~ AL Extra Part 1~

695 155 41
                                    


Hari ini hari terakhir Algis dan keluarga kecilnya di Bandung. Besok dia akan memboyong istri dan anak-anaknya ke Jakarta.
Sebulan berlalu setelah resepsi pernikahan mereka, rumah Indah telah renovasi di beberapa ruangan, karena mulai sekarang mereka akan tinggal bersama.

Rencananya hari ini Algis akan mengajak Aluna jalan-jalan berkeliling kota Kembang sebelum kembali ke Jakarta.
Saat mereka turun ke lantai satu, ternyata ada tamu. Seorang laki-laki paruh baya sedang berbicara dengan Harry dan Nimas di ruang tamu.

"Teh sini" Kata Harry. Algis dan Aluna menghampiri ketiga orang itu.

"Ini pak Udin, dia asisten pribadi abah aki kamu" ujar Harry lagi.

"Abah aki?" Yang Aluna tahu dia hanya mempunyai dua kakek selama ini. Lalu siapa abah aki.

"Ayah dari mamahmu " ujar Nimas. Aluna dan Algis kemudian duduk di samping Nimas.

"Jadi begini. Kakek kamu ingin bertemu dengan mu Teh, dia sedang sakit" Ujar Harry langsung ke intinya.

Dulu setelah kematian Laras, ibu kandung Aluna. Harry pergi mencari tahu tentang keluarga Laras. Atas bantuan teman-temannya dia berhasil menemukan keluarga Laras. Waktu Harry bilang dia yang telah menghamili Laras, ayah Laras sangat murka. Dia sama sekali tidak mau bertemu Harry, dia juga tidak mau mengakui anak Laras sebagai cucunya. Sejak mengetahui Laras hamil laki-laki langsung mengusir putrinya karena di anggap membuat malu keluarga.
Kini sekarang dia sedang sakit, dan dia ingin bertemu dengan cucunya, Aluna.

"Kakek kamu ada di Tasikmalaya, pergilah temui dia sebelum kalian kembali ke Jakarta" perintah Harry. "Tolong antar istrimu ke rumah kakeknya " Harry menatap manantunya.

"Baik Yah" Aluna masih tak membuaka suaranya lagi. Dia tahu ibunya di usir oleh keluarganya saat mengandung dirinya.

"Kita bawa barang-barang hari ini, nanti kita pulang dari sana langsung ke Jakarta" ujar Algis, Aluna hanya menuruti apa yang suaminya katakan.

"Hati-hati di jalan jangan ngebut bawa mobilnya " ujar Nimas. Setelah semua beres mereka berpamitan.

"Iya bun, kami pergi dulu ya. Assalamualaikum " Algis dan Aluna mencium tangan kedua orang tuanya. Si kembar sudah berada di mobil bersama pengasuhnya.

Algis mengikuti mobil asisten kakek Aluna dari belakang. Selama perjalan Algis melihat di sini masih banyak perkebunan. Suasananya masih asri. Butuh waktu tiga jam mereka tiba di rumah kakek Aluna. Rumahnya cukup besar halamannya juga sangat luas. Rumah kakek Aluna yang paling besar di antara rumah-rumah penduduk di sekitar nya.

Pak Udin mempersilahkan Algis dan Aluna masuk. Saat tiba di ruang keluarga Aluna melihat banyak photo ibunya terpampang di dinding. Hatinya terasa haru, dia yakin ibunya pasti sangat di sayang keluarganya, tapi karena dirinya sang ibu rela di usir dari rumahnya.

"Udin" terdengar seseorang memanggil Pak Udin dari dalam sebuah kamar. Laki-laki yang bernama Udin itu langsung pergi ke arah suaranya yang memanggilnya.

Aluna dan Algis masih berdiri menanti kakek Aluna datang. Tak lama kemudian pak Udin keluar dari kamar mendorong seorang laki-laki tua di kursi roda.
Udin membawanya mendekati Aluna.

Laki-laki itu menitikkan airmatanya melihat Aluna. Dia sepeti melihat putrinya yang sudah meninggal.

"Cucuku" lirihnya. "Maafkan abah " dia mencoba bangun ingin memeluk Aluna.

"Abah aki" Aluna lalu memeluk ayah dari ibunya itu.

"Maafkan abah"

"Aku juga minta maaf bah. Kenalin ini suamiku. Dan itu anak-anakku " ujar Aluna. Algis kemudian mencium tangan kakek Aluna.

AL (Algis & Aluna) Aldama Family Seri 5 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang