BAB 18

278 3 0
                                    

Tiba-tiba tangannya menuntun ku kearah meja makan yang diapit oleh dapur dan ruang api unggun.

Dia meletakkan es krim di atas meja makan, lalu dengan tiba-tiba mengangkat tubuhku, dan mendudukkan diatas meja.

"Gavyn!!" Aku memekik kaget.

"Kenapa?" sahut nya tersenyum jenaka.

"Apa yang ingin Kau lakukan?" tanyaku tiba-tiba menjadi gelisah.

"Makan es krim, Deli."

Dia membelai pipiku dengan belakang buku jarinya. Aku memejamkan mata merasakan sentuhan nya.

"Kau pasti akan menikmati nya." bisiknya dengan tatapan tajam, membakar ke dalam mataku.

Dia mengambil kotak es krim, lalu dengan pelan ia membuka
penutup es krim dan memasukkan sendok kedalamnya.

"Hmm...ini masih sedikit keras," katanya.

Dia mengambil sesendok es krim, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Enak," bisiknya, sambil menjilat bibirnya.

Oh Sial!!

"Ternyata rasa vanila sangat nikmat.", ia memandang kearahku sambil menyeringai.

"Mau coba sedikit?"

Dia terlihat sangat menggoda, dengan mata cerah dan wajah bersinar.

Oh apa yang sebenarnya akan dia lakukan padaku?

Aku mengangguk malu.

Dia mengambil lagi satu sendok penuh dan menawari aku
sendoknya, jadi aku membuka mulut, tapi dengan cepat dia
masukkan ke mulutnya.

"ini terlalu enak untuk dibagi dengan orang lain," katanya,
tersenyum licik.

"Hei," Aku mulai protes.

"Kenapa Miss Powell? Kamu juga mau vanilla?"

"Ya,"

Dia tertawa. "Kita jadi lebih liar kan?"

Hatiku bergetar melihat tawanya.

"Es krim, Gavyn."

"Aku akan memberikan nya, karena Kamu sangat manis hari ini." Dia tersenyum jenaka kepadaku, lalu menawariku sesendok, dan kali ini membiarkan Aku memakannya.

Aku terkikik melihat wajahnya yang sangat gembira itu. Dia mengambil sesendok lagi, dan terus menyuapiku lagi dan lagi.

Oke cukup.

Dia mengambil sesendok lagi, menawariku. Kali ini aku
menutup mulutku, dan menggelengkan kepala.

Tiba-tiba saja dia membiarkan es krim itu meleleh dan dengan sengaja menjatuhkan nya ke atas tenggorokanku. Hingga lelehan es krim itu turun membasahi dadaku dari balik gaun. Dia menunduk, dan dengan pelan menjilatnya habis. Seluruh tubuhku langsung terangsang.

"Mmm, rasanya lebih enak berpadu denganmu, Miss Powell."

Aku menggeliat, terbakar dalam
nafsu. Dia mengambil lagi sesendok penuh dan membiarkan es krim itu meleleh di payudaraku, dan dengan menggunakan belakang sendok, dia memoleskan es krim ke setiap puting payudara ku yang sudah mengeras dari balik gaun.

Oh ... dingin. Kedua puting ku berdiri dan mengeras dibawah
lelehan es krim dan dingin nya sendok.

"Dingin?" Gavyn bertanya pelan dan menunduk untuk
menjilat dan mengisap puting ku yang membengkak.

Oh, ini siksaan.

Dia terus menghisap dengan kuat, dan mengelus puting ku yang tercetak jelas dari balik gaun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang