CHAPTER 19

1 0 0
                                    

Sampai di lapang bandara pesawat, ketiganya mulai masuk dan berjalan ke ruang kemudi. "Ini yang nyetir siapa?" Tanya Arsen.

"Aku aja la." Kata Jovan mengajukan diri.

Kian menatap horor pada Jovan. "Yakin? Aku gak mau kita bukannya sampai di Planet lain, malah sampai di alam lain." Kata Kian.

Jovan mendelik tajam pada Kian. "Kau ni! Aku bisa setir pesawat la!" Kata Jovan sambil berjalan untuk duduk di kursi kemudi.

"Eh, itu Kak El?" Arsen menunjuk sosok El yang tengah berdiri di depan pesawat mereka.

Jika dilihat seksama, El mengeluarkan powernya untuk membuka portal teleportasi.

"Jo, cepat masuk kesana." Kata Kian sambil menepuk-nepuk pundak Jovan.

"Ish, sabar la!" Jovan menyalakan mesin pesawat. Suara dengungan mulai terdengar dan pesawat mulai menjauhi tanah perlahan menuju ke portal itu.

Tak lama kemudian, pesawat sudah sepenuhnya masuk dalam portal. Segera El menutup portal dan kembali masuk ke markas.

Dilihatnya di depan pintu markas ada Marchel yang diam menatap sambil bersandar pada tembok. El hanya mengendikkan bahunya tak peduli dan lebih memilih kembali ke ruang kendali.

Saat berpapasan, Marchel berkata, "Kalian terlalu memanjakan mereka. Harusnya biarkan saja mereka  melewati atmosfer." Kata Marchell sambil menatap El.

El menoleh dan terkekeh. "Selagi bisa teleport, kenapa harus manual?" Kata El sambil menyeringai. "Gunakan kekuatan selagi masih memilikinya."

El pun masuk ke markas, meninggalkan Marchel yang berdecih.

───────────────────────────────

Di pesawat, Jovan lagi anteng dengan kemudinya, Kian yang memilih untuk tidur di kamar, dan Arsen yang berada di perpustakaan untuk membaca komik seperti biasa.

"Humm sepinya." Jovan mengeluarkan kapsul dan melemparkannya pada lantai.

Boom!

Sebuah asap mengepul dan muncullah sosok Zac dalam bentuk kecil.

"Zac, sini sini." Kata Jovan sambil menepuk pahanya.

Zac yang mengerti langsung melompat dan menyamankan dirinya di pangkuan Jovan. Sesekali Jovan mengelus bulu hitam milik Zac.

Keadaan kembali hening. Jovan pun hanya menatap angkasa luar dalam diam.

"Kak Victor baik juga, ya." Celetuknya tiba-tiba. Segera ia menggelengkan kepalanya. "Ih apaan sih kok malah mikir gitu."

Ia memilih membuka sebuah map untuk melihat ke arah mana ia harus membawa pesawat. "Masih jauh lah." Gumamnya saat melihat map di monitor.

Tak lama kemudian, Arsen datang menghampiri Jovan.

Jovan yang sadar ada seseorang yang datang langsung menoleh. "Loh, Arsen? Ngapain?" Tanya Jovan.

Arsen menggeleng dan duduk di sebelah Jovan. "Mau gantian?" Tanya Arsen.

Jovan menggeleng. "Gak usah lah. Mending kita diskusiin buat rencana nanti." Kata Jovan.

Arsen mengangguk. "Yaudah aku panggil Kian dulu." Arsen pun berjalan keluar.

Tak butuh waktu lama untuk Arsen menyeret Kian menuju ruang kemudi. "Apa sih ngantuk lah ini." Gerutu Kian yang masih memeluk gulingnya.

"Bahas rencana lah. Kau mau mati konyol disana?" Kata Arsen kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S P I E STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang