chapter 1

31.5K 765 20
                                    

Jangan lupa
Vote!
Coment!

"Bila! bangun Bila!" teriakan wanita paruh baya tersebut menganggu tidur seorang gadis yang sepertinya masih betah dengan alam mimpinya.

"Bila bangun cepat, kamu udah dewasa masih aja harus di bangunin!" teriak wanita paruh baya lagi yang suaranya terdengar semakin jelas karena sudah berada di kamar dan membuka gorden serta membuka selimut yang menyelimuti tubuh gadis itu.

Perlahan mata gadis tersebut terbuka, "Pagi mama!"  sapa Salsa tersenyum dengan suara khas baru bangun tidur. Bukan ucapan selamat pagi sebagai balasan yang dirinya terima melainkan sentilan maut menyapanya.

"Aish, kok jidatnya Bila di sentil," gerutu Salsa mengusap jidatnya, karena rasa sakit sentilan maut itu nyawanya seketika kembali dari alam mimpi.

"Cepetan siap siap, ini udah siang!" ujar Sinta, Mama Salsa.

"Emangnya ini jam berapa sih?" tanya Salsa terlihat santai.

"Jam 7:30. Kamu cepetan siap siap. kamu kan ada kuliah pagi,"  jelas Sinta.

Salsa mangut-mangut, "jam 07:30 ya," gumamnya kemudian tersadar hingga matanya terbuka sempurna.

"Mama Salsa kesiangan!" panik Salsa bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.
Sedangkan Sinta hanya geleng-geleng dengan kelakuan putri sematawangnya itu.

15 menit kemudian, terlihat Salsa telah siap dengan pakaian casualnya dan bergegas turun ke bawah. Di sana kedua orang tuanya sudah duduk yang sedang sarapan pagi, ia pun bergabung.

" Pagi ma , pagi pa" sapa Salsa setelah mendaratkan dirinya dikursi.

"Pagi sayang," sapa Handoko Bhayangkara, papa Salsa.

"Pagi pagi, ini udah mau siang. Kamu anak gadis kok molor mulu sih!" omel Sinta membuat Salsa hanya menyengir.

"Mama ku yang paling cantik dan hot! Maafin Salsa ya. Enggak lagi gitu oke," ujar Salsa kemudian melahap nasi goreng buatan mamanya.

"Dasar kamu ya," Sinta hanya geleng-geleng dengan putri tunggalnya itu, sedangkan Salsa hanya terkekeh.

Setelah selesai sarapan, Salsa bangkit dan menyalim kedua orang tuanya.

"Salsa berangkat ya ma , pa" pamit Salsa.

"Iya kamu hati hati," ujar Sinta sedangkan Salsa mengacungkan jari jempol dan melangkah keluar dari rumahnya dan memasuki mobilnya.




_________000__________





Seorang Pria jakung, dengan setelan jas berwarna hitam menuruni tangga menuju meja makan.

"Pagi Bun, pagi yah" sapanya datar dan terkesan dingin.

"Pagi sayang, hari ini ke kantor?" tanya Shireen, mama Satya.

"Iya Bunda," singkat dan padat itulah Satya.

Kemudian, seorang Pria yang lebih muda dari Satya melangkah dari tangga  menuju meja makan.

"Morning Bundaku sayang," sapanya.

Shiren tersenyum "morning too anak mama yang nakal," balas Shireen dengan sindiran.

Pria tersebut berdecak, "belum apa apa aja gue dah di bilang nakal  "gerutunya.

"Kapan kamu mulai kuliah Sean," timpal Rama Bagaskara, Ayah Satya dan Sean.

Sean tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Jangan bilang kamu belom daftar?" terka Rama membuat Sean meringis dan mengangguk.

Plak ...

PAK DOSEN BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang