17

4K 669 527
                                    

belajar dan pesta kurang lebih menjadi dua hal yang paling mendominasi kehidupan sehari-hari jay. meski ada ribuan hal lain yang bisa dilakukan di nyc (khususnya bagi mereka yang cukup secara finansial), dua hal itu tetap menjadi yang paling dominan untuk jay sebagai seorang mahasiswa yang juga ingin menikmati masa muda.

cukup dua hal itu yang membuat waktunya seakan berlalu cepat. udara sudah mulai sedikit menghangat dan musim semi akan segera tiba.

sama seperti banyak remaja akhir lainnya di kota ini, haruto yang berulang tahun menggelar sebuah pesta. jay pun juga diundang dengan alasan, "lo kan temen gue juga, bang."

dan jay pun berakhir menghadiri pesta ulang tahun haruto siang itu. tidak muluk-muluk sebenarnya, haruto hanya meminjam rumah salah satu temannya untuk pesta itu karena jelas tidak mungkin mengadakan pesta di asramanya.

sampai di alamat yang diberikan haruto, jay langsung memasuki rumah itu tanpa permisi atau melepas sepatu (jujur saja, kadang jay tidak sadar melepas sepatunya karena kebiasaan di indo dulu).

di dalam sudah penuh, musik dan orbrolan ramai terdengar. dengan santai jay berjalan menuju meja di pojok ruangan dan meletakkan hadiah miliknya bersama hadiah-hadiah lainnya.

yang pertama jay lakukan adalah menuju meja yang menyediakan minuman. dengan begitu ia merasa ada kerjaan padahal diam-diam sedikit terintimidasi karena hampir tidak mengenal siapa pun di sini. kebanyakan teman-teman haruto.

sudah memegang gelas di tangannya, jay memilih untuk mendekat ke dinding dan mengamati sekitar. siapa tau ada satu dua orang yang ia kenal.

jay tersenyum masam ketika yang ia lihat justru haruto yang berjalan ke arahnya dengan senyum lebar.

"bang gantenggg."

"diem."

"jangan jahat gitu dong. ulang tahun, nih."

"ulang tahun doang. gaya banget."

meski haruto bocah yang menyebalkan, tapi jay harus akui kalau ia tetap teman yang baik.

jay terkekeh melihat haruto yang manyun, lalu menepuk pundaknya (agak kelewat keras), "happy birthday, ya. makasih udah ngundang."

"thanks juga udah dateng. mulai sekarang kita bestie ya, bang. jangan ajak gue ribut lagi."

"lo yang sering ngajak ribut duluan," jay menampol pelan kening haruto, "heeseung dateng ga?"

"gue udah undang, tapi ada esai yang harus diselesain hari ini katanya."

"oh," jay manggut-manggut. pantas saja heeseung tidak membalas pesannya, pasti tidak mengecek notifikasi. "jungwon dateng?"

haruto tersenyum kecil dan mengangguk, "dateng, kok. kan temen deket."

"lo gapapa?"

"biasa aja. yaa, sempet sedih sih, tapi ya udah. udah lewat berapa minggu ini. gue sama dia juga udah kayak biasa."

seseorang memanggil haruto dari seberang ruangan.

"eh, gue ke sana dulu, bang. sori gak bisa temenin."

"santai. dah, happy birthday lagi."

haruto pun melambaikan tangannya dan pergi menuju teman yang tadi memanggilnya, meninggalkan jay sendiri.

jay menghabiskan isi gelasnya dalam sekali teguk, sedikit meringis karena minumannya terlalu dingin.

pandangannya kembali diedarkan ke sekeliling ruangan. nihil, semua wajah di sana asing baginya.

lalu matanya menangkap pucuk kepala di kejauhan yang entah kenapa terlihat familier. setelah memfokuskan pandangannya, jay pun sadar kalau jungwonlah yang ia lihat.

sakura || jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang