Sudah dua bulan Aluna masih menutup matanya setelah dia di nyatakan koma, begitupun putri mereka, bayi perempuan itu masih berada di rumah sakit, tapi keadaannya semakin membaik.
"Sayang, bangun dong, kamu tidur lama banget, Alden, Aleef dan putri kita membutuhkan mamanya, mereka tiap hari menanyakanmu."
Tiap hari Algis menemani istrinya, sesekali dia pulang kerumah menemui kedua putra kembarnya.
Ayah tiga anak itu bekerja dari rumah sakit sambil menjaga istri dan putrinya." A-A..." Aluna membuka matanya.
"Sayang kamu sadar!"" Algis langsung menghubungi dokter begitu melihat sang istri membuka matanya.
"Dimana bayiku?" Aluna langsung tersadar jika perutnya sudah tidak buncit lagi.
"Tenang, Sayang, putri kita baik-baik saja." Algis menggenggam tangan Aluna menciumnya berulang kali.
"Aku ingin melihatnya," ujar ibu tiga anak tersebut.
"Iya, nanti dia akan di bawa oleh suster."
Sebenarnya putri mereka sudah di bolehkan pulang, tapi Algis ingin putrinya di rawat di sini, karena di rumah juga tidak ada yang merawatnya, Indah sudah sibuk mengurus si kembar, Algis tidak mau membuat ibunya kelelahan."Apa yang terjadi, A?" Aluna merasa tubuhnya semua sakit.
Dia teringat terakhir kali kejadian sebelum dia pingsan.
"Kamu koma selama dua bulan setelah melahirkan anak kita,"
"Apa?! dua bulan? Ya Allah anak-anakku, A." Aluna menitikkan airmatanya membayangkan ketiga anak-anaknya kehilangan ibu mereka.
"Twins baik-baik saja, ada mommy yang merawat mereka."
Tak lama kemudian dokter datang memeriksa keadaan Aluna. Dokter mengatakan istri Algis Aldama itu sudah melewati masa kritisnya, tinggal menunggu dia pulih kembali.
Putri bungsu mereka sudah berada dalam dekapan Aluna, walau terlahir prematur tapi sekarang bayi perempuan yang di beri nama Alethea Putri Aldama tersebut terlihat sehat dan badannya sudah seperti bayi normal pada umumnya.
"Maafkan mamah, Sayang, kamu jadi sakit, ya?" Saat ini baby Al sedang menyusu langsung pada ibunya, air susu Aluna langsung keluar saat dia menyusui Alethea untuk pertama kalinya.
"Haus banget, ya?" Aluna terus mengajak bayinya berbicara.
Algis duduk di samping dua wanita yang begitu berarti dalam hidupnya.
"Terimakasih, A." Aluna mencium pipi putrinya. "Mirip kakak-kakanya." Lagi-lagi anaknya mirip sang suami, mereka hanya numpang di perut Aluna.
Algis terkekeh pelan, "Kan memang anak Papa," lanjutnya bangga.
"Nanti kita bikin lagi sampai ada yang mirip kamu," ujar Algis, gen keluarganya sangat kuat, dia yakin jika mempunyai anak lagi pasti mirip dengannya.
"Gimana keadaan mbak Reva?"
"Dia sudah dunia."
"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun." Aluna menutup mulutnya tak percaya.
Algis lalu menceritakan kejadian setelah Aluna di bawa ke rumah sakit.
Selama ini Reva tinggal bersama Bram di luar negeri, setelah bercerai dari Algis tak lama kemudian Reva menikah dengan Bram. Mereka di karuniai seorang anak perempuan. Bram selalu memanjakan Reva apapun yang dia ingin kan Bram menurutinya.
Beberapa waktu lalu Reva memutuskan ingin kembali ke dunia hiburan, jelas saja Bram tidak mengizinkan istrinya kembali menajadi artis, tapi Reva tetap dengan pendiriannya. Perempuan itu meninggalkan Bram dan putrinya di luar negeri. Bram berkata sekali dia keluar dari rumah maka dia tidak akan bisa kembali lagi. Akan tetapi, Reva memilih karier nya di banding mempertahankan rumah tangganya.
Bram sangat terpukul mendengar kematian istrinya, walau bagaimana pun dia masih sangat mencintai Reva. Ibu satu anak itu di makamkan di kampung halaman orang tuanya.
***
Dua bulan berlalu Aluna sudah sembuh, dia sudah beraktivitas seperti biasa, mengurus ketiga buah hatinya.
"Princess papa sudah tidur?" Algis duduk di samping ibu dari anak-anaknya yang sedang menyusui putri mereka.
"Sini biar aku yang pindahin ke boxnya." Dengan hati-hati Algis meletakkan putrinya ke dalam ranjang bayi.
"Selamat tidur, Princess papa." Algis mencium pipi Alethea.
"Sekarang tinggal Papa yang harus mamah urus." Algis lalu kembali mendekati istrinya.
Sejak Aluna keluar dari rumah sakit, Algis belum meminta di layani, dia takut menyakiti Aluna. Namun malam ini, sepertinya putra bungsu Indah dan Hadi itu akan berbuka setelah berbulan-bulan puasa.
"Sini." Aluna menyuruh Algis meletakkan kepala suaminya di pangkuan dia."Papa mau apa?" Aluna membelai wajah laki-laki yang menghalalkannya beberapa tahun lalu itu, Algis semakin dewasa. Aura kebapak-an nya sangat terlihat.
"Mau di manja oleh mamah." Algis mencium perut Aluna.
Dulu menikah dengan Aluna adalah sebuah musibah bagi Algis. Tapi ternyata dia salah, Aluna adalah anugerah terindah dalam hidupnya, cinta sejatinya yang selama ini dia cari.THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
AL (Algis & Aluna) Aldama Family Seri 5
NouvellesEnd Part Lengkap Cerita ini hanya fiktif belaka mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh tempat dan lainnya. #1 Algis (Juni _juli 2021) #2 Aldama Family (Juni2021) #3 Aluna (Juni 2021) Aldama Family seri ke 5 Squel dari Suami Kedua dan Dulu...