•Di Luar Dugaan•

39 6 0
                                    

"Ini kelas masih aja, sama kotornya kayak minggu kemarin," gerutu Ella dengan tangan yang menata botol-botol cat di atas meja.

"Semangat dong, El," balas Gita.

"Eh, iya, Git. Tiap aku sama Yuli piket, kamu selalu bantuin. 'Kan jadinya kamu piket dua kali seminggu." Ella menatap Gita tidak enak.

"Santai aja kali, El. Dia 'kan udah terbiasa jadi tukang bersih-bersih di rumahnya." Yuli menyahut enteng.

Gita sama sekali tidak tersinggung. Ia justru mengangguk. "Bener tuh."

"Sering bersih-bersih, ya? Wah, calon menantu idaman nih." Entah mengapa kalimat itu yang tiba-tiba terpikirkan oleh Ella.

"Aamiin," jawab Gita.

Ella keheranan saat melihat Yuli yang tiba-tiba keluar kelas tanpa pamit.

"Yul, mau ke mana?" teriak Ella.

"Nggak ke mana-mana. Bentar aja kok," sahut Yuli sembari menahan tawa.

"Git, itu Yuli mau ke mana sih?" tanya Ella penasaran.

Gita mengedikkan bahu. "Kata dia nggak ke mana-mana, 'kan?"

Ella melangkah menuju kursi di bawah kipas angin. Gita pun melakukan hal yang sama. Tidak ada pembicaraan di antara keduanya selama beberapa saat.

"El, dia ada di sini nggak, sekarang?" Gita melirik kanan-kirinya.

Ella menatap Gita bingung. "Dia? Dia siapa maksud kamu?"

"Anu, mbak-mbak penunggu kelas ini," jawab Gita setengah berbisik.

Ella membulatkan bibir. "Tadi aku ngeliat dia di atas pohon beringin sih. Kayaknya lagi main sama temen-temennya yang lain."

Ella tersenyum melihat Gita yang mengembuskan napas lega.

"Eh, aku mau buang sampah bentar, ya," pamit Gita sembari menenteng sebuah kantung plastik yang ia dapatkan dari salah satu loker meja temannya.

Ella bergumam singkat sebagai balasan. Karena tidak tahu harus melakukan apa, maka ia memilih untuk menopang kepalanya di atas meja sembari bersenandung pelan.

"Happy birthday, Ella! Happy birthday, Ella! Happy birthday, happy birthday, happy birthday, Ella!"

Ella menegakkan punggungnya. Tiba-tiba saja Gita dan Yuli masuk dari pintu kelasnya sembari membawa sekotak kue.

"Cie, yang hari ini ultah!" seru Yuli.

Gita tersenyum menatap Ella. "Happy birthday, El! Wish you all the best, ya!"

Sementara itu, Ella masih terpaku di tempatnya duduk. Ia benar-benar tidak menyangka teman-temannya itu tahu tanggal ulang tahunnya, dan bahkan memberikan surprise. Ia semakin tidak percaya saat Reza tiba-tiba sudah berdiri di samping Yuli.

"Happy birthday, Cantik," ujar Reza seraya menatap Ella dalam.

Dengan langkah patah-patah, Ella mendekati ketiga orang tersebut.

"Kok malah diem aja sih, El?" Yuli menyenggol lengan kanan Ella.

"Udah, biarin aja. Dia masih menghayati semua ini," ucap Reza sembari menahan tawa.

"Ya udah, lanjut nyanyi aja yuk, Git!" Yuli mengedipkan mata pada Gita.

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga.

Lagi-lagi, dengan gerakan patah-patah, Ella meniupkan lilin berangka "16" yang ada di atas kue. Yuli dan juga Reza bertepuk tangan meriah.

"Potong kue-"

Mata Ella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang