(Hueningkai)

43 4 0
                                    

Selamat membaca <3

.

.

.


Alunan indah menyambut telinga siapapun yang mendengarnya. Semakin lama alat musik itu dimainkan, maka semakin tertata pula melodi cantik tersebut. Disebuah ruangan berwarna putih dengan banyak perlengkapan alat musik, lelaki itu menekan satu-persatu tuts piano dengan kesepuluh jarinya yang lentik dan dengan mahir jari-jemari itu berjalan kesana kemari seperti sudah khatam akan tangga nadanya.

Iya, dia Hueningkai yang berusia 17 tahun.

Saat ini ia tengah memasuki pelajaran les alat musik yang berada disekolahnya. Kebetulan, hanya Kai yang berhasil lolos kebabak selanjutnya setelah terpilih menjadi siswa yang akan ikut serta dalam lomba musik bergengsi antar sekolah. Jika temannya yang lain pergi kekantin ketika jam istirahat, maka Hueningkai pergi ke ruang seni untuk berlatih.

"permainanmu semakin baik" puji seseorang yang berdiri diambang pintu membuatnya terhenti.

"Ah terima kasih ssaem~" ia segera berdiri dan membungkuk sopan.

*ssaem: guru

"Istirahatlah, seseorang menunggumu diluar" ucap ssaem sambil menyengir.

Hueningkai tampak mengernyitkan dahinya. Ia permisi dan segera berjalan keluar menemui sosok yang dikatakan ssaem tadi. Seorang perempuan yang terlihat lebih muda darinya berdiri didekat jendela sambil bersandar. Ditangannya terdapat sebuah kotak biru diikat dengan pita putih yang indah.

"Yuna? Kenapa?"

Perempuan bernama Yuna itu terperanjat kaget ketika mendengar suara Kai yang baru saja muncul. Dengan kikuk, ia memberi kotak itu dan Hueningkai menerimanya.

"ini apa?"

"Coklat. Inikan hari kasih sayang" ia tersenyum cerah.

"wahh, terima kasih banyak~" balas Hueningkai tak kalah senang.

"kamu suka?"

"iya suka bangett!"

"rasa mint choco"

"WAHH" Ia segera membuka kotak itu dan menemukan coklat berwarna tosca berbentuk kerang tersusun rapi. Tangannya yang sudah gatal mengambil satu bulatan dari dalam kotak karena tak sabar ingin mencicipi coklat tersebut.

"Kai~!"

Keduanya menoleh ketika seorang perempuan berambut ikal mendekati mereka. wajah yuna yang tadinya senyum secerah matahari kini berubah 180 derajat menjadi datar. Ia memandang perempuan tersebut tidak suka.

"selamat hari kasih sayang~" perempuan itu menyodorkan kotak bening berbentuk hati dengan coklat yang tersusun didalamnya kepada Hueningkai. Namun, dengan polosnya ia menerima kedua kotak itu dengan senyum yang lebar pada kedua perempuan itu.

"aku sudah memberinya terlebih dahulu young," sahut Yuna datar.

"tapi aku juga sudah memesan coklat ini jauh-jauh hari" ucap perempuan bernama Wonyoung itu tak mau kalah.

Hueningkai melihat keduanya yang sedang adu mulut bergantian. Mereka bertiga seperti anak kecil yang sibuk memperebutkan cinta monyet dibangku SMA.

"ahah tidak apa apa, aku akan menerima keduanya. Terima kasih coklatnya guys" Kai hanya bisa tersenyum canggung. Ia perlahan berusaha meninggalkan kedua perempuan yang masih bertatapan sengit itu. Namun, Wonyoung menyadarinya dan tiba-tiba mengandeng tangan kiri Hueningkai.

BEHIND YOU | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang