CHAPTER 6

7 1 0
                                    

───────────────────────────────

Mereka sudah menghabiskan makan siang mereka dan mengobrol ringan untuk menghabiskan waktu. Tak terasa sore hari telah tiba. Leon yang menyadari mereka sudah terlalu lama berdiam di cafe pun angkat bicara. "Sudah mulai sore. Sebaiknya kita pulang sekarang. Kalian juga masih memakai seragam sekolah. Ayo saya antar ke asrama." Kata Leon yang diangguki oleh semuanya.

Saat hendak berdiri, Leon mengusak pelan rambuk Kiandra. Yang diusak hanya diam dengan wajah memerah. "Sepertinya Kiandra sedang sakit. Wajahnya memerah sedaritadi. Sebaiknya kalian rawat dia supaya tidak menghambat keberangkatan kita nanti." Kata Leon.

Melihat Leon yang bertingkah manis pada Kiandra, membuat 3 orang lainnya memberi respon tak terduga.Jovandra seperti menahan teriakannya. Sedangkan Arsen dan El melotot sambil menutup mulut mereka.Leon tentu aneh dengan sikap mereka, terutama pada El.

"Kamu ini kenapa? Sikap kamu mendadak jdi aneh seperti ini." Kata Leon.

El yang sadar langsung berdehem dan memperbaiki raut mukanya. "Hah? Apa sih? Orang dari dulu aku gini, kok. Kakak aja yang gak perhatiin, selalu fokus ke diri sendiri." Kata El membela diri.

Jovandra langsung berbisik pada Arsen. "Mereka gemes banget sih sksksksksk." Kata Jovandra.Arsen hanya mengangguk sambil melompat-lompat kecil.Kiandra yang tau kelakuan kembaran dan sahabatnya hanya mendengus.

"Udah, ayo cepet pulang. Mau mandi tau. Gerah nih." Kata Kiandra dengan kesal.

"Kiandra benar. Ayo, kalian."

───────────────────────────────

Sesampainya di asrama, mereka kembali berebut kamar mandi dan Jovandra yang berhasil masuk kamar mandi duluan.

"Hei, aku masih ragu lah." Kata Kiandra tiba-tiba.

"Ragu kenapa lagi?" Tanya Arsen yang baru beres memakai celana.

"Gak tau. Tapi, rasanya masih ragu aja." Kata Kiandra dengan lesu.

"Jalanin aja, Kak. Ambil sisi positif nya." Kata Jovandra sambil memakan cemilan.

"Kau bisa pdkt lebih sama Kak Leon nanti."

"Bener tuh kata Jo. Lumayanlah." Kata Arsen menambahi.

"Fokusnya ke nyelamatin dunia, njic. Bukan pdkt sama Kak Leon dulu." Gerutu Kiandra.

"Halah pasti kau juga senang bisa pdkt gitu." Ejek Jovandra.

"Udahlah, mulai sekarang kita siapin nyali buat nanti." Kata Arsen yang udah rebahan di kasurnya.

"Nanti misinya bahaya gak ya?" Tanya Kiandra.

"Ya bahayalah, bego. Secara ke planet lain gitu." Kata Jovandra sambil melempar bantal pada Kiandra.

Seminggu kemudian . . .

Tak terasa seminggu telah berlalu. Trio rusuh kini sedang berada di kelas, ditemani soal ulangan harian matematika. Semua murid tampak tertekan, terkecuali Arsen. Dia tetap sibuk dengan komik yang kini berbeda judul. Tentu saja tak butuh waktu lama baginya mengerjakan soal tersebut.Leon dan El yang melihat tingkah Arsen pun hanya bisa pasrah karena tahu kepintaran anak itu.

Motto hidup Arsen : baca komik biar pintar.

Tak butuh waktu lama hingga bel pulang berbunyi. "Baiklah, kertas jawaban simpan saja di meja, kumpulkan lembar soal kalian ke depan." Kata El.Semua murid di kelas itu pun segera bangkit dan mengumpulkan lembar soal dengan wajah tertekuk.

S P I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang