Suasana kelas sepuluh IPS 2 sedang ramai-ramainya saat ini. Karena guru mata pelajaran sedang ada urusan di luar kota, jadilah siswa-siswi di kelas ini ikut sibuk dengan urusannya masing-masing.
Sang Ketua Kelas tidak terlalu peduli dengan apa saja yang dilakukan oleh anak-anak buahnya, karena ia sendiri sedang sibuk terombang-ambing di alam mimpi.
Di antara keramaian itu, ada Ella yang larut dalam obrolan bersama teman-teman perempuannya. Ada pula Gita yang hanya menyimak obrolan. Lain halnya dengan Yuli. Gadis itu mengikuti jejak ketua kelasnya. Ya, ia tertidur dengan posisi tangan dan kepala bersandar di atas meja.
Saat masing-masing dari penghuni kelas itu-termasuk yang tidak terlihat-masih asyik dengan kegiatannya, tiba-tiba bel istirahat berbunyi. Pembicaraan Ella dan teman-temannya berakhir di sini.
"Istirahat dulu ya, gibahnya disambung nanti lagi!" seru salah seorang siswi.
Para siswi lainnya bersorak setuju. Satu per satu mulai membubarkan diri. Ella menenggak air minumnya sebelum menoleh ke belakang untuk membangunkan Yuli.
"Yul-"
"Yuk, ke kantin sekarang!" Wajah Yuli ternyata sudah terlihat segar, bukan seperti orang yang baru saja bangun tidur.
"Udah bangun? Kirain belum," ujar Ella.
Gita mencibir. "Yuli mah soal makanan nomer satu, El."
Ella tertawa. Ia bergegas berdiri dan merangkul kedua temannya.
"Makan-makan!" ujar Yuli sembari mengangkat tangannya.
Sesampainya di kantin sekolah, Ella, Gita, dan Yuli berhenti sejenak untuk sedikit berdiskusi.
"Jadi, kalian mau makan apa? Aku ngikut aja deh," tanya Ella.
"Em ... gimana kalo nasi goreng sama es blewah aja?" Yuli mencoba memberi saran.
Gita mengangkat bahu acuh. "Aku ngikut aja, yang penting kenyang."
"Oke, berarti udah ditentuin. Bu, pesen nasi goreng 3, sama es teh 3, ya," ujar Ella pada Ibu Kantin sembari menyodorkan beberapa lembar uang.
"El, kamu duduk di situ dulu, gih. Nanti keburu ditempatin orang. Biar aku sama Gita aja yang bawain makanan sama minumannya." Yuli menunjuk salah satu meja kosong yang lokasinya strategis-berada di bawah kipas angin.
Ella menurut. Ia melangkahkan kaki menuju tempat yang Yuli maksud dan duduk di sana. Ia mengisi waktu dengan mengetuk-ngetuk meja sembari mengamati aktivitas orang-orang di kantin yang cukup luas ini.
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk menunggu pesanan datang. Tahu-tahu Yuli sudah menghampiri Ella dengan tiga gelas es teh di tangannya.
"Tunggu, makanannya bentar lagi nyusul," ujar perempuan berambut pendek itu.
Benar saja. Tepat setelah Yuli menyelesaikan kalimatnya, Gita menghampiri mereka berdua dengan sepiring nasi goreng di masing-masing tangannya. Ia kembali untuk menjemput piring terakhir sebelum duduk bergabung bersama kedua temannya.
"Makasih ya, udah ditraktir." Gita menatap Ella sembari tersenyum.
"Makasih, El. Tau aja ibuku nggak masak pagi ini." Gita menimpali.
Ella tersenyum. "Sama-sama. Aku seneng kalo kalian seneng. Yuk, makan dulu."
Ketiga siswi itu pun mulai menikmati makanannya masing-masing. Tidak ada perbincangan apa pun, sampai tiba-tiba Yuli berseru heboh.
"El, ada Kak Reza tuh!"
Ella mencari keberadaan orang yang dimaksud oleh Yuli, tetapi pandangannya justru terpaku pada hal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Ella [END]
HorrorBagi Ella, gangguan dari sosok-sosok mengerikan bukan merupakan hal yang aneh. Ia selalu memakluminya sebagai konsekuensi dari kelebihan yang ia miliki. Walaupun terkadang, ia masih sangat terganggu dengan hal itu. Apalagi jika pikirannya sedang kac...