11. Kepikiran

69 16 32
                                    

Ganteng banget bang Rangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng banget bang Rangga.


Untuk pertama kali, pikiran Rangga penuh dengan nama Sellyn. Dia hanya diam waktu teman-temannya bercerita. Saat ini adalah pelajaran olahraga yang berada di lapangan basket outdoor.

Penilaian basket dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perempuan dan kelompok laki-laki. Sambil menunggu giliran, anak laki-laki memilih duduk di pinggir lapangan di bawah pohon.

"Kemarin, aing teh ketemu sama awewe, geulis pisan euy." Aang berujar.

"Dimana?" tanya Lesmana mendekatkan dirinya pada Aang.

"Di, itu, jalan Padjadjaran deket gedung serbaguna," jawab Aang.

"Terus-terus," ucap Chris yang baru datang setelah mencuci tangannya di wastafel pinggir lapangan.

"Terus aing liat dari belakang, wuihh bodinya," lanjut Aang sambil membayangkan. Tangannya ia lengkukkan seperti menerawang tubuh seseorang. 

"Menggoda iman, ceunah."

"Sama aing teh dipanggil, 'Geulis, mau kemana biar aa' anterin' gitu kan." 

Tiga orang itu masih memfokuskan pandangannya pada Aang.

"Waktu nengok ke belakang, seett," lanjut Aang sambil mempraktekkan menolehkan kepalanya ke belakang.

"Astagfirullahhaladzimm," ucap Aang mengelus dada.

"KENAPA??" ucap Chris, Lesmana, Revin serempak.

"Ternyata teh, bukan awewe."

"TAPI??"

"Bencong."

"HAHAHAHAHAHAHA," tawa Chris, Lesmana, dan Revin menggelegar. Sedangkan Rangga masih sibuk dengan pikirannya.

"Goblok," ucap Lesmana sambil tertawa.

"Anjing, tololnya," umpat Chris sambil menepuk-nepuk punggung Revin, kebiasaan kalo ketawa.

"Sakit bego." Revin menatap tajam Chris.

"Maap-maap," balas Chris masih belum meredakan tawanya.

"Sstt..malah pada rame sendiri," teriak pak Wawan dari kejauhan.

"Iya pak, iyaa," sahut Revin berteriak.

"Bawel banget tu guru satu," tambah Chris.

Hening sudah. Lesmana melihat Rangga yang masih melamun, ia menyikut tangan kanan Aang. Dan semua mengerti kode dari Lesmana. Semuanya hanya saling tatap-menatap.

"Rangga!" Aang memanggil.

Tidak ada respon.

"Ngga?" Giliran Revin memanggil.

Tidak ada sautan. Rangga hanya melihat rumput yang ia pungut tadi di tangannya. Chris berfikir mungkin karena satu orang yang membuat Rangga seperti ini.

"Ngga, dipanggil Sellyn tuh," ceplos Chris. Dan benar, Rangga langsung menoleh.

Rangga menoleh, namun ia tidak mendapati Sellyn di sana.

"Mana?" tanya Rangga pada Chris. 

Ia menatap semua teman-temannya, dan baru sadar kalau ia sedang dikerjai.

"Lo mikirin Sellyn, Ngga?" Revin bertanya.

"Hah? Enggak kok," balas Rangga mengalihkan pandangan.

🏵️🏵️🏵️


Jam pulang sekolah tiba. Delisa berencana untuk pergi ke sekolah lamanya, SMA Arjuna 1. Hanya sekedar melihat-lihat saja, lewat mobil juga tidak masalah.

"Kalian ntar duluan aja, gue ada urusan," kata Delisa pada temannya yang sudah siap pulang.

"Urusan apaan?" tanya Riryn.

"Kepo," balas Delisa.

"Iyaa, sekarang maennya rahasia-rahasiaan, nggak asik lo, Sell," sahut Manda.

"Ceilehh, baper, gue emang ada urusan." 

Semua menatap Delisa.

"Urusan gak penting," ucap Delisa.

"Ya udah kita duluan Sel," ucap Manda di belakang Riryn dan Belen sambil melambaikan tangannya, Delisa pun membalasnya.


☀️TO BE CONTINUED ☀️

440 kata.

Garing ya? Kalo gitu, gue saranin, baca part selanjutnya aja deh.

Ketemuan yuu,
IG: @sheseesyi
Emang gada apa-apanya sih, tapi.. ya gada tapinya. Kalo mo follow ya follow aja, ga maksa. Pokoknya follow!!

Vote!!
Komen!!
Share!!!
MAKSAAA!!

SEE YOU NEXT PART!!!

NOT SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang