Gavyn membelakangi pintu dan tak sadar jika ada seseorang yang diam-diam masuk ke dalam ruangannya. Sosok itu melangkah mendekati Gavyn, memeluk pria itu dari belakang dengan erat. Tubuh Gavyn menegang untuk beberapa saat.
"Kau sudah tidak marah lagi kan?"
Tidak ada jawaban.
"Aku— Aku sungguh minta maaf."
Tidak ada jawaban lagi.
"Kenapa kau diam saja?" Gavyn berbalik ingin menatap wajah wanita yang mengusiknya itu.
Saat berbalik, betapa terkejutnya dia saat melihat bukan Delicia yang ada di hadapannya. Melainkan—"Anda tidak perlu minta maaf, Sir." Diana Wood tersenyum sensual di hadapan Gavyn.
"Lepaskan tanganmu, Miss Wood." Gavyn mencoba melepas lengan wanita itu dari pinggangnya.
Diana mendengus, melepaskan tangannya dengan terpaksa. "Alright," bisiknya.
Gavyn terbatuk merasa tak nyaman. "Apa yang Kau lakukan disini, Miss Wood?"
"Aku ingin mengembalikan buku Anda, Mr Maxwell." ujarnya dibuat-buat.
Gavyn meraih buku dari tangan Diana dengan santai. "Baik. Kau boleh pergi sekarang. Ah—tolong jangan mengganggu ketenangan kelasku lagi." ucap Gavyn memperingati.
Diana terkekeh, "Aku menyukainya Mr. Maxwell."
Langkah kaki Diana kian mendekat, menutup
jarak di antara mereka. "Dan—terimakasih untuk bukunya.""Oke. Kau bisa pergi sekarang." putus Gavyn tampak risih.
"Aku ingin mencium mu Mr Maxwell. Sungguh." Senyum jahil terlukis di bibir Diana. Salah satu tangannya bergerak mengusap kancing kemeja Gavyn, Bergerak dengan sensual menggoda pria
itu.Gavyn menangkap pergerakan tangan Diana dengan kasar. "Hentikan." Pria itu mendelik kesal.
"Kenapa?" balas nya rendah. Diana lebih mencondongkan tubuhnya kearah Gavyn.
Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok wanita berdiri dengan terkejut. Gavyn sama kaget nya dan buru-buru melepaskan tangan Diana dengan kasar. Dengan enggan, Diana menarik diri.
"M—maaf Sir. Sepertinya Saya masuk di waktu yang tidak tepat." ucap Delicia kikuk.
"Memang." balas Diana kesal.
"Miss Wood, Kau boleh pergi sekarang."
Diana menatap kesal pada Gavyn, ia juga menatap Delicia sinis, sebelum akhirnya berlalu pergi.
Setelah kepergian Diana, Delicia enggan menatap mata Gavyn. Gavyn tahu bahwa wanita tengah menghindari nya.
"Tadi tidak seperti yang kau pikirkan." ujar Gavyn menjelaskan.
"Aku tidak mengatakan apapun." jawab Delicia datar.
"Tetapi otak kecil mu pasti berkelana memikirkan yang bukan-bukan tentang ku." tebaknya.
"Yang bukan-bukan seperti apa?" pancing Delicia.
Gavyn tersenyum menggoda, "Kau ingin aku menjelaskan nya?"
"Tidak. Aku tidak ingin membahas nya." sahutnya cepat.
Gavyn menghela nafas, "Kau masih marah padaku?"
"Apa?"
"Aku bisa menjelaskan nya."
"Apa ada yang perlu di jelaskan?"
"C'mon Deli. Kau tidak lupa kan kejadian kemarin? Kau salah menyimpulkan sesuatu." ucap Gavyn gemas.
"Aku tidak ingin membahas nya," putus Delicia. "Terlebih tidak disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Wound
Любовные романы{21+} "Aku tidak mau menikah. Tetapi aku ingin mempunyai anak." "Aku ingin hidup bersamanya, tetapi aku tidak ingin punya anak." Takdir mempertemukan mereka dalam benang kehidupan yang kusut. Tetapi Delicia tidak menyangkal bahwa sebenarnya ada sepe...