Delicia duduk di kursi kulit yang lembut, di dalam ruang kerja Pria itu. Gavyn duduk di sebelahnya, menatap Delicia dengan intens. Sepertinya Pria itu tengah menimbang kata apa yang akan Ia ucapkan.
Delicia ingin menanyakan soal Ibu Alvyn, tetapi sepertinya belum saatnya. Dia tidak bisa tiba-tiba begitu lancang membahas masalah pribadi dosennya.
"Bisa kau ceritakan tentang dirimu dan juga pengalaman mu dalam mengasuh anak-anak?" Gavyn menunggu reaksi Delicia, "Karena sepertinya kau sangat berpengalaman dengan anak-anak." lanjutnya
Delicia menegakkan tubuhnya sebelum menjawab, "Aku tidak yakin harus mulai dari mana. Aku masih punya satu tahun lagi di perguruan tinggi, dengan jurusan yang ku ambil saat ini -Master in Clinical Child and Adolescent Psychology (Magister Psikologi Klinis Anak dan Remaja)."
"Kau sengaja mengambil jurusan itu?"
"Bisa dibilang begitu. Karena sebetulnya mengasuh anak bukan tentang sekolah, ini lebih tentang belajar keterampilan untuk menangani anak-anak dalam krisis yang mereka alami. Aku juga bekerja menjadi sukarelawan di sebuah panti asuhan bernama Happy Tree. Kami juga mengadakan kelas yang bekerjasama dengan Departemen Keselamatan Anak. Hal itu di tujukan untuk siapa saja yang ingin menjadi orang tua asuh atau bekerja dengan anak-anak. Jika kamu tertarik, kamu bisa menghubungi ku."
"Sungguh terpuji. Jadi, bisa ceritakan lebih banyak lagi tentang bagaimana Kamu akan mengajar Alvyn nanti? karena sejujurnya, Kamu juga dituntut harus bisa mengajarkan nya setelah dia pulang dari sekolah. "
"Aku lebih suka anak-anak bermain pasir daripada membiarkan anak-anak di depan TV untuk menonton kartun. Bukan berarti ada yang salah dengan kartun," jelasnya. "Tetapi memang seharusnya mereka lebih banyak mengenal alam sekitar bukan?" lanjut Gavyn.
"Aku setuju," kata Delicia sambil mengangguk. "Anak-anak memang harus berada di luar ruangan, menikmati alam, mengejar kupu-kupu, dan bermain dengan serangga."
Gavyn mengangguk, setuju. "Pengasuh Alvyn sebelumnya punya pacar, dia terus-menerus berbicara dengannya di telepon ketika dia seharusnya memperhatikan Alvyn. Dan Aku tidak ingin hal itu terulang kembali. Apakah itu masalah bagimu?"
"Mm- Aku tidak punya pacar yang mengharuskan diriku memeriksa ponsel tanpa batas. Jadi, Kamu tidak perlu khawatir jika nanti Aku akan menelantarkan Alvyn. Itu tidak akan terjadi."
"Aku senang mendengarnya." Gavyn menyunggingkan sedikit senyuman.
"Lalu-Apa yang akan menjadi tugasku?"
"Kamu akan membangunkan Alvyn di pagi hari, dan membawanya ke sekolah. Sopirku Travis akan mengantarmu ketika kamu membawa Alvyn."
Rumah mewah dan sopir pribadi? hmm-
"Kamu juga akan bertanggung jawab atas nutrisinya. Aku ingin Kamu memastikan dia makan dengan sehat. Aku tidak ingin dia melahap permen dan soda." lanjutnya.
Delicia berusaha untuk mengingat apa-apa saja tugasnya.
"Dia hanya sekolah di pagi hari, dan untuk sorenya Aku ingin Kamu mengajak Alvyn untuk belajar di luar ruangan. Seperti perjalanan ke kebun binatang dan kegiatan lain yang menyenangkan. Alvyn juga sedang proses belajar berenang, dan Aku ingin Kamu juga mengajari nya."
Tunggu. Berenang?
"Mm-Sir?"
"Ya? apa ada yang ingin Kamu tanyakan?"
"Untuk masalah berenang, seperti nya Aku belum cukup mahir dalam hal mengajarkan Alvyn. Aku tidak jago berenang. Bisa di bilang Aku- takut berenang." ucap Delicia pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wound
Romance{21+} "Aku tidak mau menikah. Tetapi aku ingin mempunyai anak." "Aku ingin hidup bersamanya, tetapi aku tidak ingin punya anak." Takdir mempertemukan mereka dalam benang kehidupan yang kusut. Tetapi Delicia tidak menyangkal bahwa sebenarnya ada sepe...