•Kunjungan Teman•

42 7 0
                                    

"Kamu kenapa sih, El? Dari tadi pagi surem amat, udah kayak mayat hidup aja," tanya Yuli yang sudah terlewat gemas dengan kelakuan salah satu teman dekatnya itu.

Untuk ke sekian kalinya di hari ini, Ella menggeleng pelan.

"Ella, kalo ada masalah, kamu boleh cerita ke kita kok. Jangan kayak gini, 'kan kita jadi nggak enak sendiri," sahut Gita yang sejak tadi memilih diam.

Masih dengan tangan yang menggenggam sebuah buku pelajaran, Ella menatap kedua temannya secara bergantian.

"Aku nggak lagi ada masalah kok, Yul, Git. Maaf ya, hari ini aku lagi males aja," ungkap Ella.

"Males apa? Males hidup? Ya udah mati aja." Yuli menyahut dengan bersungut-sungut.

Gita langsung menepuk bahu Yuli. "Sst, ngomongnya!"

"Hehe, maaf kelepasan. Habisnya Ella ngeselin dari tadi," ucap Yuli sembari menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Hari ini jadi ke rumahnya Ella, 'kan?"

"Oh, iya!" pekik Ella yang baru saja teringat akan rencananya bersama Yuli dan Gita.

"Jadi, 'kan, El?" Gita mencoba mencari kepastian.

"Eum ... tapi di rumah baru aku, penunggunya pada jail," ujar Ella setengah berbisik agar teman-temannya yang lain tidak bisa mendengar.

"Pe-penunggu?" Ekspresi Gita berubah pias seketika.

"Ya Allah, El. Nggak apa-apa lah, kita 'kan niatnya mau ngerjain tugas, bukan mau gangguin mereka." Yuli mencoba menenangkan kedua temannya, terutama Gita yang notabene penakut.

"Kalian yakin? Nggak mau ngerjain di sini aja?" Ella masih berusaha mengubah rencana.

"Nanti malah digangguin kayak yang waktu itu." Gita menyahut cepat.

Yuli mengangguk setuju. "Bener, El. Udah deh, nggak apa-apa. Kamu juga, Git. Jadi orang yang berani dikit dong."

Gita mendengus. Sementara Ella mencoba menegarkan dirinya sendiri dan berharap agar para penunggu di rumahnya bersikap ramah pada kedua temannya.

"Ya udah, ayo pergi sekarang! Kayaknya kakak aku udah di depan." Ella mulai berjalan meninggalkan ruang kelasnya, disusul oleh Yuli dan Gita di belakangnya.

***

"Ternyata bener kata Kak Reza ya? Rumah kamu adem dari luarnya," celetuk Yuli sesaat setelah turun dari motornya.

Mendengar celetukan tersebut, Ella hanya bergumam singkat. Ia tidak terlalu bersemangat, bahkan sekadar untuk menepisnya.

"Assalamualaikum," ucap Galih saat memasuki rumah, lalu diikuti oleh Ella dan kedua temannya.

"Ngerjainnya di sini aja." Ella menunjuk sofa di ruang tamu. Yuli dan Gita hanya mengangguk patuh.

Melihat kedua temannya yang hendak langsung duduk, Ella segera memberitahukan peraturan di rumah ini. "Eits, jangan duduk dulu! Ke kamar mandi dulu, cuci tangan sama kaki."

Lagi-lagi Yuli dan Gita mengangguk patuh. Setelah meletakkan tasnya masing-masing di atas sofa, keduanya bergegas mengikuti langkah kaki Ella menuju kamar mandi.

"Aku duluan, ya!" seru Gita. Gadis itu langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangan dan kaki.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Gita menuntaskan kegiatannya. Ketika ia keluar, Yuli langsung masuk dengan langkah tergopoh-gopoh.

"Git, kalo kamu mau ke ruang tamu duluan, nggak apa-apa." Ella mengingatkan.

"Oke deh, aku ke sana dulu, ya," tukas Gita yang langsung diangguki oleh Ella.

Mata Ella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang