───────────────────────────────
Pukul 06:30 Leon dan Elenio sudah harus sampai kampus karena permintaan kepala kampus mereka. Sebenarnya sudah di bahas di grup chat, tapi sepertinya mereka lupa. Bagaimana tidak, semalam bahkan tidak ada yang menyentuh benda pipih itu karena mereka sedang mengerjakan tugas masing-masing.
KRIIINGG
"Duh alarm brisik banget. Gak tau orang lagi tidur apa?!" Elenio bangun dan mematikan alarm yang berbunyi, bersiap tidur lagi.
"Hari ini kita disuruh rektor untuk ke kampus. Cepat bangun." Leon, yang sedaritadi di sebelah kasur Elenio, menatapnya datar bercampur kesal.
Elenio kaget dan bangun dengan cepat, menatap Leon dengan mata melotot. "HAH?! K - KITA HAMPIR TELAT DONG?!" Teriaknya panik.
"Maaf? Bukannya hanya kamu penyebab kita terlambat? Segeralah mandi, saya tunggu di garasi. Jika terlalu lama kamu saya tinggal." Setelah berucap, Leon langsung keluar dari kamar.
Setelah El selesai dengan urusannya, El menghampiri Leon yang sudah siap di depan rumah.
"Kak, ayo cepet!" Ucap El dengan sedikit berteriak sembari memasuki mobil.
"Tidak perlu berteriak. Saya tidak tuli." Leon langsung mengatur lokasi tujuan dan menyalakan mode auto pilot.
───────────────────────────────
Sesampainya di kampus, mereka berdua segera pergi ke rektorat.
Tok tok
"Masuk."
Leon membuka pintu itu dan masuk terlebih dahulu, disusul oleh El.
Terlihat seseorang yang tengah duduk dibalik kursi kepala sekolah.
"Selamat pagi, Pak. Maaf atas keterlambatan kami berdua." Ucap Leon sebagai sapaan sambil membungkuk sedikit.
El yang disebelahnya ikut membungkuk. "Iya, Pak. Kami minta maaf." Tambahnya.
"Tak apa. Itu sudah biasa dilakuan oleh remaja seperti kalian." Kata pria yang menjabat sebagai rektor itu.
Mendengar itu, Leon langsung mendelik tajam pada El yang hanya tersenyum lebar.
"Baiklah, langsung ke intinya saja." Terlihat sedikit asap rokok dari balik kursi itu. "Sesuai dengan yang di ramalkan, akan ada tiga anak muda yang memiliki kemampuan khusus. mereka harus kalian dapatkan sebelum ada pihak lain yang mendapat mereka untuk hal hal yang tidak diinginkan."
Leon dan El saling menatap. "Jadi, misi kami hanya perlu membawa mereka?" Tanya Leon.
Pria paruh baya itu menarik sebelah ujung bibirnya "Latih mereka, dan berikan mereka misi. Kalian sebagai penanggung jawab atas misi misi mereka."
El mengerutkan keningnya seraya berkata "Tapi pak, bukannya ada mahasiswa lain untuk mengerjak-"
"Baik pak, akan segera kita lakukan misi tersebut."
Ucapan El terpotong dan langsung menoleh ke arah Leon dengan tatapan tidak terimanya dan hanya dibalas dengan lirikan tajam dari Leon.
"Kami permisi Pak." Izin Leon untuk segera meninggalkan ruangan tersebut dengan Leon yang keluar duluan dan disusul El.
Saat di koridor menuju parkiran, Leon dan El tak henti2nya berdebat masalah misi tadi.
"Kok kamu terima sih misinya?! Kamu ngga inget kalo tugas yang kemarin aja belum beres?" Cerocos El sedari tadi sambil menghentakkan kakinya sebal.
"Itu kan tugasmu bukan tugas saya. Saya ingatkan sekali lagi El, kita berbeda. Saya akui saya lebih pandai dalam memanage waktu dari pada kamu." Tukas leon sambil mempercepat langkahnya
El membelalakkan matanya sekilas dengan wajah yang memerah serta mulut yang sedikit terbukA
"K - kok??! Aku gatau kalo kamu udah selesaiin tugasnya. Kok ngga ngasih tau aku sih?"
Leon melirik El sekilas dan tidak memperlambat langkahnya sedikit pun
"Jangan banyak bicara dan jalanlah sedikit cepat. Dasar lambat"
───────────────────────────────
Sesampainya mereka di parkiran, Leon dan El langsung masuk ke mobil yang sudah di atur dengan mode auto pilot dan segera ke tempat yang di tujukan.Dalam perjalanan, El tak henti-hentinya menggerutu yang mana membuat Leon menjadi sedikit muak."Kamu ini kenapa? Kalau tidak ingin ikut andil di misi ini biar saya saja."
Leon menyeringai. "Atau karena kamu rindu dengan kekasih mu itu, jadi kamu mau di rumah saja dan menghabiskan waktu dengannya di video call?"
El mendelik marah. "Maksudmu apa!? Makanya cari pacar biar tau rasanya ldr. Dasar jomblo."
Leon memutar bola matanya. "Percuma kalau pacaran tapi akhirnya putus. Lebih baik cari yang serius dan langsung dibawa ke pelaminan."
El terkekeh mengejek pada Leon. "Gimana mau serius kalo kenal aja enggak, deket aja enggak. Kaya ada aja yang mau sama kamu." Leon berdecih dan menatap keluar jendela.
"Kok jadi bahas pacar sih? Kan mau ke sma buat jalanin misi. Almamater nya mana coba?" Tanya El ke Leon sambil melihat sekitar dalam mobil
"Entah dimana almamater mu tapi almamater saya selalu ada didalam mobil. Cobalah jadi disiplin El. Jangan terus terusan mementingkan pacar virtualmu itu. Bahkan bisa saja dia berselingkuh disana tanpa kamu ketahui." Sembari meraih almamater yang tergeletak di belakang.
Mendengar jawaban itu, El menunduk sembari memainkan jarinya. "Hum iya kak..." Jawabnya lesu.
"Maaf" Ucap Leon dengan ketus lalu memalingkan wajah ke arah jendela menatap keadaan jalanan yang lumayan ramai.
Suasana hening menyelimuti mereka berdua. Hanya ada bising dari kendaraan lain. El yang mulai merasa tidak nyaman mencoba membenahi posisi duduknya.
"Eh?" El menunduk dan melihat almamaternya yang terduduki oleh dia sendiri.
"I-ini amamater ku." Ucapnya sambil mengambil almamater itu dan merapikannya.Leon yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Lain kali cari pakai mata, bukan pakai mulut." Sarkasnya.
───────────────────────────────
TBCC
maaf yya kalo banyya typo. . .
btw ini cerita pertamaku hehe. .
jadi maaf kalo nanti agak kurang nyambung
KAMU SEDANG MEMBACA
S P I E S
Fantasy"lebih baik keluar dari zona aman dan mencari tau hal baru dari pada terkurung didalam sebuah bola." - leon ⚠️ HARSHWORD ⚠️ ⚠️ WARNING!! ⚠️ ㅤ YAOI AREA ㅤ BXB ㅤ HAPPY READING 😋😋☝🏽 SPECIAL COLLAB : @M0NEY4DDICT @Billeesh @eajpwarkim