05. Berusaha Akrab

57 5 0
                                        

- Mereka adalah pengunjung-




.

.

.


"Ya Tuhann.. Selenaaa bangun!!! Kau bisa telat lagi nantiii" teriak ibunya sepanjang ia berjalan dari dapur menuju kamar Selena. Perempuan yang menggunakan apron putih itu membuka pintu kamar putrinya, "Selena, eomma tidak akan membangunkanmu dua kali" Ancamnya.


Tidak ada jawaban. 


Ibu terdiam. Mengapa Selena tidak terbangun? Bahkan ia tidak bergerak mendengar suara lantang Ibunya. Perempuan itu mulai khawatir. Perlahan ia mendekatkan telinganya ke dada Selena apakah anaknya itu masih bernafas atau tidak. Jantungnya masih berdetak normal. Ibu segera berlari pelan kearah ayah yang sedang memakai sepatu.

"Hei, heii" bisik ibu memukul pundak ayah.

"Ng?"

"Kenapa selena gak bergerak sedikitpun? kukira dia udah gak ada, tapi jantungnya masih berdetak" ucap ibu heran.

"Heh, tidak baik bicara begitu"

"Cobalah kamu kedalam kamarnya dan melihatnya" ibu menarik ayah yang setengah memakai sepatu. 

.

.

.


diruangan itu sang ayah duduk disamping ranjang sambil mengusap kepala Selena. "selena? bangun nak, sudah pagi nanti kamu telat". 

Ia tetap tidak bergerak. ibu dan ayah saling memandang satu sama lain. Sunoo yang tidak sengaja lewat didepan pintu, melihat ibu dan ayah bersamaan dikamar kakaknya. Ia segera masuk.

"Kenapa ma?"

"Kakakmu tidak merespon Eomma" jawab ibu panik.

"Hah? Iyakah? Jangan-jangan dia sudah..."

"HUSH!!" serentak ayah dan ibu melihat kearah sunoo.

"...padahal aku belum selesai bicara" ucapnya kecut. 


"Selena.." panggil ayah sekali lagi. Tiba-tiba air mata gadis itu mengalir dengan hangat. 

" Yaampun Selena!" panik ibu menggenggam tangan putrinya. 

"Apa kamu bisa mendengar appa nak?" sahut ayah ikut panik.

Selena tetap tidak merespon membuat Sunoo semakin takut, "Appa, sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit."

"iyaaa ,ayo kita bawa diaa" bujuk ibu ke ayah.

"yasudah, Sunoo kamu gendong kakakmu, appa mau siapkan mobil" ayah bergegas keluar.







###

Di dunia lain,

Selena merenung. Ia benar-benar takut dan juga merasa lapar. Dari pada terus-menerus mengedor pintu, ia memilih menyudutkan dirinya disisi kanan kasur. 

BEHIND YOU | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang