Bagian 15

1 1 0
                                        

Delion terdiam dan kemudian menghela napas. Sementara profesor bersemangat untuk menapaki arah ke rumahnya. Karena pria paruh baya itu ingin cepat-cepat istirahat.

"Del, ayo." Ajak profesor pergi menuju tempat yang di maksud.

Delion dan profesor segera melangkahkan kaki ke arah jalan rumah profesor Zohrd.

Semoga aja profesor Arson sudah sembuh!

Sudah 10 menit sejak mereka turun dari stasiun Erzen. Kini mereka berjalan menuju kediamannya profesor Zohrd.

Delion tepat berhenti di depan rumah Profesor Zohrd. Tidak ada yang berubah. Masih sama dengan saat pertama kali ia menapakkan kaki disini.

"Lion, saya istirahat ya. Mungkin nanti  kita akan bicarakan masalah buku mungsewuh." Ucap profesor Zohrd.

Delion mengangguk sebagai tanda telah menjawab omongan itu.

Krietttt

Terdengar bunyi pintu rumah yang sudah sangat tua, namun masih berdiri kokoh. Itu karena bahan bangunannya yang sangat bagus.

Profesor Zohrd langsung bergegas ke kamarnya. Mungkin karena pria paruh baya itu benar-benar kecapekan.

Delion tidak melihat Elena. Dirinya lupa kalau waktu perpisahan, pria muda itu berpesan agar Elena pulang sendiri ke kampung halamannya.

Delion yang berdiri di dekat tv mulai menatap semua sudut rumah itu. Yang pria itu rasakan sekarang adalah, sepi. Sunyi.

Elena udah pergi ya ....

Kemudian Delion mulai memindahkan tas-tas mereka ke atas meja ruang keluarga.

Lalu melangkahkan kaki ke arah kamarnya. Ia mengetuk pintu itu beberapa kali.

Tok tok tok

Tok tok tok

Tok tok tok

Tok tok to ...

Krietttt

Kamar pintu itu mulai terbuka, ternyata profesor masih di pasung. Itu mungkin menjadi jawaban kalau profesor Arson belum sembuh saat ini.

"Prof ...." Delion setengah berlari menghampiri tempat pasung profesor Arson.

Delion tampak sangat rindu pada profesor Arson. Ingin sekali bocah itu membukakan pemasung tempat tidur itu. Tapi, dirinya sadar kalau itu hanya akan membuat masalah baru.

"Prof ... Masih lama, kah sembuhnya?" Suara delion terdengar sangat parau. Pria muda itu memeluk profesor Arson yang sedang tertidur pulas.

Profesor Aqman yang melihat itu hanya diam saja. Mungkin pria tua itu ingin memberi kelonggaran sedikit pada delion. Sejujurnya kondisi profesor Arson sekarang belum boleh di jenguk siapapun.

"Perkiraan saya, lusa atau lebih cepat. Tenanglah, obatnya masih perlu bekerja 75% lagi untuk benar-benar sembuh." Jelas profesor Aqman.

Delion mengangguk. "Apa sudah benar-benar ketemu obat yang bisa menyembuhkan profesor Arson, prof?" Tanya anak muda itu lagi.

"Ya. Sudah. Sudah ditemukan. Dan saya perkirakan besok atau lusa sudah benar-benar sembuh." Jawaban profesor terdengar sangat positif.

Delion menatap profesor Arson dengan tatapan lesu. Mungkin anak muda itu belum benar-benar mengerti kalau penyakit kejiwaan itu termasuk penyakit penting.

"Oh, ya. Bukankah kamu telah melakukan perjalanan jauh? Kenapa tidak istirahat?" Oceh profesor Aqman.

"Ya ...." Jawaban delion terdengar sangat lesu. Mungkin, itu cara profesor Aqman mengusir delion keluar kamar rawat itu.

Delion (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang