Sekarang ini mereka sedang menuju pulau Zern.
Tak perlu waktu lama. Kini mereka hampir sampai di tempat kediaman rumah profesor Werzzerd.
Wushhh
Akhirnya mereka sampai juga di pekarangan profesor Werzzerd.
Delion segera turun dari pundak Naga itu, diikuti profesor Zohrd.
"Makasih, yah. Hati-hati di jalan, naga!" Ucap Delion.
Naga itu segera mengepakkan sayapnya dan kembali masuk ke dalam kubangan yang terhubung menuju inti bumi tersebut.
"Hola!!!" Ucap antusias hantu penjaga.
"Kalian cepat sekali! Tapi tak apa. Syukurlah kalian selamat!"
"Jadi, kalian sudah berhasil menemukan buku itu?" Tanya hantu penjaga penasaran.
"Iya. Mari kita cek." Ujar delion.
Delion segera membuka tas ranselnya. Ia mengambil sesuatu kemudian ditarik keluar dari dalam tas itu.
Fyuhhh
Delion meniupkan hembusan udaranya pada buku mungsewuhnya. Itu karena bukunya sangat berdebu.
Delion segera membuka perlahan-lahan isi buku itu. Halamannya terlihat seperti buku-buku yang sudah berusia ratusan tahun.
"Prof ... Halaman berapa yang kita cari?"
Tampak profesor terdiam sejenak. Pria paruh baya itu menatap fokus buku itu.
"Yang bagian sel darah. Kan, kamu fokusnya sel darah?" Tanya profesor untuk memastikannya.
"Iya" jawab Lion singkat.
Dari tadi Lion membuka halaman tulisannya, tak menemukan tulisan atau informasi yang aneh.
"Lion, sebaiknya kita istirahat dulu. Itu karena hari semakin malam." Usul profesor.
"Tapi prof, kita istirahat dimana? Bukankah Anda tidak memiliki uang?" Tanya lion.
"Kita langsung naik kereta saja, Lion."
"Baiklah prof."
Tampak hantu penjaga yang semakin murung, mungkin karena disitu ia sebenarnya sangat kesepian. Terlepas dari profesor Weezzerd sudah lama meninggal.
"Kalian sudah mau pergi, ya?" Ucapnya seraya tersenyum getir.
Mereka mengangguk pelan, dan segera merapikan barang bawaannya.
"Prof, tapi aku lapar."
"Ya, kita cari makan ya di perjalanan nanti."
"Aku tahu! Di seberang sana ada warung makan!" Antusias hantu penjaga.
"Oke." Jawab profesor.
Profesor dan delion segera bergegas pergi. Delion menatap tempat itu sebentar, dan segera mengikuti jejak profesor.
"Prof ... Sebenernya aku masih ingin disini ...." Suaranya yang terdengar sangat hati hati membuat siapa saja yang mendengarnya akan beranggapan kalau Delion setengah memohon dan setengah takut.
"Delion, jangan sia-siakan waktu yang ada." Tolaknya secara halus.
"Tapi ...." Delion sedikit merengek seperti bayi kecil.
Profesor tak menggubris. Terlihat jelas di wajah pak tua itu, bahwa dirinya sudah sangat letih menandakan dirinya harus segera berisitirahat.
Delion terus merengek. Karena di kota ini, dirinya masih ingin meneliti banyak sekali hal dari segi kota, tumbuhan, dan makanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Delion (SELESAI)
Fantasi-Delion- Sara atau elena? Aku ingin menjaga keduanya. Tapi, Elena, aku tak akan mencintai wanita lain selain dirimu. Jika kamu terlahir kembali. Menikahlah denganku. ___________________________________________________ Kisah ini adalah kisah fantas...