Intro dulu hehe
He–Yo 💚🌹🌹
Happy reading 💖💖
And
Sorry for typo 😸😸
Note: JohnTen focus 🌼
.
.
.
Sekembalinya dari pertemuan dengan Rose yang tidak berjalan dengan lancar membuat Crystal bingung juga harus mencari petunjuk lewat siapa lagi. Satu-satunya orang yang mengetahui tempat keberadaan Jeno dan juga yang menculik Mark serta Beomgyu adalah Rose. Namun perempuan itu lebih memilih diam dan tidak mau berbagi informasi.
“Kau gagal kan noona?”Johnny bukan hanya asal menebak tetapi dari raut wajah Crystal ketika keluar dari kantor polisi itu pun sudah bisa dilihat kalau Crystal marah dan juga kecewa. Tentu saja itu pasti karena Rose tidak mau angkat bicara perihal Jeno.
“Lebih baik kau istirahat noona.”
“Tidak John.” Tolak perempuan itu
“Kau harus noona. Istirahatlah di rumah sakit. Ten sudah menunggu di ruangan Jaehyun. Jadi biarkan aku dan dirinya yang mencari tahu sekarang.” Ujar Johnny aga supaya Crystal bisa sedikit tenang dan mau untuk beristirahat. Perempuan itu perlu untuk tidak karena sudah beberapa hari ini dia tidak tidur cukup. Kantong matanya juga sudah terlihat mengenaskan ditambah dengan wajahnya yang memucat.
“Jangan memaksakan diri noona. Jangan sampai sakit” ucap Johnny dan langsung menyuruh supir untuk membawa Crystal kembali dirumah sakit. Sedangkan dirinya pergi ke sebuah tempat.
….“Aku baru saja memberikan vitamin agar imun noona tetap baik. Jadi sekarang tidurlah”
“Terima kasih Ten, tapi …”
“Tidak noona. Percayakan ini kepada ku dan Johnny” potong Ten yang memang tidak mengizinkan Crystal untuk memaksakan diri lagi. Sudah cukup perempuan itu hanya tidur selama 2 jam sehari selama 3 hari ini.
“Baiklah Ten” kata Crystal sambil sedikit menguap dan menyamankan dirinya di sebuah tempat sofa besar yang ada di sana yang tak lama kemudian kedua matanya itu tertutup disertai deru nafas pelan. Menandakan kalau dia sudah tertidur.
“Maafkan aku noona” gumam Ten karena ia merasa bersalah telah memberikan Crystal obat tidur. Jika kalau tidak makan dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.
Sosok Ten duduk tepat di samping kasur Jaehyun dengan pandangan yang terlihat sedih dan iba kepada mantan sahabatnya itu. “Hey kau … bagaimana rasanya berbaring tidak berdaya seperti ini? Aku sangat-sangat tidak menyukai dirimu Jae, kau tahu itu … Tapi apakah kau masih lebih memilih tidak berdaya seperti ini disaat Taeyong dan anak-anakmu sedang berjuang untuk hidup Jae? Bukankah kau terlalu egois? Berhenti bersikap seperti ini Jaehyun …”
Ucapannya terhenti karena tenggorokannya yang tercekat akibat sesak yang dirasakannya. Ten menangis dengan tersedu-sedu dihadapan Jaehyun yang terbaring lemah. Rasa marah yang selama ini Ten pendam di dalam hati meluap begitu saja – rasa marah ketika Jaehyun berselingkuh, memilih berpisah dengan Taeyong, bahkan sampai Jaehyun yang tidak becus merawat anak-anaknya. Semua perasaan marah dan kecewa itu menjadi hilang ketika ia mendapati sahabatnya dalam keadaan hidup dan mati.
“Jae … please wake up …They need you, your family ... Berjuang ya untuk bangun, jangan nyerah … Taeyong sama anak-anak gak akan suka liat kamu lemah, apalagi si kembar yang belum pernah ketemu kamu … Bangunnn yaa Jaee …” rapal Ten sembari merapikan rambut Jaehyun yang berantakan. “Cepatlah bangun bodoh. Aku rindu memaki dirimu” lanjut Ten dengan senyuman namun matanya tidak berbohong bahwa ia masih harus terus menangis kali ini.
Atmosfer kesedihan itu tidak berlangsung lama karena ada seseorang yang masuk yang ternyata itu adalah Jungwoo. Anak buah Jaehyun yang dulu sangat dekat dengan Taeyong sehingga Ten pun bisa mengenalnya.
“Ah kau disini hyung” sapa Jungwoo dengan ramah dan dibalas juga dengan senyuman manis oleh Ten. Lelaki itu bahkan mempersilahkan Jungwoo untuk duduk terlebih dahulu.
“Kau sepertinya mencari seseorang”
Ten yang memang memperhatikan gerak-gerik Jungwoo pun menyadari kalau pria dihadapannya ini selalu melirik ke arah pintu masuk daripada menatap dirinya. Padahal mereka berdua sedang berbincang.
“Ah maaf, aku tak melihat Johnny hyung disini” cicit Jungwoo
“Oh dia sedang sibuk. Jadi hari ini aku yang menjaga Jaehyun.” Balas Ten, tetapi masih menimbulkan pertanyaan dalam benaknya karena untuk apa dia mencari keberadaan Johnny, “Kenapa memangnya Jungwoo-ssi?” tanya Ten dengan perkataan yang formal.
“Tidak apa-apa” jawab Jungwoo
“Apa kau yakin? Dari gerak-gerikmu sepertinya tidak demikian”
Jungwoo tersenyum kikuk. Dia tidak terbiasa dengan mulut Ten yang ceplas ceplos seperti ini. “Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu. Tetapi mungkin nanti saja ketika Johnny hyung sudah kembali” sautnya kemudian langsung berdiri dari duduknya dan pamit dari sana. Tetapi dicegat oleh Ten karena ia tidak mau mati penasaran akan urusan Johnny dengan orang ini.
“Hanya katakan saja padanya kalau aku menerima tawarannya” Jungwoo sedikit membungkukkan badan kepada Ten dan benar-benar berjalan pergi dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JaeYong Family : Long Slow Distance [END]
Fanfic~Sequel from Monochrome~ ⚠️Homo - M-preg - Cheating ⚠️ Tetap divote, comment, sama kalau ada saran dan masukan silahkan ya, walaupun udah end^^ Dari kegelapan tersimpan sebuah harapan akan cahaya yang menampakkan sinarnya. Dengan harapan jika sinar...