BAB 9

152 3 0
                                    

"Kau sangat nakal Miss Powell." ucap Gavyn tertahan.

"Apakah itu mengejutkan mu?" balas Deli sensual.

"Kau memprovokasi ku, Deli." ucap Gavyn serak. "Apa Kau siap akan konsekuensi nya?"

Deli menelan ludahnya sendiri.

"Apa yang akan Kau lakukan?" tantang Deli.

"Kau ingin Aku melakukan apa?" jawb Gavyn balik bertanya.

Suasana di sekitar mereka menjadi lebih panas dan intim.

"Kali ini Aku yang akan membuat mu datang." ucapnya menantang.

"Bagaimana caranya?" sahut Gavyn dengan deru nafas yang tidak stabil.

Seketika Deli turun dari tempat tidur dan langsung menyentuh celana piyama satin milik Gavyn.

"Oh Wow—" Gavyn tersentak kaget. "Kau yakin akan melakukan nya, Deli?" ada nada tak percaya sekaligus takjub dalam suara Gavyn.

Deli dapat melihat dengan jelas ereksi Gavyn yang keras dan tegang di balik celana. Wajahnya langsung merah padam.

"Ya. Sebelum Aku berubah pikiran."

"Tidak akan ku biarkan." Gavyn berkata sambil melepaskan celana piyamanya, beserta boxer nya.

Kemaluan Gavyn berdiri dengan gagahnya di depan wajah Deli. Dia begitu panjang, tebal, dan keras.

Deli menelan ludah tanpa sadar. Ini pertama kalinya dia melihat penis laki-laki secara langsung di depan wajahnya. Dan benda itu pernah masuk di dalam dirinya.

Gavyn tersenyum geli melihat ekspresi terkejutnya.

Deli mulai menyentuhnya.

Mata Gavyn gelap dan membara.

Terasa jauh lebih keras, pikir Deli.

Deli meremasnya pelan, seketika mata Gavyn terpejam.

Gavyn menempatkan tangannya di atas tangan Deli. Menuntunnya.
"Seperti ini," Gavyn berbisik, sambil menggerakkan tangannya naik turun.

Napas Gavyn tersengal-sengal. Ia membuka matanya lagi, lalu menatap Deli dengan nafsu yang membara. "Seperti itu, Deli.

Gavyn melepaskan pegangan tangannya dari tangan Deli, dan membiarkan wanita itu meneruskannya sendiri.

Mata Gavyn terpejam dengan tubuh tegang. Pinggulnya secara refleks maju saat Deli mempererat remasan nya. Sebuah erangan rendah keluar dari dalam tenggorokannya. Mulut Gavyn menganga sedikit menikmati sensasi di penisnya.

Deli membungkuk kedepan, menghisap, dan menjalankan lidahnya ke ujung penis Gavyn yang berkilau.

"Wow ... Deli." mata Gavyn  terbuka lebar.

Deli menghisapnya lebih keras.
"Ah—Ya...Seperti itu. Astaga, Aku suka mulutmu.” tatapan Gavyn sangat panas menerpa wajah Deli.

Penis Gavyn licin dan gurih.  Walaupun dia berdiri tegak, tetapi juga lembut di dalam mulut Deli.

Deli mendorong lebih dalam ke mulutnya. Gavyn  mengerang lagi.

Lidah Deli berputar di sekitar ujungnya, menelusuri denyut nadi yang berdenyut sepanjang batang nya hingga ke kepala. Kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Kali ini lebih dalam.

Tangan Gavyn meraih rambut Deli, meremas nya dengan kuat. Pinggul Gavyn tegang,giginya terkatup saat Deli menghisap batang nya lebih dalam.

Mata Deli tertuju pada Gavyn saat bibirnya maju mundur di atasnya. Bibir Gavyn terbuka dalam tarikan napas yang tajam dan kelopak matanya menjadi berat, menikmati kenikmatan itu.

Secret WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang