jungwon duduk di sisi kasur heeseung, menatap orang mabok yang kini sudah tertidur itu. susah payah jay tadi mengganti atasan heeseung yang terkena muntahannya sendiri, sementara jungwon hampir menangis tadi saat harus membersihkan lantai. baunya bukan main.
"ck, bego!" jungwon menampol kepala heeseung mumpung orangnya tidur, "ke new york malah aneh-aneh. untung lo pinter, kak, akademik lo gak bakal keganggu. tapi ngerepotin orang tau, gak!"
selagi jungwon asyik ngomelin orang tidur, jay keluar dari kamar mandi dengan pakaian bersih milik heeseung yang dicolong jungwon dari lemari kakak tingkatnya itu.
tadi baju jay juga kena muntahnya heeseung.
"ada keresek yang bisa gue pake, gak?"
jungwon menoleh pada jay yang berdiri di depan pintu kamar mandi, tangan kirinya menjepit bajunya yang sudah dibilas dengan ekspresi memelas. jijik sekali bajunya kena isi perut heeseung.
"ah, iya, bentar," ucap jungwon pelan dan menghampiri lemari kecil di pojok yang berisi kebutuhan-kebutuhan random. ia mengambil dua kantong keresek, juga satu tas kain kecil.
"nih," jungwon menyerahkan tiga barang itu tanpa melihat wajah jay. langsung berjalan menuju ujung kasurnya dan duduk di sana.
seminggu setelah pertemuan canggungnya dengan haruto, lagi-lagi jungwon harus bertemu dengan orang yang tadinya adalah masa lalu.
ruangan itu hening, hanya terdengar suara berisik dari aktivitas jay berusaha memasukkan bajunya ke dalam keresek.
jungwon hanya menunduk, memainkan ujung kaosnya.
jay? ekspresinya datar seperti biasa, padahal diam-diam ia merasa jantungnya akan copot saat itu juga.
aneh sekali, tiba-tiba ketemu seseorang yang dulu sangat dikenal seperti telapak tangan sendiri.
"lo .. apa kabar?" tanya jay memecah keheningan. pertanyaan paling basa-basi yang justru menambah kecanggungan.
"hm, biasa aja. lo, kak?"
"begitulah."
jungwon hanya membalas dengan anggukan. di pikirannya sedang berdebat apakah harus mengusir jay atau membiarkannya berdiri kikuk di sana sampai akhirnya pulang sendiri.
"lo .. kuliah?"
"iya, sama kayak kak heeseung. pertukaran pelajar."
"gue baru tau ada lo di sini. semingguan lalu ketemu heeseung dan dia gak sekali pun cerita ada lo."
akhirnya jungwon memberanikan diri mengangkat wajah, menatap langsung jay yang masih berdiri kikuk di depan pintu kamar mandi.
lampu apartemen hanya dinyalakan satu, membuat ruangan remang-remang. jungwon bisa melihat jay tidak banyak berubah, hanya warna rambutnya saja. masih jay yang berwajah tegas dan karismatik.
"udah .. lama juga ya gak ketemu," ujar jay pelan.
"iya."
jungwon ingin sekali menghilang tanpa jejak, atau meleleh dan menjadi satu dengan lantai. apa saja asal tidak berhadapan dengan jay.
memang sih mereka teman, seharusnya kan biasa saja.
"ehm, kalo gitu gue pamit pulang, ya."
"gak kemaleman, kak? di luar emang gak bahaya?"
jungwon basa-basi. aslinya pengen banget itu orang pergi dari hadapannya.
"gue bawa mobil. aman, kok."
jungwon pun bangkit dari kasur untuk mengantar jay sampai depan pintu kamar. sedikit gugup karena jarak keduanya jadi sedikit lebih dekat.
"makasih udah anterin kak heeseung pulang. maaf ngerepotin."
KAMU SEDANG MEMBACA
sakura || jaywon
Fanfictionbook kedua dari bersemi yang jungwon, 20 tahun park jongseong, 21 tahun --- bxb semi baku bits of english here and there 16+ slight heewon --- start: 15/06/21 end: 10/10/21