanya itu balasan jungwon, tetapi tangannya pun akhirnya balas memeluk tubuh heeseung.

"maafin gue, ya. gak seharusnya gue bentak lo kemarin. maaf juga gue gak pernah ngurusin lo pas sakit. janji, gue bakal jagain lo dan ngurus lo kayak anak sendiri. makan gue siapin, baju gue setrikain, popok gue gantiin, berak gue cebokin."

"gue bukan bayi, bego," jungwon mencubit pundak heeseung kesal.

"eits, yang sopan dong sama kakak," heeseung balas memukul belakang kepala jungwon.

sakura || jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang