Delisa membawa mobil Sellyn untuk berangkat ke sekolah.
"Wahh, sekolah gue disini?" tanyanya pada diri sendiri saat memasuki area parkir di dalam sekolah. Masih belum banyak orang yang berada disini.
Ia membuka pintu mobilnya. Dan melihat seorang cowok membawa motor gede yang sedang berjalan sendiri.
"Woi," panggil Delisa.
Cowok itu menoleh. Delisa berjalan mendekatinya dan berdiri di sebelahnya.
"Gue?" Jelas cowok itu bingung.
Sellyn yang terkenal dengan tatapan tajam, ratu labrak, dan tanpa senyum, memanggilnya?
Dan ada apa dengan bajunya. Ia memakai kemeja seragam putih tanpa di kancingkan dengan dalaman kaos hitam dan tanpa almamater? Aneh.
Saat sarapan tadi, ia juga membuat bingung orang tua dan kembarannya. Tapi saat ditanya, ia hanya menjawab 'Pengen aja'.
"Iyalah."
Delisa melihat nametag di seragam cowok itu. Yuda Pratama, batinnya. Cowok itu diam menunggu kata selanjutnya yang ia ucapkan.
"Yuda, lo bisa nganterin gue ke kelas gak?" Delisa bertanya dengan senyuman di bibirnya.
"Yuda?" Cowok itu menaikkan sebelah alisnya.
"I-iya lah," jawab Delisa ragu.
"Lo gak tau gue Sel?"
"Hah? Emang gue harus tau elo?" jawab Delisa penuh percaya diri.
"Lo bukan Yuda?"
"Yuda nama kakak gue."
"Terus itu?" Delisa menunjuk nametag yang terletak di dada sebelah kanan cowok itu.
"Ini seragam kakak gue. Seragam gue basah dan dia lagi lomba tenis hari ini."
"Ohh gitu," jawab Delisa santai.
Cowok itu mengernyit heran. Ini beneran si Sellyn? Dalam hati ia bertanya.
"Gue Jino."
"Gue Del- eh Sellyn," ucap Delisa.
"Jadi, mau nganterin gue gak nih?" Tanya Delisa saat ia sudah menormalkan ekspresi wajahnya.
"Kenapa harus dianterin?"
"Ya gak papa."
Jino diam menatap wajahnya. Kenapa ni Sellyn?
"Ya udah, ayo aja."
Mereka berjalan beriringan di koridor sekolah. Banyak pasang mata yang heran saat melihat mereka. Jino tidak memperdulikan itu. Ia hanya merasa aneh dengan gadis disampingnya itu.
Eh, si Sellyn pacaran sama Jino?
Dua hari nggak berangkat, sekalinya berangkat bikin heboh sekolah.
Terus dia udah nggak ngejar-ngejar Rangga lagi?
Jangan ngomongin dia, ntar kita dilabrak mampus.
Delisa merasa jijik ditatap seperti itu. Ia berhenti di depan cewek-cewek yang mencibirnya.
"Mata lo bisa biasa aja nggak sih? Gue colok, tau rasa lo." Ia menunjuk cewek-cewek itu.
Jino mengernyit bingung. Biasanya, Sellyn tidak pernah menghiraukan omongan mereka, ia hanya melemparkan tatapan tajam kepada cewek-cewek itu.
🏵️🏵️🏵️
"Udah kan?" tanya Jino saat sudah sampai di depan pintu kelas Sellyn."Makasih."
"Lo amnesia ya, Sel?" tanya Jino hati-hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/273563782-288-k821459.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SHE
Roman pour AdolescentsKenapa bisa orang itu mengaku sebagai ibunya? Apakah ia bertransmigrasi di tubuh orang lain? Haha ada-ada saja. Atau mungkin orang itu yang ada gangguan jiwa? "HAH?!" Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "INI APAAN?? KEMANA MUKA GUE?? INI MUK...