Eternally,
Terjebak dalam mimpi ini membuatku harus mengatur hidup dalam dua dunia. Bertemu dengan kelima laki-laki yang bernasib sama denganku mendorong kami untuk berjuang. Mimpi ini memaksaku untuk bertahan dalam ketegangan dan kepanikan.
|| *pe...
Sontak aku melihat kebelakang. Seseorang sedang berdiri didepan pintu sambil menatap datar kearah ku. Jujur, aku sangat ketakutan. Jantung ini semakin berdenyut kuat. untuk pertama kalinya aku melihat sosok manusia dalam mimpiku yang sudah berlangsung entah berapa tahun yang lalu. Pakaian yang serba hitam membuatku semakin yakin jika ia adalah dalang dibalik semua ini. Kupaksa mulut ini mengeluarkan suara, walau akhirnya aku tergagap.
"K-kenapa aku bisa disini?"
"Kau menginginkan ini kan?" potongnya sambil berjalan kearahku
"Maksud kamu apa?"
"Kau bilang kau tidak suka mimpi yang terus berulang-"
"Jangan mendekat!" Dia berhenti mendengar perintahku
"Apa yang harus kulakukan?"
Terpikirkan olehku untuk melompat dari jendela dibelakang. Toh, ini hanya mimpikan? kuharap aku tidak akan mati jika jatuh kebawah sana. Kaki ini sudah siap kebelakang untuk mengambil ancang-ancang.
"Itu tak akan berhasil." Ucapnya tahu memerhatikan gerak-gerikku.
"kamu, sekali lagi coba deket-deket, akan kubunuh!" tubuhku semakin gemetar ketakutan. Perlahan aku mengambil jalan sudut dari kirinya dan berlari keluar. Dia hanya mematung dan membiarkanku pergi begitu saja.
.
.
.
Diluar kamar, aku menemukan tangga lebar yang dihiasi lampu disepanjang pilarnya. Kesannya sangat tua. Tapi pada kondisi seperti ini, siapa peduli? tanpa pikir panjang, aku langsung berlari menuruni tangga dan mencari jalan keluar. namun, aku kembali kebingungan dan takut. pasalnya kastil ini sungguh luas dan mengerikan. aku terus berlari kemanapun aku bisa-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duak!
Sialnya, aku menabrak tubuh seseorang dengan keras hingga aku terjerembab. Sakit, aku merasakan sakitnya. Seperti nyata, bahkan sikut kananku perih.
Kulihat wajah pemilik badan yang kutabrak tadi. Rambutnya kuning stabilo dengan wajah yang terluka seperti habis berkelahi. Auranya sangat tajam dan ia terus menatapku sambil tersenyum simpul. Perlahan aku bangkit dan berbalik, tetapi tiba-tiba dia menarik sikutku yang terluka itu.