CHAPTER 3

7 1 0
                                    

───────────────────────────────

sebelumnya . . .

Leon menatap El dan menepuk bibirnya. "Tidak usah pout begitu. Menggelikan." Ia langsung menatap tumpukan buku soal. "Kita lakukan dengan cara lain."

───────────────────────────────

Kiandra yang kebingungan karena singa yang tiba-tiba menghilang itu, langsung menaruh kembali tali tambang dan berjalan menuju uks.Di uks, siswi yang tadi terluka sudah diobati oleh Arsen. Begitu juga Jovandra.

"Heh, gimana keadaan kau?" Tanya Kiandra sambil menepuk punggung Jovandra keras.

"Akh! Sakit, njic!" Jovandra balas memukul tangan Kiandra.

"Berisik kalian." Kata Arsen kesal.Si kembar Aditama hanya bisa saling tatap karena tidak ada satupun diantara mereka yang berani angkat bicara. Melihat keduanya mulai diam, Arsen kembali terfokus kepada komiknya.

"Anu, makasih ya udah nyelamatin aku." Kata si siswi tiba-tiba.

"Sans aja. Singa nya juga udah pergi. Balik kelas aja kalau udah mendingan ya." Kata Arsen tanpa mengalihkan pandangannya dari komik.Siswi itu mengangguk dan berjalan pelan kelur uks.

"Terus kita disini ngapain?" Tanya Jovandra.

"Nyabu."

Plak!

Arsen pun menggeplak kepala Kiandra."Ngawur. Mending balik ke kelas." Kata Arsen sambil menutup komiknya. "Lagian aneh juga tuh ppl. Santai amat ada singa di lapangan." Lanjutnya sambil jalan keluar uks.

"Lu juga santai aja, Puan." Ucap si kembar berbarengan.Mereka pun jalan mengikuti Arsen.

"Daripada balik lagi ke kelas mending kita ke kantin. Jajanin Jovan."

Plak!

Lagi-lagi Arsen menggeplak kepala Kiandra."Udah bego makin bego."

Sesampainya mereka dikelas, mereka melihat Leon dan El yang tengah menulis sesuatu. El yang menyadari ketiganya datang langsung menghampiri mereka.

"Kalian gakpapa 'kan?!" Tanyanya panik sambil memutar-mutar tubuh mereka satu per satu.

"Kita gakpapa kok, Kak." Jawab Arsen.

El menatap Jovandra. "Kamu tadi terpental 'kan? Gimana luka kamu?" Tanya El.

"Udah diobatin kok, Kak." Kata Jovandra sambil tersenyum lebar.El menghela nafas lega.

"Syukurlah. Sekarang kalian duduk di bangku masing-masing, ya. Tunggu teman-teman yang lain."Mereka menurut dan segera duduk di bangku masing-masing. Tak lama, murid lain pun mulai kembali ke kelas mereka masing-masing. Setelah memastikan semuanya masuk, Leon langsung berdiri sembari menunjukkan berlembar-lembar kertas.

"Saya ada latihan soal. Kalian kerjakan latihan ini." Kata Leon, membuat seisi kelas bersorak tak terima.

"Yaah masa latihan soal, Kak."

"Kita baru kena bencana, lho Kak. Masa dikasih soal sih."

"Masih kena mental aku, Kak."Dan berbagai protesan lain. Leon hanya menggeleng dan memberikan sebagian tumpukan kertas itu pada El.

"Yang berhasil mengerjakannya sebelum bel pulang berbunyi akan mendapatkan uang dari saya."Kalimat itu membuat murid sedikit bersemangat. Keduanya pun membagikan soal tersebut. Saat Leon memberikan soal pada Arsen, ia tersenyum tipis sebelum kembali ke meja guru.Semua langsung fokus mengerjakan soal, kecuali Arsen yang kembali membaca komiknya.

S P I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang