BAB 16

137 3 0
                                    

Deli POV

Keesokan harinya, Ibu memelukku dengan erat.

"Ikuti kata hatimu, sayang. Kau masih begitu muda, dan masih punya banyak waktu untuk mencari pengalaman hidup. Biarkan saja semuanya mengalir. Kamu layak mendapatkan yang terbaik." Ibuku berucap ditelinga ku dengan tulus. Dia mencium rambutku.

"Oh, Bu. Aku pasti akan merindukan mu." Air mata yang  tak diinginkan menusuk-nusuk mataku.

Ibuku tersenyum penuh cinta menatapku, lalu kami berpelukan lagi.

"Deli, mereka sudah memanggil
penerbangan mu," suara Martin menginterupsi suasana kami.

"Bu, Aku harus pergi. Maukah kamu mengunjungi ku?"

"Tentu saja sayang, segera. Aku mencintaimu."

"Aku juga."

Aku melihat mata Ibuku memerah dengan air mata yang tertahan, saat dia melepaskan ku. Aku benci meninggalkannya. Aku memeluk Martin singkat, sebelum berbalik menuju gerbang keberangkatan. Aku tak punya waktu untuk masuk ruang tunggu kelas satu hari ini. Aku menahan diriku untuk tidak menengok kebelakang, tapi aku tak bisa menahannya...

Di sana, Martin sedang memeluk ibuku. Air mata mengaliri wajah Ibuku yang cantik.

Ohh.. Ibu...

Aku tak bisa menahan air
mataku lagi. Aku langsung menunduk ke bawah, lalu berjalan menuju gerbang keberangkatan.

Setelah berada di dalam pesawat dengan kemewahan kelas satu, Aku langsung meringkuk di
kursi ku dan mencoba untuk menenangkan diri.

Pesawat belum take off, Aku
memutuskan untuk mengirim email pada Gavyn.

Dari: Delicia Powell
Perihal: Dalam perjalanan pulang
Untuk: Gavyn Maxwell

Dear Mr. Maxwell,

Sekali lagi Aku sangat bersyukur bisa duduk nyaman di kelas satu,  untuk itu Aku ucapkan terima kasih.

Dari: Gavyn Maxwell
Perihal: Dalam perjalanan pulang
Untuk: Delicia Powell

Deli, Aku tidak sabar bertemu dengan mu.

Ngomong-ngomong Kau sudah take-off atau belum? Jika sudah, Kau tak boleh mengirim email, Deli. Itu akan membahayakan mu dan penumpang lainnya.

Dari: Delicia Powell
Perihal: Mr. Bossy
Untuk: Gavyn Maxwell

Pintu pesawat masih terbuka. Kami delay hanya sepuluh menit. Keselamatan ku dan penumpang di sekitarku masih dijamin aman.

Dari: Gavyn Maxwell
Perihal: Permintaan maaf
Untuk: Delicia Powell

Aku ingin Kau pulang dengan selamat.

Dari: Delicia Powell
Perihal: Permintaan maaf diterima
Untuk: Gavyn Maxwell

Mereka sudah menutup pintu.

Sampai ketemu nanti.

Aku langsung mematikan ponsel ku, lalu ku turunkan sandaran bangku, dan mulai memejamkan mataku.

***

Aku keluar dari terminal kedatangan Bandar Udara Internasional San Francisco, tujuh  jam kemudian. Perjalanan saat pulang lebih lama dibandingkan saat Aku berangkat kemarin. Aku menarik koper ku keluar terminal kedatang. Mataku tiba-tiba menemukan sosok yang sangat Aku kenal. Orang itu sudah menunggu sambil memegang sebuah papan yang bertuliskan Miss Delicia Powell. Aku tersenyum senang melihat kehadiran Gavyn disana. Dan, Oh... style kita hampir sama.

Secret WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang