Bagian 12

2 2 0
                                    

Kapal itu mulai bergerak ke dalam inti bumi perlahan-lahan. Di situ udaranya memang sangat panas, tapi ternyata kapal itu benar-benar canggih. Sehingga mereka yang berada di dalam kapal itu tidak merasa kepanasan atau bahkan terbakar.

"Prof ... Disini kok ga panas sama sekali ya?"

"Iya jelas itu. Karena saya sudah mengaktifkan suhu pendingin ruangan dalam."

"Ooohh gitu, yah"

Kini di dalam sana perlahan-lahan mulai gerah. Keringat mengucur sedikit demi sedikit.

"Prof ... Kenapa rasanya jadi agak gerah ya?"

"Oh mungkin  itu karena kita semakin masuk ke dalam inti bumi" profesor masih serius menatap kaca depan.

Delion mengernyitkan dahi, dirinya terheran, bukannya tadi profesor bilang disini sudah terpasang suhu pendingin?

Masa sih?

Kapal ini mulai berjalan kurang teratur dan semakin tidak terkendali.

"Prof. Kok kayaknya kapal ini jalannya ga stabil?"

Lion berusaha mengecek kondisi luar kapal, membuka tirai yang menutupi bagian kaca.

"Ah mungkin kena lahar lahar muncratan bumi." Profesor masih berusaha berpikir positif. Sebenarnya dirinya juga dilanda kecemasan tersendiri.

"Gapapa itu" tampak Delion semakin gusar. Raut wajah pria itu memang mudah ditebak.

Haaaah ....

Aku takut banget ....

Hiks!

"Kok nangis?" Tanya profesor yang masih fokus mengendarai kapal selamnya.

"Ngga prof. Ini karna kepanasan jadinya berkeringat." Alih alih mengaku, Delion malah berdalih.

Mungkin saja pria itu malu karena ketahuan nangis? Entahlah.

"Daerah kantung mata?" Profesor Zohrd masih kurang percaya. Itu tampak seperti air mata, bukan keringat.

"Iya."

Ngunggggg

Terdengar bunyi yang amat membuat telinga siapapun pengang.

Tentu saja kejadian itu sukses membuat orang orang yang ada di dalamnya panik bukan main.

"Hahhhh" keringat delion mulai bercucuran.

"Aaaaah ...." Keringat itu terasa dingin. Pertanda pemiliknya sedang dilanda ketakutan.

"Sebenarnya ini kenapa, prof??" Tanya Delion sedikit menyentak.

Tak ada jawaban dari profesor. Pak tua itu juga tampak cemas sekali, namun tak ada yang bisa ia lakukan saat ini. Jadi, mungkin saja ia memilih untuk diam saja.

"Apa prof gamau liat ke luar?" Merasa tak ada jawaban, Delion kembali bertanya.

"Yasudah. Oke." Akhirnya pria tua itu benar benar menjawab pertanyaan Pria muda itu.

Profesor melihat ke arah luar Jendela.

"Hmmm ... di luar benar benar kacau."

"Kacau gimana?" Tanya Delion.

"Astaga! Prof. Kita tersangkut di salah satu gunung lahar!" Lion terkaget-kaget karena menyadari kondisi kapalnya.

"Stttt kamu jangan berisik!" Profesor berbicara secara berbisik-bisik.

"Kenapa, emangnya prof?" Tanya Delion dengan perasaan campur aduk. Penasaran tetapi juga ketakutan.

"Disini mitosnya ada naga." Tutur profesor.

Delion (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang