"Deli? Apakah semuanya baik-baik saja?" suaran Jack membuyarkan lamunan Deli.
“Aku baik-baik saja, apakah Aku mengganggu mu?"
"Ah, tidak. Kamu baik-baik saja kan? Apakah Kau sakit?”
“Aku baik-baik saja, sungguh."
Deli diam lagi.
“Mm, Jack?”
"Ya?"
"Aku minta maaf sebelumnya. Setelah ini, Aku berharap kita tidak perlu bertemu lagi."
Jack terdiam, "Apakah Aku mengganggu mu?"
Deli menggeleng, "Oh tidak-tidak. Aku hanya tidak ingin ada kesalahpahaman diantara kita." ucap Deli tak enak hati.
"Apakah ada yang tidak suka Aku menemui mu? Ataukah Kau sudah mempunyai kekasih?" tebak Jack.
Deli tersenyum kikuk. "Aku harap Kau mengerti."
"Oke," kata Jack, sedikit terluka. Deli tidak tahu mengapa. “Tapi asal Kau tahu Deli, Aku selalu di sini jika kamu membutuhkanku. Aku harap kamu tahu aku selalu ada untukmu.” lanjut Jack lembut.
"Aku tahu. Terimakasih Jack."
Deli melihat seluet seseorang dari sudut matanya. Saat ia mendongak, dia sangat terkejut saat melihat seseorang yang sangat mirip dengan Ayahnya.
Tubuh Deli langsung kaku seketika.
Jack terlihat bingung saat melihat reaksi Deli. "Ada apa Deli?"
Deli diam.
"Deli!" Jack menyentuh tangan Deli.
"Ya?" refleks Deli langsung menarik tangan nya.
"Kau baik-baik saja?"
"Ya, Aku hanya—" Deli terlihat kebingungan.
"Maaf Jack, ku rasa Aku harus pergi sekarang. Terimakasih untuk makan siangnya."
Deli langsung mengambil tas nya, dan berlalu pergi.
***
"Aku sudah mengurus tiket mu. Tiket mu sudah ku upgrade ke first class." Gavyn berdiri di ambang pintu, melihat Deli yang sedang mempersiapkan kopernya.
Deli memutuskan untuk menengok Ibunya sore itu juga. Penerbangannya jam 16:30 waktu setempat. Dari San Francisco, ke New Orleans membutuhkan waktu penerbangan 5 jam 50 menit jika tidak ada hambatan.
"Apakah Alvyn marah padaku?" tanya Deli khawatir.
"Aku sudah menjelaskan padanya, dan Syukur lah dia mengerti."
Deli mengangguk, dan bernafas lega.
"Terimakasih."
Gavyn tersenyum, "Sudah membawa ponsel dan Laptop?"
"Sudah."
"Bagus. Aku akan membawa koper mu."
Deli mengangguk, lalu memeriksa kamar yang selama ini ia tempati. Kamar yang menjadi saksi biksu dirinya dan Gavyn.
Mobil Gavyn tiba di San Francisco Internasional Airport dengan Travis yang mengemudikan nya.
Mereka sudah berada di terminal Security Check Point.
"Sudah kau siapkan semuanya?Tiket, kartu identitas, passport?" tanya Gavyn.
"Ini." Deli menunjukkan berkasnya.
"Bagus. Kemungkinan Kau akan tiba jam setengah 1 malam, Deli. Hubungi Aku jika Kau sudah sampai di sana. Oke?"
"Hmm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wound
Romance{21+} "Aku tidak mau menikah. Tetapi aku ingin mempunyai anak." "Aku ingin hidup bersamanya, tetapi aku tidak ingin punya anak." Takdir mempertemukan mereka dalam benang kehidupan yang kusut. Tetapi Delicia tidak menyangkal bahwa sebenarnya ada sepe...