13. Kembalilah

61 11 22
                                    

Gini amat nggak punya duit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gini amat nggak punya duit.








Sebentar lagi langit akan berganti warna menjadi gelap. Tapi ia masih belum berniat untuk pergi dari tempat itu. Ia menatap batu nisan bertuliskan nama orang tersayangnya.

Dekat, namun terasa jauh. Sama, namun terasa berbeda. Antara ada dan tiada. Seperti itulah perumpamaan yang sedang Aldi rasakan. Berbagai kenangan berputar rapi di ingatannya.

Flashback on

"Al, nggak kerasa kita udah gede aja ya," ucap Delisa membuka suara. 

Saat ini mereka berada di taman belakang sekolah. Duduk berdua di bangku taman. Di bawah pohon rindang. Ditambah sejuknya angin yang semriwing semriwing crot es batu.

Aldi hanya menggumam sebagai jawaban.

"Lo suka ya Al, sama gue?" 

Aldi langsung menoleh ke arah Delisa.

"Dih.. geer." Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Aldi sekarang.

"Emang enggak?" tanya Delisa menaik-turunkan alisnya.

"Diem. Brisik lo," ujar Aldi. 

Delisa hanya mendengus.

Aldi dan Delisa mulai saling mengenal dekat saat class meeting kelas 10, tahun lalu. Saat itu, Aldi masih menjadi anggota OSIS biasa. Memang jika dihitung sekarang, jabatan wakil ketua OSIS Aldi masih seumur jagung.

Delisa sangat menyukai olahraga Voli. Jadi ia ditambah lima orang lainnya dipilih oleh bu Fitri-wali kelasnya, untuk mewakili kelas dalam lomba voli antar kelas. Kebetulan Aldi adalah wasit dari pertandingan yang dimainkan Delisa.

Dari awal, mereka sudah dilihat mencuri-curi pandang antara satu sama lain. Kalian pasti tau rasanya kan? Kek ngerasa terbang tinggi ke angkasa gitu. Ah udah lama nggak ngerasain, kangen juga ya- Author.

Awalnya hanya chattingan biasa. Tapi karena si Cindy yang pacaran sama si Wendi, dan berhubung Wendi sahabatnya si Aldi. Ya tiba-tiba aja mereka jadi deket, padahal mah sebelumnya nggak deket-deket amat.

Dalam arti, hubungan mereka seperti berteman tapi juga saling berkomitmen. Jomblo sih, tapi ada yang spesial. Gitu lah kurang lebih.

"Em.. Al," ucap Delisa sambil menunduk ke bawah melihat sepatunya. 

Aldi menoleh lagi ke arah Delisa.

"Nggak jadi," jawab Delisa melihat Aldi kemudian menunduk lagi.

"Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Aldi menatap Delisa. 

Delisa menghembuskan nafasnya panjang.

NOT SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang